Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 36
36 BERITAINDONESIA, 08 November 2007 L ENTERALentera36Mengarahkanummat IslamIndonesia menjaditoleran tidaklahmudah apabila takmengetahuisebab-musababmengapa harushidup toleran.Bahkan, toleransimerupakansasaran bidikorang-orangberagama yangtidak mengerti,atau ummat yangmengatakantoleran itu tidakbetul.antara Yahudi dengan Islam.“Kemiripannya sama yang dinamakanoleh mereka dan kita agama tauhid,monoteis. Untuk dekat kepada Tuhandengan tingkah laku individu yangdinyatakan baik, itu agama tauhid,”ucap Syaykh. Sebagaimana agamaIslam, Syaykh mengatakan agamaYahudi mengenal Lahilahaillalah (tiadaTuhan selain Allah), tetapi tidakmengenal Muhammad Rasullallah. Jadi,tauhid keduanya memang sama.Sedangkan agama Nasrani menurutSyaykh awalnya datang untukmenciptakan kasih. Sebab orang Yahudipada waktu itu hidup gontok-gontokanterus. Hukumnya kasar sampai-sampaitobatnya orang Yahudi adalahmembunuh dirinya sendiri.“Nah, datanglah Nabi Isa yangsesungguhnya masih satu rumpun,“Bukan begitu,” katanya. Makadiberikan kasih yang kemudian, dalamperjalanan pembangunan individukeagamaan tumbuhlah suatu sikapbahwa dalam Nasrani terbentuksakramental. Sakramental artinya, orangbaru menjadi Nasrani kalau mengakuikeberadaan Yesus Kristus sebagai sangpenebus dosa,” ucap Syaykh.Syaykh mengatakan, dalamkehidupannya orang Nasrani selalumendapatkan baptis. Ada air suciperlambang darahnya Nabi Isa, dan adaroti perlambang tubuh Nabi Isa. Tanpamelalui itu tidak menjadi Nasrani yangsohih. “Nah, itulah maka dinamakansakramental.”Islam, kata Syaykh kemudian datang,dan ada di tengah-tengah yangdiistilahkan ummatan wasathan. Islamtidak terlalu membebaskan dan tidakterlalu mengekang. Terjadilah sebuahkehidupan ada hukum dan adakebebasan. Tidak bebas terus dan tidakkaku terus.“Prinsipnya seperti itu. Namun dalamperjalanan, kita umat Islam kembalimundur. Banyak sekali yang kaku,apriori. Kalau tidak dari agama kita, kitatidak mau dekat. Ini sudah salah visidan misinya, melenceng,” kata Syaykh.“Belakangan sering nampakkemelencengan-kemelencengan. Makaterjadilah Tuhan mencipta dalam dirimanusia. Menetapkan itu halaldarahnya, ini sesat. Karena Tuhanmenjelma sebagai manusia makaterjadilah kemunduran dalamberagama.”Menurut Syaykh, mengarahkanummat Islam Indonesia menjadi tolerantidaklah mudah apabila tak mengetahuisebab-musabab mengapa harus hiduptoleran. Bahkan, toleransi merupakansasaran bidik orang-orang beragamayang tidak mengerti, atau ummat yangmengatakan toleran itu tidak betul.Dijelaskan Syaykh, toleransiditumbuhkan dalam sikap yangdinamakan samahah atau tasamuh atausamhah, dan merupakan misikehidupan ummat manusia, atau misiagama itu sendiri. Itu sebab agamasamhah adalah agama Ilahi. Karena ituagama yang kaku adalah kontra samhah,yang membuat kehidupan menjadikacau-balau atau karut-marut.Menegakkan jiwa toleransi bukanlahsesuatu yang mendadak jadi. Jiwatoleransi kalau dijadikan akidahprosesnya panjang. Sama persis sepertiproses larva menjadi kupu-kupu, untukmenjadi binatang yang bisa terbang,yang punya sayap, yang warnanyaindah, yang disukai orang, dan yangtidak bisa ditangkap oleh siapa pun.“Mungkin saudara mengalami itu.Tatkala belum punya sikap toleran.Melihat apa-apa saja, ‘Apa itu, bukankita, ini Ulil Amri siapa?.’ Semuaproses,” kata Syaykh. Tapi tatkala prosesitu untuk membangun diri dengansungguh-sungguh maka terjadilah, “Oh,iya ya.”Menurut Syaykh, yang namanyatoleran mempersilakan apa saja dansiapa saja yang bertentangan maupunyang sama dengan kita. Kemudian kitatidak pernah lepas dari tujuan dasarhidup. “Nah, itu toleransi. Kalau sudahbisa begitu dunia ini toto titi, tenteramtanpa geger.”Syaykh menyebutkan di dalam internummat beragama Islam sendiri masihSyaykh dan keluarga menerima ucapan selamat Idul Fitri dari keluarga Direktur BankCentury, Sriyono.foto-foto: berindo wilson