Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 46
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 20 September 2007LenteraL ENTERA40Menurutnya,sebagai satubangsa Indonesia,kejayaan kitajustru ada dikebhinekaan.cara solidaritas menjadi, InternationalSolidarity. Tatanan hidup, setting-nyamenjadi International Setting. Itulahmenurutnya yang dinamakan denganhidup global atau globalisasi, yaknikekuatan nasional namun mampumengakses kehidupan antarbangsa.Menurutnya, cita-cita seperti itu bukandia rangkum sendiri, tetapi bersamasama dengan sahabat-sahabatnya.Sebelum mereka mendirikan pesantrenmodern ini, dia lebih dulu masuk kedalam berbagai lembaga pendidikan yangada di Indonesia maupun di luar,berkelana untuk melihat, studi bandingdan sebagainya.Dalam proses pendidikannya, AlZaytun sengaja mengekspos sebuahlaboratorium alam untuk ditanamkan kebenak anak-anak didiknya. Inidilakukan agar nanti para santriberinovasi. Misalnya, bila dieksposperahu, maka akan timbul dalampikiran mereka, dulu kami buat sendiriitu yang namanya perahu, kenapasekarang harus beli? Akhirnya merekaakan buat sendiri sebab ilmu ada,pengalamannya juga ada. Hal tersebutterbersit dalam pikiran Syaykh karenamengenang masa kecilnya yang pernahdiekspos oleh orang tuanya menjadiguru pemberantasan buta hurufsehingga membuatnya berinovasisepanjang hidup.Sedangkan globalisasi 2020 yangmenjadi sangat hangat diperbincangkanbelakangan ini, bagi Al-Zaytun hanyalahsuatu fase langkah, artinya, tahun 2020itu dipersiapkan sedemikian rupa menujutahun-tahun berikutnya, karena tahun,bukan hanya 2020 saja. Jadi 2020,menurutnya, hanyalah satu langkahmenuju langkah berikutnya, step by step.Begitu banyak orang yang kagum akankeberhasilan yang dicapai Al-Zaytun,namun Syaykh yang merupakanperencana awal pendirian kampus inirupanya memegang filosofi ilmu padi,‘semakin berisi semakin menunduk’.Dengan merendah diakuinya, bahwasampai sekarang, dia belum merasasukses.Sebab sukses itu, menurutnya, masihada di depan sedangkan yang diperolehkini hanyalah untuk yang kemarin danhari ini. Apa yang dilakukan sekarangmasih merupakan langkah awal dalammeraih sukses itu. Jadi pendidikan,menurutnya, haruslah punya jiwainovatif. Tidak boleh mengatakan cukup,tidak boleh mengatakan sudah sukses.Menanggapi pernyataan betapaspektakulernya pembangunan yangdilakukan Al-Zaytun, dia hanyamengatakan, “Kalau sudah ditarikrodanya, kereta itu akan berjalandengan sendirinya.” Diibaratkannya,kalau ban mobil itu sudah berjalan,justru harus pandai menyetirnya. Jadisudah tidak ada yang berat lagi. Makadalam menyetir Al-Zaytun ini, diamengaku bahwa itu dilakukan bersamadengan sahabat-sahabatnya. “Sekaliwaktu kita berhenti di pokok-pokokyang rindang, sekali waktu kita berhentidi padang yang terang,” ucapnya.Sedangkan mengenai tantangan yangdihadapi selama ini, dia hanyamengatakan bahwa hidup tanpatantangan, tidak akan menemukanmanisnya hidup. Menurutnya,tantangan hidup adalah ciri bahwa kitadiberi kesempatan untuk mengatasinya.Memang, sesuatu yang tidakdimengerti jika masih ada yang merasacuriga dengan kehadiran Al-Zaytun,sebab menurut apa yang dilihat dandialami dan diterima oleh penulis sendiriapa yang dicurigai oleh sebagian orang itusangat jauh dari kenyataan yang ada.Bahkan dalam suatu pembicaraan,ketika kami mengatakan bahwa kamiberbeda aliran dengan Syaykh sendiri,dia malah mengatakan bahwa tidak adaperbedaan, “Selaku ciptaan Tuhan kitaini semua sama, paling tidak sama-samasatu bangsa Indonesia.” Menurutnya,sebagai satu bangsa Indonesia, berartisudah punya keyakinan, satu nusa, satubangsa, satu bahasa. Dan kejayaan kitaini justru ada di kebhinekaan tersebut.Ini yang harus kita syukuri.Satu kiat dari Syaykh dalammengatasi berbagai tantangan itu adalahdengan terus bergerak, bergerak maju,membangun, menata, mendidik.Tantangan itu menurutnya harus diatasidengan cara demikian. Dan harusditampilkan dengan sesuatu yang lebihbaik. Dengan begitu tantangan itu justruakan memberikan satu nilai.Termasuk berbagai pemberitaan danSyaykh Panji Gumilang membagikan kebijaksanaan alam kepada penulis.