Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 46
P. 33
BERITAINDONESIA, 20 September 2007 33Konversi Minyak TanahTetap BerlanjutSetelah dikritisi oleh berbagai media massasebab sarat kontroversi, program konversiminyak tanah ke gas elpiji akhirnya tetapdilanjutkan oleh pemerintah. Penegasan inimuncul setelah dilakukan sejumlahperbaikan dan penyesuaian program.enegasan kelangsungan programkonversi minyak tanah disampaikanlangsung oleh Wakil PresidenJusuf Kalla ke pimpinan berbagai media massa nasional,yang berkumpul di rumahdinas Wapres di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat,Selasa (28/8) malam. Wapresmenyebutkan, keuntunganjangka panjang program konversi akan sangat signifikanuntuk memperbaiki kesejahteraan rakyat. “Yang protes itupasti yang dirugikan oleh program ini, ya pihak pengoplosminyak tanah. Jadi mereka ituyang protes,” kata Wapres.Berbagai kendala dan kontroversi yang sempat mengiringipelaksanaan program, menurutKalla adalah dinamika yangbersifat sementara saja. “Kamitetap terima kritik, soal distribusi minyak tanah akan terusdiperbaiki,” ucapnya.Menurut Kalla secara ekonomi program konversi akanmenghasilkan keuntungan Rp20-30 triliun per tahun, daripengurangan beban subsidiminyak tanah yang berhasildihemat. Penghematan selanjutnya dapat dimanfaatkanuntuk berbagai keperluan seperti pembiayaan kesehatanmasyarakat, pembangunaninfrastruktur dan sebagainya.Sebelum pernyataan Wapres,Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada Minggu (26/8)sudah pula memastikan pemerintah akan mengevaluasi secara menyeluruh programkonversi minyak tanah ke elpiji, menyusul kelangkaan minyak tanah sebagai dampakpelaksanaan konversi.Kata Purnomo, pihaknyaakan belajar dari suksesnya pelaksanaan proyek konversiyang dilakukan PT (Persero)Pertamina di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat. Belajardari program konversi Kemayoran yang sudah berlangsungenam bulan terakhir, kataPurnomo, terbukti warga setempat mengaku bisa menghemat uang sekitar Rp 6.000,setiap 10 hari.Kepada Samsuri dari BeritaIndonesia, Deputi DirekturPemasaran Pertamina HanungBudya mencontohkan pulabagaimana keberhasilan konversi minyak tanah terjadi diwilayah Kemayoran, CempakaBaru, dan Cempaka Putih Jakarta Pusat. Kata Hanung, dariujicoba yang berlangsung setahun terakhir berdasarkansurvei diketahui bahwa 99 persen masyarakat pengguna gaselpiji hasil konversi tidak maulagi kembali ke penggunaanminyak tanah.Peran Besar PertaminaHanung Budya memaparkan, berdasarkan pembagiantugas dari pemerintah awalnyaPertamina hanya bertugasmenyiapkan tabung gas ukuran 3 kg. Lalu instansi lain seperti Departemen Perindustrian menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk tabung dan kompor gas. Lalu Departemen Koperasi dan UKMmencacah dan membagi kompor dan tabung gas gratis. Sementara Kementerian Pemberdayaan Perempuan melaksanakan sosialisasi programkonversi.Akan tetapi dalam perjalanannya beberapa instansidimaksud mengalami kesulitan menjalankan tugas, terutama ketika berhadapan dengananggaran APBN 2007 yangtidak mencukupi. Karena itudiambillah jalan tengah olehWakil Presiden Jusuf Kalla,yang memutuskan supaya Pertamina menalangi pembiayaanlebih dulu.Perintah Wapres itulah selanjutnya membuat Pertaminamengalami perluasan peran.Semua tugas konversi minyaktanah nyaris dibebankan kepada Pertamina. Mulai pengadaan kompor dan tabung gashingga sosialisasi dan sebagainya.Karena itu, Hanung Budyamenyebutkan program konversi sebagai sebuah pekejaanberat dan besar yang dibebankan kepada Pertamina. Program ini berskala nasional dandalam jumlah yang besar sertawaktu yang relatif pendek, darisemula enam tahun dipercepatmenjadi empat tahun saja.“Kita berharap program inibisa selesai empat tahun atausampai tahun 2011. Dari perhitungan, untuk memenuhikebutuhan secara nasionaldibutuhkan 56 sampai 58 jutagas elpiji,” kata Hanung.Hanung menyebutkan konsumen pengguna minyak tanah di wilayah Jabodetabeksaja sangat besar sebanyak 2,7juta Kepala Keluarga (KK),dari total terget nasional yangmencapai 6 juta KK. Khusus didaerah Jabodetabek sosialisasikonversi dimulai sejak 8 Mei2007 dan berlangsung secarasistematis. Sebelum kompordan tabung gas elpiji dibagikanmasyarakat dicacah dulu, didata dari aspek persyaratandan administrasi. Termasukperagaan bagaimana cara pemakaian kompor gas. Pertamina bahkan sudah membentuk tim sosialisasi secara lebihlengkap.Hanung berharap masyarakat yang sudah mendapatkangratis kompor dan tabung gaselpiji tidak menjual barangnyahingga subsidi minyak tanahsecara total dicabut. Sebab pada saat itu harga minyak tanahsudah dapat disesuaikan mengikuti mekanisme pasar, ataudikenakan tarif non subsidi. Diwilayah yang sudah mendapatkan jatah gratis kompor dantabung gas elpiji tentu menjaditidak elok apabila masih terdapat dua barang yang disubsidi dan dengan tujuan yangsama pula yakni sebagai bahanbakar. Hanung menyebutnyasebagai duplikasi.Berbagai masalah yang sempat muncul di lapangan, itu taklebih dari gejolak perubahanyang biasa terjadi pada awalawal pelaksanaan. “Kita berharap semakin tinggi kesadaran masyarakat untukmenggunakan gas elpiji,” kataIfki Sukarya, Manajer UmumHubungan Masyarakat Pertamina. RIPBERITA EKONOMIDeputi Direktur Pemasaran Pertamina Hanung Budya.foto: berindo samsuri