Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 46
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, 20 September 2007 39LENTERArintangannya untuk menuntut ilmu takpernah menjadi hal yang membuathatinya kecut. Ada tekad dan cita-citayang membentang dalam dirinya dandiyakini, kelak bisa menjelmakannyadalam sebuah kenyataan. Sesuai denganjanjinya, di Jakarta dia terus membinapersahabatan dan senantiasa akrabdengan masyarakat lingkungannya.Di sinilah dia mengasah diri,mengasah kecerdasan intelektualnya,mengasah kecerdasan relijiusnya, danmengasah kecerdasan emosionalnya.Bahkan secara khusus, di institut inilahdia mengasah cita-citanya sebagaipendidik.Di sini dia mematangkan diri sebagaipendidik. Mendidik telah menjadibagian dari hidupnya. Dalammembangun kehidupan manusia,baginya pendidikanlah yang terutamadan harus diutamakan. Maka hampirtidak ada waktunya yang terlewat selaindari belajar, mendidik dan mendidik.“Hingga hari ini saya adalah seorangguru,” katanya bangga. Sampai akhirhayat dia akan terus mendidik.Bayangkan, ketika kuliah di IAIN itu,dia membuat sekolah di Rempoa. Waktuitu dinamakan Darussalam. Bukanhanya itu, dia pun mengajar dimadrasah dan sekolah lain yangberdekatan dengan madrasah yangdidirikannya itu. Malamnya mengajar,paginya sekolah.Selama di IAIN, dia pun mulai seringberkumpul dengan kawan-kawan danmulai merencanakan mendirikan suatulembaga pendidikan yang bisa mewakilikemajuan Indonesia. Keinginan itusemakin kuat tapi tak pernah kunjungterwujud. Namun walaupun begitu, diaterus berpikir, bergerak dan berkarya.Dalam upayanya itu, dia pernahmembuat gambar dan lain sebagainya,perihal gagasan dan rencana mendirikanlembaga pendidikan terpadu itu.Gambar itu kemudian ditawarkan padakawan-kawannya. Namun kawankawannya tidak begitu percaya, bahkanmenganggap idenya itu suatu ide yangtidak masuk akal. “Ah…kamu ini gila,bagaimana kita bisa membuat sepertiini,” begitulah kadang sambutankawannya ketika itu.Namun ia tetap yakin, “Oh…bisa kalaukita buat, kalau nggak kita buat,memang nggak bisa,” katanya menjawabtemannya. “Kapan?” tanya kawannyalagi. “Jangan tanya kapan, tapi mau apatidak?” jawabnya lagi pada kawannya.Akhirnya, kesabaran dan upayanyameyakinkan kawan-kawan itu berhasiljuga. Mereka pun banyak yangmenerima ide, visi dan misi mendirikanlembaga pendidikan yang ‘pesantrenspirit but modern system’ dan bermottopusat pendidikan dan pengembanganbudaya toleransi dan perdamaian.Kemudian dia bersama sahabatsahabatnya mulai mencari lokasi keseluruh Indonesia, sampai ke Lampungdan Kalimantan. Walaupun menemukantempat yang luas namun susah untukdibangun. Maka ketika dia menemukanlokasi di Mekarjaya, Indramayu,menurutnya sama seperti menerkakelahiran sendiri, tidak tahu akan lahirkapan dan di mana.Al-Zaytun, International SettingKampus Al-Zaytun yang dimulai padatanggal 13 Agustus 1996 merupakanusaha unggulan Yayasan PesantrenIndonesia. Lembaga pendidikan yangdiresmikan oleh Presiden BJ Habibie 27Agustus 1999 ini mempunyai landasansemangat pesantren yaitu kemandirianatau enterpreneurship namundipadukan sistem modern. Pesantrenspirit but modern system.Prinsip dan spiritnya adalah mendidikdan membangun secara mandirisemata-mata untuk beribadah kepadaAllah. Sementara, nilai-nilai moderndimaksud adalah yang berazas kepadaciri-ciri modern itu yakni: pertama,bergerak berdasar ilmu; kedua, program oriented; ketiga, kenal prosedur;keempat, mempunyai organisasi yangtegas dan kuat; kelima, mempunyai etoskerja yang tinggi dan mempunyaidisiplin yang ketat dan tegas.Tujuannya membuat lembagapendidikan ini, tidak lain inginmencerdaskan bangsa, supaya bangsaini dan semua warganya menjadi cerdas,menjadi bangsa yang bajik dan bijak.Bajik dan bijak dalam arti bangsa yangsuka terhadap kebenaran, juga bangsayang mampu menghormati orang lain,bangsa yang sanggup secara mendalammenghormati apa yang dinamakankemanusiaan.Al-Zaytun juga diharapkan bisamenghasilkan putra-putri bangsa yangsanggup menguasai science & technology dengan segala perkembangannya.Dan yang paling inti yakni sebagai wargabangsa, putra-putri bangsa itu mampuhidup di dalam negara ini dengan penuhtanggung jawab dan mampumenciptakan kestabilan dankeselamatan negara. Juga sangguphidup dalam tatanan antarbangsa yanghidup dalam peradaban yang sempurna.“Nah, itu cita-citanya. Jadi tidak terlalujauh. Kalau dalam bahasa Alquran-nyadisebut dengan basthotan fil ‘ilmi waljismi,” katanya.Dengan demikian, Al-Zaytundiharapkan akan mempersiapkanmanusia yang menjadi dirinya sendiri dimasanya nanti dengan persiapan cerdasberpikir menyangkut pada intelektual,emosional dan spiritual. Generasi yangpunya bajik dan bijak yaitu bisamemosisikan dirinya pada kondisiapapun, menguasai sains teknologi,cinta negara yang bertanggung jawabdan mampu hidup setara denganbangsa-bangsa lain dalam zonademokrasi, toleransi dan damai.Itulah yang hendak dibekalkan padasetiap santri sehingga santri itu nantiakan berinovasi pada zamannya. “Jaditidak perlu terlalu diurai, karena ituterlalu retorik. Jadi intinya punya selfesteem yang tinggi,” katanyamenambahkan. Hal itu menurutnya,juga merupakan cita-cita seluruh bangsadi dunia.Dengan demikian nantinya semuabangsa akan bertemu. Itulah yangdinamakan International Setting. Ituterjadi karena cita-cita seperti itumerupakan cita-cita pendidikaninternasional. Nanti cara berpikirmenjadi, International Thinking, danSyaykh Panji Gumilang menghadiri acara wisuda para santrinya.
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43