Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 48
P. 21
BERITAINDONESIA, 25 Oktober 2007 21BERITA UTAMADi perjalanan, para pemudikterjebak dalam kemacetanberjam-jam. Kecelakaan lalulintas juga senantiasa mengintai. Tapi toh semua itu dijalani demi memenuhi tradisimudik. Sementara merekayang mampu secara ekonomi,bisa mudik dengan membelitiket pesawat terbang ataukereta api kelas eksekutif,berapa pun harganya. Jugabisa dengan mobil pribadi ataukendaraan carteran.Bagi banyak keluarga, takada alasan untuk mengatakan“tidak” bila dihadapkan padapilihan mudik atau tidak mudik. Sesulit apapun keadaanekonomi, bisa dipastikan jutaan warga masyarakat urbandari berbagai kota akan tetapmenjalani tradisi pulang kampung.Banyak alasan untuk mematahkan penolakan, misalmudik adalah kesempatanuntuk meminta maaf kepadaorang tua pada hari yang suci,Hari Raya Idul Fitri nanti.Meski bukan mustahil dalamhati kecil mereka terselip tujuan mudik adalah sekadar untuk mempertahankan gengsi,bahkan untuk pamer.Unjuk KeberhasilanMudik di saat lebaran kinijuga tidak lagi sekadar bersilaturahmi bersama keluarga.Atau memenuhi kerinduanakan kampung halaman. Momen ini juga dimanfaatkanuntuk ‘unjuk keberhasilan’selama merantau ke kota. Takayal berbagai macam barangterkadang mereka bawa pulang ke kampung. Mulai dalambentuk perhiasan, pakaian,peralataan elektronik sampaihandphone.Sebagian warga bahkan sudah mengirimkan sepeda motor lewat perusahaan ekspedisiuntuk digunakan di kampunghalaman. Selain bisa lebihpraktis, kendaraan ini jugasebagai bentuk keberhasilanselama mereka merantau danbekerja atau berusaha di kota.Sosiolog Dr. Munandar Sulaeman berpendapat, budayapamer ini tak terelakkan. Karena keberhasilan di tanahrantau menjadi acuan bagiseseorang untuk mengikutijejak menjadi bagian darikaum urban atau tidak.Dengan kata lain, denganmemamerkan apa yang diperoleh selama merantau, akanbisa menjadi daya tarik bagiwarga lainnya untuk mengikuti jejak ikut pergi merantau.Kuatnya semangat mudik dikalangan warga masyarakatakhirnya menjadi lahan suburbagi pemasaran berbagai komoditas. Miliaran bahkan triliunan rupiah beredar terkaitkebiasaan yang sudah mentradisi ini.Bagi pengusaha angkutan,tradisi mudik ini juga menjadipeluang untuk menarik keuntungan dengan menaikkanharga tiket jauh di atas hargabiasanya. Tak peduli denganaturan pemerintah yang menetapkan adanya ambang bawah dan ambang atas bagitiket yang dijual. Tiket punharus dipesan jauh-jauh harisebelumnya jika tidak maukehabisan.Perusahaan mobil berbagaimerk bersaing menawarkanpelayanan, bank menyodorkanberbagai pelayanan kebutuhanuang, perusahaan komunikasiberusaha memanjakan pemudik dengan berbagai fasilitas yang dapat menambahgaya ber-handphone ria. Walhasil, perekonomian di berbagai daerah jadi bangkit danbergairah berkat kehadiranpara pemudik.Kebiasaan mudik yang terjadi setiap tahun membuatpemerintah harus bekerja keras untuk bisa memenuhi berbagai pelayanan publik. Baikdari segi transportasi yang bisamencukupi kebutuhan parapemudik maupun dari segikeamanannya selama dalamperjalanan. Demikian pulakeamanan selama bulan puasadan lebaran agar semuanyabisa berjalan lancar. SPWarga mengirimkan sepeda motor lewat perusahaan ekspedisi untuk digunakan di kampung halaman.foto: berindo wilsonfoto: repro media indonesia