Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 46
P. 34
34 BERITAINDONESIA, 20 September 2007 L ENTERA34Oleh Ch Robin SimanullangPemred Tokoh IndonesiaBAGIAN TUJUHPada bagian ketujuhkilas balik Al-Zaytun (29Agustus 1989-29Agustus 2007), kamimenyajikan sosok danvisi Syaykh DrAbdussalam RasyidiPanji Gumilang selakutokoh pendiri sekaliguspersonifikasi Ma’had AlZaytun. Dia adalahseorang tokohpendidikan (pembawa)budaya toleransi danperdamaian. Ketua IkatanAlumni Institut AgamaIslam Negeri (UniversitasIslam Negeri) SyarifHidayatullah, Ciputat, inimemiliki wawasankebangsaan dalamkeberagaman yangmenembus sekat agama,suku dan golongan,bahkan sekat bangsadan negara. Dia seoranginovator pendidikanvisioner yang menatapdan menjemput jauh kedepan menembus abaddan milenium.Berpengetahuan luas,berwibawa, tegas,kebapakan, cerdas, sertamemiliki sifat dan sikaplainnya yang layakdimiliki oleh seorangpemimpin dan pendidikpembawa damai dantoleransi.Syaykh Al-ZaytunTokoh PembDamai dan ToleAlumni Ponpes Gontor inisungguh seorang peloporpendidikan terpadu (sebuahparadigma baru pendidikan).Sehingga atas jasanya melakukanperubahan besar dalam transformasikependidikan di Indonesia, puterabangsa kelahiran Gresik, 30 Juli 1946,itu telah dianugerahi gelar DoktorHonoris Causa bidang Management,Education and Human Resources olehIMCA (International ManagementCentres Association)-Revans University,sebuah universitas action learning yangberbasis di Buckingham, Inggris danAmerika Serikat. Dia dinilai telah suksesmewujudkan ide baru dalam sebuahparadigma baru pendidikan Islammelalui Kampus Al-Zaytun.Menurut Regional Director andAssociate Professor IMCA, Antony Hii,Syaykh Panji Gumilang adalah seoranginovator pendidikan yang senantiasasungguh-sungguh belajar sambilmengambil aksi agung dalamrancangannya. “Tak ada kata tak bisa.He is a man with great of actionlearning,” puji Dr. Antony Hii, lalumenyebut serangkaian partisipasiSyaykh Al-Zaytun di bidang pendidikandan manajemen sumber daya manusia,seperti sebagai anggota KomisarisAkademi Arab di Kairo, sebagai anggotaOrganisasi Asosiasi Perdamaian Taiwan,Ketua Ikatan Alumni Universitas IslamNegeri (UIN) Jakarta dan KetuaMasyarakat Ekonomi PesantrenIndonesia.Pembawa Damai dan ToleransiSyaykh Al-Zaytun ini adalah seorangberiman pembawa damai dan toleransi.Di pondok pesantren modern ini, diatelah mengembangkan budaya toleransidan perdamaian. Bukan hanya dalamteori, wacana atau slogan, tetapi dalamaplikasi dan keteladanan. Sebagaipemangku pendidikan pesantren, diaselalu menunjukkan keteladanan dalammembimbing santrinya untuk membinapersaudaraan dengan siapa pun tanpamembedakan asal-usul dan agamanya.Tidak banyak, bahkan mungkin belumada, pemimpin pondok pesantren yangsecara khusus mencetak kartu ucapanSelamat Natal untuk dikirimkan kepadapara pendeta dan pimpinan gereja, baikyang sudah dikenal maupun belumdikenalnya. Bahkan sebaliknya, justruada ulama yang mengharamkannya.Sejak ia masih belajar di PondokPesantren Modern Gontor, sudahmengimpikan berprofesi sebagai guruyang tanpa kekerasan. Dia tidak sukakekerasan. Dia ingin Indonesiamemasuki zona damai dan demokrasi.Dalam perjuangan yang panjang takkenal lelah, pada usia memasuki limapuluhan tahun, lulusan Institut AgamaIslam Negeri Syarif Hidayatullah,Jakarta, ini berhasil mewujudkanimpiannya membangun sebuah lembagapendidikan pesantren spirit but modernsystem.Yakni, Kampus Al-Zaytun yangbermotto: Pusat Pendidikan danPengembangan Budaya Toleransi danBudaya Perdamaian. Sebuah motto yangmerupakan padanan dari visi dan obsesidirinya sendiri bersama sahabatsahabatnya. Dia punya visi untukmemancarkan persaudaraan, toleransidan perdamaian dari Al-Zaytun keseantero Indonesia Raya bahkan keseluruh penjuru dunia.Patutlah para sahabatnya, termasuksahabat yang nonmuslim, menyebutnyaseorang tokoh pembawa damai dantoleransi. Pendeta Rudolf AndreasTendean, yang memimpin rombonganKeluarga Besar Gereja ProtestanIndonesia Bagian Barat (GPIB)Koinonia, Jakarta, berkunjung keKampus Al-Zaytun (31/07/2004),