Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 41
P. 43
BERITAINDONESIA, 05 Juli 2007 43LENTERAkebersamaan, keterbukaan, kebebasan,tolong menolong, saling hormatmenghormati, yang selalu haus akanilmu pengetahuan dan berjiwa mandiri.Bentuk dan semangat pesantren itudipadukan dengan sistem danmanajemen modern.Syaykh Abdussalam Panji Gumilangmenjelaskan bahwa landasan Al-Zaytunadalah (1) Pesantren spirit but modernsystem; dan (2) Mendidik danmembangun semata-mata hanya untukberibadah kepada Allah. Sementara,arah dan tujuannya adalahmempersiapkan peserta didik untukberakidah yang kokoh kuat terhadapAllah dan Syari’at-Nya, menyatu didalam tauhid, berakhlakul karimah,berilmu pengetahuan luas,berketerampilan tinggi yang tersimpuldalam bashthotan fil ‘ilmi wal jismi (Q.S2:247), sehingga sanggup, siap danmampu untuk hidup secara dinamis dilingkungan negara bangsanya danmasyarakat antarbangsa dengan penuhkesejahteraan dan kebahagiaan duniawimaupun ukhrawi.Adapun ciri khas Al-Zaytun adalahpenguasaan Al-Quran secara mendalam,terampil berkomunikasi menggunakanbahasa-bahasa antarbangsa yangdominan, berpendekatan ilmupengetahuan, berketerampilan teknologidan fisik, berjiwa mandiri, penuhperhatian terhadap aspek dinamikakelompok dan bangsa, berdisiplin tinggiserta berkesenian yang memadai.Arah, tujuan dan ciri khas tersebutdikemas dalam visi dan misi perbaikankualitas pendidikan umat yangtersimpul dalam motto: Al-Zaytun PusatPendidikan dan Pengembangan BudayaToleransi serta Pengembangan BudayaPerdamaian.Saat Kegalauan ReformasiPembangunan gedung dan penataanlahan dimulai pada tahun 1996. Saat itusuasana Indonesia relatif tenang.Kegiatan ekonomi berjalan sedemikianrupa yang memberi harapan akankeberlanjutan pembangunan demikesejahteran rakyat. Pemerintahberkeyakinan bahwa pondasi ekonomiIndonesia cukup kuat didukungcadangan devisa yang cukup dan lajupertumbuhan ekonomi cukup tinggi.Namun sekitar bulan Juli 1997 di luardugaan tiba-tiba nilai tukar rupiahmerosot tajam, diduga oleh ulah paraspekulan asing yang ingin merusakketenteraman Indonesia dan kawasanAsia Tenggara. Mula-mula mata uangbath Thailand yang diserang. KemudianIndonesia dan Malaysia. Malaysia relatifmampu menahan ulah para spekulanasing itu. Beda dengan Indonesia yanglangsung panik. Para pemilik uanglangsung merebut dolar, menukarrupiah ke dolar bahkan tidak sedikitpejabat dan pengusaha melarikanuangnya ke luar negeri.Rakyat kecil pun jadi ikut panik,puluhan bank terkena rush dan collaps.IMF pun memberi nasihat yang salah,beberapa bank itu justru ditutup.Sebagian besar lainnya diberi bantuanlikuiditas Bank Indonesia, yangkemudian terkenal dengan BLBI yangternyata menambah beban berat bagibangsa ini. Para pedagang dalam negerijuga menggunakan kesempatanberspekulasi, pasokan barangkebutuhan pokok ke pasar merosottajam. Sampai-sampai beras pun sulitdidapat. Nilai tukar rupiah terhadapdolar makin merosot dari Rp 2.400sampai sempat mencapai Rp 17.000 per1 US dolar. Rakyat bertambah panik.Mahasiswa pun bangkit melakukandemonstrasi di sana-sini, menuntutreformasi total.Dalam suasana itu, entah untukkepentingan apa, empat mahasiswaUniversitas Trisakti ditembak mati pada12 Mei 1998. Disusul malapetaka yangmembuat malu bangsa ini sebagaibangsa beradab, terjadi kerusuhan 13-14-15 Mei 1998. Jakarta dibakar dandijarah. Sasaran utamanya adalah warganonpribumi. Ketika itu, PresidenSoeharto tengah berada di Kairo,menghadiri KTT Non Blok. Presiden Soeharto akhirnyamenyatakan diri mengundurkan diripada tanggal 21 Juni 1998 danmenyerahkan jabatan Presiden kepadaWakil Presiden BJ Habibie sebagaimanadiamanatkan konstitusi. Bukannyasituasi langsung membaik, tapi malahtiada hari tanpa demonstrasi.Di tengah puncak kegalauan situasidan ketidakpercayaan masyarakat yangtinggi pada awal reformasi itu, YPIjustru harus menggerakkan agen(koordinator) untuk menyosialisasikanpesantren yang akan didirikan YPI itu keseluruh penjuru negeri dan ke negerijiran Malaysia. Sebab direncanakan satutahun lagi pembelajaran sudah harusdimulai. Tentu harus ada santri.Bisa dibayangkan betapa sulitnyamenyosialisasikan sebuah lembagapendidikan yang belum resmi berdiri ditengah suasana bangsa yang demikiangalau. Namun para pendiri danpengurus YPI, khususnya parakoordinator yang ditunjuk di berbagaiwilayah, memiliki semangat juang yangtinggi. Semangat juang yang bangkitkarena keyakinan atas misi dan tujuanmulia yang mereka usung. Mereka sadarbahwa memulai sesuatu pekerjaan besardalam suasana bagaimana pun pastilahsulit. Bak petuah orang Inggris: All thebeginnings is difficult. Bahwa memanguntuk memulai sesuatu pasti awalnyasangatlah sulit.Mereka mengalami banyak tantangansekaligus peluang, suka dan duka saatpertama kali mereka harusmemperkenalkan lembaga pendidikanterpadu ini. Terutama menghadapisituasi lima bulan menjelang PemilihanUmum (Pemilu) akhir Mei 1999.Hampir di seluruh sudut negerimengalami euforia reformasi yangbegitu dahsyat. Sentimen rasakedaerahan muncul di mana-manabahkan ada sebagian anak bangsa yangingin melepaskan diri dari NegaraKesatuan Republik Indonesia. Terjadi