Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 46
P. 36
36 BERITAINDONESIA, 20 September 2007 L ENTERALentera36Syaykh PanjiGumilangmengatakankehidupan yangtoleran justruakan menguatkanprinsip hidup(keagamaan) yangkita yakini.yang disertai ketundukan itu,merupakan fitrah (naluri) yang dimilikioleh setiap manusia. Kendati demikian,manusia tetap memerlukan adanyapemberi peringatan agar tidakmenyeleweng dari fitrahnya, merekaadalah para nabi dan rasul,” ujar SyaykhPanji Gumilang.Dia menjelaskan, perasaan tundukkepada Yang Maha Tinggi, yang disebutiman, atau itikad, yang kemudianberdampak pada adanya rasa suka(rughbah), takut (ru’bah), hormat(ta’dzim) dan lain-lain, itulah unsurdasar al-din (agama). Al-din (agama)adalah aturan-aturan atau tatacarahidup manusia yang dipercayainyabersumber dari Yang Maha Kuasa untukkebahagiaan di dunia dan di akhirat.Menurutnya, berbagai agama telahlahir di dunia ini dan membentuk suatusyariat (aturan) yang mengaturkehidupan manusia, yang termaktub didalam kitab-kitab suci, baik agamasamawi (yang bersumber dari wahyuIlahi) maupun yang terdapat dalamagama ardli (budaya) yang bersumberdari pemikiran manusia. Semua agamaagama, baik samawi maupun ardli,memiliki fungsi dalam kehidupanmanusia. Berbagai fungsi tersebutadalah: (i) menunjukkan manusiakepada kebenaran sejati; (ii) menunjukimanusia kepada kebahagiaan hakiki;dan (iii) mengatur kehidupan manusiadalam kehidupan bersama.Dari hakikat dan fungsi agama sepertiyang disebutkan itu, kata Syaykh yangtetap setia kepada isteri satu-satunyaKhotimah Rahayu, maka pemelukagama-agama yang ada di dunia ini,telah memiliki strategi, metode danteknik pelaksanaannya masing-masing,yang sudah barang tentu dan sangatboleh jadi terdapat berbagai perbedaanantara satu dengan lainnya. Karenanya,dia mengingatkan, sebagaimanadipesankan dengan sangat oleh SangPencipta agama, kiranya umat manusiatidak terjebak dalam perpecahan tatkalamenjalankan agama masing-masing,apalagi perpecahan itu justrubermotivasikan keagamaan.Berkaitan dengan hal ini, padakesempatan lain kepada WartawanTokoh Indonesia, Syaykh PanjiGumilang mengatakan berinteraksidengan jiwa toleran dalam setiap bentukaktivitas, tidak harus membuang prinsiphidup (beragama) yang kita yakini.Menurutnya, kehidupan yang toleranjustru akan menguatkan prinsip hidup(keagamaan) yang kita yakini.“Segalanya menjadi jelas dan tegastatkala kita meletakkan sikap mengertidan memahami terhadap apapun yangnyata berbeda dengan prinsip yang kitayakini. Kita bebas dengan keyakinankita, sedangkan pihak yang berbeda(yang memusuhi sekalipun) kitabebaskan terhadap sikap dankeyakinannya,” ujarnya.Dia pun mengutip dialog disertaideklarasi tegas dan sikap toleran yangtelah dicontohkan oleh Rasulullahdalam Q.S. 109: “Wahai orang yangberbeda prinsip (yang menentang). Akutidak akan mengabdi kepada apa yangmenjadi pengabdianmu. Dan kamujuga tidak harus mengabdi kepada apayang menjadi pengabdianku. Dansekali-kali aku tidak akan menjadipengabdi pengabdianmu. Juga kamutidak mungkin mengabdi dipengabdianku. Agamamu untukmu.Dan agamaku untukku.”Syaykh menjelaskan, sikap toleranmembuahkan kemampuan yang sangatsignifikan dalam menetapkan pilihanyang terbaik. Mampu mendengarberbagai ungkapan dan menyaring yangterbaik dari semua itu.Sikap toleran, jelasnya, jugamelahirkan kemampuan mengubahperilaku individu (self correction)terhadap pola yang selama itudilakukan, yang tak berdaya mengubahmasyarakat tradisional, tertutup danrepresif, sehingga tujuan yang dicitacitakan dapat dicapai. “Toleran, tidakmenciptakan individu yang wangkeng,yang tidak mau mengubah perilakunya,walau tujuannya tidak tercapai. Secaraapologi bersikap dan mengatakan bahwatujuan itu tidak tercapai karena belumwaktunya, atau nasibnya memangdemikian dan tidak mau mengubahdiri,” kata Syaykh dengan mantap. SikapSyaykh Panji Gumilang bersama isteri, Khotimah Rahayu.