Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 48
P. 20
20 BERITAINDONESIA, 25 Oktober 2007BERITA UTAMATradisi MudikSilaturahmiuasa Ramadhan baru saja berjalan beberapa hari. TapiRochman (45) sudah sibuk mencari karcis kereta api untuk pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah bersama kedua anak danisterinya. Sejumlah barangyang akan dibawa juga sudahdimasukkan ke dalam kardus.Diikat rapi dengan tali rafia.Ikut pula dimasukkan dalamkardus itu kain sarung danbaju koko baru untuk bapaknya. Sementara untuk ibu mertuanya tak lupa dia membelikan mukena.Bagi Rochman sekeluargayang tinggal di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pulang ke kampung halaman menjelang Idul Fitrisudah menjadi tradisi. Walaupun ekonominya pas-pasan,pegawai swasta ini tetap bertekad untuk bisa pulang kampung bersilaturahmi denganorang tua dan sanak saudara.Seperti tahun-tahun sebelumnya, dia pun mengaku relaberdesak-desakan saat mengantri karcis, maupun dalamperjalanan di atas kereta apinanti.Rochman hanyalah salahsatu dari jutaan orang yangakan mudik berlebaran tahun2007 ini. Sebab tradisi mudikjuga dilakukan oleh wargamasyarakat lainnya, apakahitu dari kalangan bawah, menengah ataupun kalangan atas.Boleh dibilang tradisi mudikkini sudah mencakup semualapisan masyarakat. Merekapulang kampung denganmenggunakan berbagai modaangkutan, mulai dari keretaapi, bus, kendaraan pribadi,sepeda motor, kapal laut danpesawat terbang.Kebiasaan atau tradisi mudik sekarang ini juga tidak lagihanya terbatas dilakukan olehmasyarakat suku Jawa. Tapisudah menjadi kebiasaanbangsa Indonesia secaraumum. Bahkan, secara konvensional disepakati bahwamudik adalah saat paling tepatuntuk berkumpulnya seluruhanggota keluarga. Mereka mudik dari Jakarta dan kota-kotabesar lainnya ke kampunghalaman masing-masing. Baikitu di Jawa, Sumatera, Kalimantan ataupun pulau-pulaulainnya.Untuk sebagian orang, mudik barangkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak rasional. Bayangkan, untuk memperoleh tiket, orangterpaksa antri berdesak-desakan berjam-jam bahkan berhari-hari. Tiket pun dibeli diatas harga normal, apakah itulewat loket resmi ataupunmelalui calo.Tak SekadarPTradisi mudik kini tidak hanya dilakukanorang pinggiran atau orang kampung. Tapioleh semua lapisan masyarakat. Juga tidakhanya sekadar untuk silaturahmi. Mudikkini mengandung sejuta makna.Pulang ke kampung halaman menjelang Idul Fitri sudah menjadi tradisi.Tradisi mudik tidak lagi terbatas dilakukan oleh masyarakat suku Jawa. foto: kompas.com