Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007BERITA UTAMASekjen DKP Prof. Widi A. Pratikto, Ph.D:WAWANCARA“No BloodNo Glory”Perubahan paradigma di tingkat pemimpinmenjadi kunci majunya pembangunanekonomi di bidang kelautan.alam rangka peringatan Sewindu DKP,Hari Nusantara2007, dan TahunEmas Deklarasi Djuanda, Sekjen DKP Prof. Ir. Widi AgoesPratikto, M.Sc., Ph.D berkenanmemberikan kesempatan wawancara kepada Berita Indonesia. Berikut petikan berbagai pemikiran besarnya tentang pembangunan kelautanIndonesia, disampaikan kepada Haposan Tampubolondan Nur Azizah, berlangsungdi Gedung DKP Kamis (15/11).Kita seringkali mendengar pernyataan potensikelautan kita begitu besar,tapi tak terkelola denganbaik. Bagaimana Andamelihatnya?Kekayaan kita, pertama,letak strategis antara dua benua dan dua samudera pastimenjadi persilangan atau lalulalang sistem transportasi. Kitatahu, 95 persen muatan dibawa kapal laut sehingga pastimelalui kita. Tapi apakah kitamempergunakan kestrategisan dengan baik, seperti membangun sistem pelabuhan yangbagus, aman, sesuai kriteriaISPS Code atau standar-standar pelabuhan.Kedua, Undang-UndangDasar 1945 menyebutkan kitanegara kepulauan, juga Undang-Undang No. 17 Tahun2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, bahwapembangunan jangka panjangharus berbasis pulau kecil. Inijuga belum mendapatkan perhatian dalam pembangunan.Kita punya 17 ribu lebih pulautapi aksesibilitas belum dibangun. Kita punya pabrik kapalpunya pabrik pesawat terbangtapi didesain bukan untukmemfasilitasi pulau-pulau kecil.Pertumbuhan kembali IPTNatau PT DI bisa melihat perspektif DKP, supaya membuatpesawat-pesawat kecil yangbisa mendarat di landasanpendek untuk masuk ke pulaupulau kecil, sehingga pergerakan manusia sangat aktif. Kitajuga memiliki sarana telekomunikasi tapi belum menjangkaupulau-pulau kecil. Poin-poin ituyang akan menjadikan pergerakan ekonomi kita ke sana.Kita mempunyai sumberdaya yang tidak bisa diperbaharui dan yang bisa diperbarui. Kita punya ikan, keindahan di bawah laut, tapipenggunaannya belum maksimal. Bisa jadi itu terkait dengan koordinasi pengelolaandi laut, dan koordinasi pengelolaan keamanan, sehinggamasih banyak IUU Fishing danillegal logging. Badan koordinasi belum jalan sebagaimana mestinya.Kita memiliki hal lain yangberkaitan dengan obat-obatan.Banyak sponge (bunga karang)dari jenis-jenis tertentu yangdikembangkan di laut. Juga airmineral bawah laut. Sekarangproduksi minyak dan gas 65-70 persen di laut.Jadi kita merefleksikan apayang kita miliki luar biasa, tapibelum mempersiapkan kendaraan untuk membangun danmenjadikan income generatingdi laut. Ke depan, Presiden hingga Bappenas harus mendorongalokasi anggaran untuk sektorkelautan yang harus lebih besar.Tetapi mengapa anggaran DKP tahun ini hanyaberkisar Rp 3,5 triliun,apakah terkait dengan kinerja yang kurang menggembirakan?Saya melihat karena mindsetkita belum ke laut. Coba kitalihat keterkaitan DKP denganturisme. Seandainya aksesibilitas ke pulau kecil tinggi, danada hand to hand antara kitadengan Departemen Pariwisata, kegiatan wisata bahariseperti diving, snorkling, sailing bisa digalakkan. Beberapakegiatan orang kaya adalahmelihat gerakan ikan paus didaerah Alor, NTT. Sekarang inibelum capture market, masihtailor market. Di daerah Maumere kita bisa melihat lumbalumba bergerak. Kalau kitabisa menyajikan itu, kapasitasdaerah ada, rasanya ekonomikelautan akan tumbuh.Kita harus berterimakasihkepada Presiden AbdurrahmanWahid yang pada 26 Oktober1999 mendirikan DepartemenKelautan dan Perikanan. Sukatidak suka ada perubahan paradigma, dengan menjadikankelautan suatu kegiatan yangmerupakan kendaraan menujuIndonesia yang sejahtera.Intinya kita butuh modalkerja, modal tenaga dan modalbudget. Perubahan paradigmamudah-mudahan membawapartisipasi sektor kelautandalam ketahanan ekonomi Indonesia, dan devisa.Mungkin, ketersediaansumber daya manusia kelautan belum memadai?Ada beberapa proses yangharus dilalui. Kita tidak bisamenunggu sampai SDM cukup. Diknas sudah melakukanprogram-program penyiapanpengelolaan kelautan tahun1980-an. Di tahun 1985 adaprogram marine scientist danmarine technology.Ada enam perguruan tinggiyang mengembangkan marinescientist: Unri, IPB, Undip,Unsrat, Unpatti, dan Unhas.Marine scientist terjemahanumumnya ilmu kelautan.Perikanan sudah mulai tahun 1960-an. Sejak itu sudahada perikanan yang menjadicikal bakal marine scientist.Marine technology dilakukanITB dan ITS.Marine technology bicarapiping system di bawah laut,offshore, sea protection,coastal engineering.D foto: berindo wilson