Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 42
P. 32
32 BERITAINDONESIA, 19 Juli 2007BERITA NASIONALNarkoba Menyebarke Penjuru NegeriNarkoba telah menyebar ke seluruh negeri.Upaya pencegahan, rehabilitasi, danpenegakan hukum wajib bersinergi.Pengedar harus dijerat sanksi hukumanberat. Warga pun perlu membentengi diri.ncaman bahayapenyalahgunaannarkotika danobat-obatan terlarang (narkoba) kini sudahberada pada tingkat yangmengkhawatirkan. Kalau diibaratkan penyakit, peredarannarkoba sudah mewabah keseluruh penjuru negeri. Bolehdi bilang hampir semua daerahdi Indonesia terdapat pengedar dan pengguna narkoba.Sasarannya mencakup semua golongan dan lapisan masyarakat. Tidak peduli apakahitu murid SD, remaja atau orang dewasa. Juga tidak memandang orang kaya, miskin,terpelajar atau bodoh. Merekayang sempat terperosok dalampenyalahgunaan narkobaumumnya sulit melepaskandiri dari ketergantungan padabarang haram ini.Merajalelanya peredarannarkoba terkuak pada peringatan Hari Anti Narkoba seDunia, 26 Juni 2007 lalu. DiLampung misalnya, sejak2006 hingga Juni 2007 berhasil disita 2,89 ton ganja kering yang kemudian dimusnahkan berikut ribuan butir pilekstasi, 54,9 gram putau, 68,1gram sabu-sabu dan 31 ribubotol minuman keras.Di Riau, seperti diungkapkan Ketua Badan NarkotikaProvinsi (BNP) Wan Abubakar, berhasil dibongkarpabrik ekstasi berkapasitas 10ribu butir. Kasus ini mengindikasikan Riau sebagai produsen narkoba terbesar dikawasan Sumatera. “Selain itu,selama tahun 2007 kasus narkoba di Riau cukup tinggi, yakni mencapai 144 kasus,” kataWan Abubakar seperti dikutipMedia Indonesia (27/6).Yang tidak kalah memprihatinkan adalah penyebarannarkoba di Kalimantan Tengah. Seperti dinyatakan Kepala Harian BNP KaltengKombes Pol. Sadino Budi Nugroho, penyebaran narkoba diprovinsi itu nyaris melanda 14kabupaten dan kota. Sadinomemperkirakan, sedikitnya3.580 orang warga Kaltengmenggunakan narkoba. Peredaran barang haram itu diindikasikan terbanyak di kotaPalangkaraya, mencapai 41kasus.Di kota Megapolitan Jakarta, Wagub DKI Jakarta FauziBowo yang juga Kepala BNPDKI Jakarta, bahkan menyatakan, tidak ada tempat yangbebas narkoba. Ini artinya,Jakarta telah menjadi tempatyang subur bagi peredaran danpemakaian narkoba.Pernyataan Fauzi ini didukung kenyataan adanya peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam rumahtahanan (rutan) maupun lembaga pemasyarakatan (lapas).Menurut Kanit II NarkobaMabes Polri Kombes Pol. Siswandi, hal itu bisa terjadikarena mudahnya napi mengakses ponsel yang menjadisarana komunikasi.Sejumlah pabrik narkobaberhasil dibongkar kepolisiandi beberapa daerah seperti diBanten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Riau. Sebagian besarpabrik itu dikendalikan olehkartel antarnegara. Hal tersebut mengindikasikan bahwaIndonesia bukan lagi sebagaidaerah transit tetapi sudahmenjadi produsen narkobadengan sasaran distribusi internasional.Selain melakukan penyuluhan ke masyarakat tentang bahaya narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelarjurus baru berupa operasi rutin dengan target daerah merah (kawasan jual-beli) untukdijadikan kawasan hijau (wilayah bebas narkoba). Ini merupakan langkah untuk meminimalkan atau membendung penyalahgunaan narkoba yang tidak mengenal waktu,lokasi dan korbannya.Brigjen Pol Indradi Tanos,Kepala Represif BNN yangjuga Direktur Narkotika Bareskrim Mabes Polri sepertidikutip Suara Pembaruan(26/6), menyebutkan beberapa lokasi merah di Jakartatelah dirazia secara bertahapselama dua tahun terakhir(2006-2007). Yakni KampungTangki, Roxy, Kampung Ambon, Cawang, Menteng Tenggulun, Kalipasir, Kalibaru danKampung Boncos.Sejumlah jalur masuk narkoba juga diperketat pengawasannya seperti di TelukNaga, Tangerang dan Kepulauan Seribu. Daerah-daerah tersebut kerap dijadikandaerah bongkar muat.BNP DKI dan Polda MetroAData BNN menyebutkan sedikitnya 1,5 persen atau sekitar 3,2 juta jiwa penduduk Indonesia menjadi penggunanarkotika.foto: repro gatra

