Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, 08 November 2007 35LENTERAandangkanSyaykh juga mengemukakan berbagaipersoalan yang selama ini sepertinyatabu untuk dibicarakan secara terbuka.Namun mengerasnya sikap bertahanpada sebagian ummat, dalampandangan Syaykh, akan menjadi luruhmanakala diperhadapkan dari sudutpandang lain yang berbeda dan lebihjernih.Ajakan untuk bersatu, damai dantoleran sangatlah tidak mudahdiwujudkan di alam kebebasan yangserba menonjolkan kepentingan pribadi,individu dan kelompok dimana-mana diseluruh dunia termasuk di Indonesiaakhir-akhir ini. Termasuk dalam halpenetapan awal dan akhir bulan puasa.Karena itu Syaykh mengimpikan kelaksimbol pemersatu dunia akandiperlambangkan oleh sebuah simbolyang bentuknya bulat dan berwarnamerah putih, serta tertulis di situ namaYayasan Pesantren Indonesia. YayasanPesantren Indonesia (YPI) adalahpengelola Kampus Al-Zaytun.Secara tekstual, Syaykh sudahmemidatokan alasan ajakannya untukhidup bersatu, damai dan toleran dalamkhutbah solat Idul Fitri 1 Syawal 2428beberapa saat sebelumnya di Mesjid AlHayat, Kampus Al-Zaytun.Syaykh sangat prihatin betapa dalammenetapkan awal dan akhir bulanpuasa, ummat Islam Indonesia masihtak bisa menemukan kata sepakat.Menurut Syaykh, sebagaipenggabungan tradisi kenabian daripara nabi terdahulu, yang lalu kemudiandisyariatkan untuk dilaksanakan, Islamhanya mengenal dua saja shalat Iedyaitu Idul Fitri dan Idul Adha.Namun kemelencengan begitu nyataterjadi sekarang ini. Terdapat duahingga tiga shalat Idul Fitri, seperti yangterjadi di Padang, Sulawesi Selatan, dandi NTB-NTT. Besok-besok bisa jadijumlahnya menjadi empat atau lima danseterusnya.Peristiwa kemelencengan tersebutsudah pula yang kesekian kali terjadi diIndonesia. Syaykh mengatakan,penyebabnya ternyata sangat terkaitdengan perjalanan sejarah ummat Islamdi Indonesia yang selama berabad-abadpernah hidup di alam penjajahan.Rupanya, demikian kata Syaykh,hidup dalam penjajahan hakikatnyasama persis dengan hidup di bawahperbudakan. Mental perbudakan yangbelum bisa dilepaskan itulah “PotretUmmat Islam Bangsa Indonesia” saatini, yang menjadi penyebab utamaummat Islam Indonesia belum bisahidup bersatu, damai dan toleran.Di Mini Zeteso, giliran berbicara dihadapan ratusan orang anggotakeluarga karyawan, guru, dan eksponenAl-Zaytun yang bersilaturrahim, Syaykhmemaparkan secara kontekstual maknaajakan untuk hidup bersatu, damai dantoleran.Syaykh memulainya dengan memintaTim Kesenian Al-Zaytun yang sedangmenghibur Keluarga Besar Al-Zaytundengan mendendangkan lagu-lagurohani, untuk menyanyikan lagu “GerejaTua” ciptaan Benny Panjaitan dari gruplegendaris Panbers.“Tiga sahabat kita yangmendokumentasikan perjalanan IdulFitri di Al-Zaytun, semuanya dariNasrani. Kasih hadiah “Gereja Tua”.Bisa? Ah, bagus, hadiahnya palingbagus,” ucap Syaykh, merujuk kepadakehadiran tiga wartawan majalah BeritaIndonesia yang sedang meliput danberada di tengah-tengah Keluarga BesarAl-Zaytun, yaitu Haposan Tampubolon,Marjuka Siutumorang, dan fotograferWilson Edward.Hadiah terbaik yang diberikan Syaykhspontan disambut tepuk tangan meriaholeh ratusan hadirin. Ketika “GerejaTua” sudah mengalun pun semuahadirin di tempat duduknya masingmasing turut melafalkan lirik lagu,sebagian lagi bergumam mengikutiirama. Syair “Gereja Tua menceritakankisah persahabatan dua insan remaja disamping sebuah gereja tua, tetapi telah10 tahun kemudian mereka hidupterpisah. Karenanya kendati masingmasing sudah memiliki pasangan hidup,kedua insan itu sangat menginginkandapat bertemu kembali sekadar untukmelepaskan kerinduan hati akankenangan persahabatan masa lalu.Islam Berada di TengahSyaykh Al-Zaytun mengatakan, IdulFitri adalah sebuah tradisi yangdisyariatkan. Bahkan Idul Fitrimenggabungkan berbagai tradisi yangdisyariatkan oleh nabi-nabi terdahulu,serta mengilhami apa yang dilakukanoleh nabi-nabi sebelumnya. “Dalam IdulAdha melambangkan juga nabiterdahulu, mungkin Nabi Isa,” kataSyaykh.Dari Nabi Musa yang mempunyai “10Hukum Taurat” atau Ten Commandment, misalnya, Syaykh mengatakanhanya satu saja hukum Musa yang tidakdipakai oleh Nabi Muhammad Rasullah.Yaitu meletakkan hari Sabtu sebagaihari besar. Ummat Islam meletakkanhari Sabtu menjadi Jumuah, yangmenyatukan antara Ahad dan Sabtu.Dari tiga agama samawi, atau agamayang mendapat wahyu dari Tuhan yangsering pula disebut sebagai agama“langit”, yaitu agama Yahudi, agamaNasrani, dan agama Islam, menurutSyaykh, terdapat kemiripan yang samaSyaykh Al-Zaytun didampingi Umi menyalami satu per satu keluarga eksponen dan karyawanAl-Zaytun saat perayaan Idul Fitri 1428 H.
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39