Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 51
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 06 Desember 2007BERITA UTAMAHari Nusantara Pererat NKRILaut harus menjadi ruang juang dan ruanghidup. Dewan Kelautan Indonesia berperanmewujudkannya.ekretaris Umum Dewan Kelautan Indonesia (Dekin) Prof.Dr. Ir. Rizald MaxRompas, M.Agr mengatakan,peringatan Hari Nusantara2007 agak spesifik. Peringatandikaitkan dengan 50 TahunDeklarasi Djuanda, keduanyabertemakan “Tahun Emas Deklarasi Djuanda”. Panitia pusatdipegang Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan panitia daerah dipegang Pemda DKI Jakarta.Kepada Ch Robin Simanullang wartawan dari majalah Berita Indonesia, RizaldRompas mengatakan, HariNusantara pertamakali diperingati di Banten karena sejarahkekuatan terbesar maritim Indonesia bermula dari sana,menyebar ke Sriwijaya danSelat Malaka.Menurut Rompas, spirit Hari Nusantara adalah gong untuk mempererat NKRI. “Parapendiri bangsa kita sudah susah payah mendirikan NKRI,kok, belakangan ini mau dipisah-pisahkan,” kata Rompas, yang melihat keanekaragaman suku, budaya danagama sebagai kekuatan yangtidak boleh dipisah-pisahkan.Spirit menggaungkan potensi dan kekayaan laut Indonesia belum sepenuhnya menjadi perhatian para pengambilkebijakan. “Pengambil kebijakan saja tidak ada perhatian, bagaimana masyarakatbisa memberi perhatian. Mengapa, karena pengambil kebijakan kita masih dicekokipola pembangunan yang ada didarat, dan itu yang ditanamkan dulu yang VOC sengajamainkan,” kata Rompas, GuruBesar Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado memaknai pentingnya peringatan DeklarasiDjuanda tahun ini.Dekin yang dibentuk 21 September 2007 sebagai pengganti Dewan Maritim Indonesia (DMI), kata Rompas akanmendorong supaya potensiyang ada di laut dapat menjadipenopang ekonomi nasional.Juga supaya Indonesia tidakterjepit, mengingat percaturanstrategi politik global permainannya sudah di laut.“Kita jangan sampai terjepit.Kita harus bangun ini,” kataRompas. “Kita mau hadapistrategi politik dunia sekarangini tidak lewat udara. Kalautahun 1980-an masih lewatudara, sekarang lewat laut.”Rompas menjelaskan, posisilaut kita yang menjadi putaranarus Pasifik memungkinkanmusuh menghancurkan Indonesia dengan menebar racun,atau meledakkan bom berisivirus ke arus yang bergerakmenuju laut Lombok dan Jawa. Model perang mendatangyang demikian memang belumterpikir sekarang ini. “Haruskita siap, oleh karena itu kitaharus kuat,” kata Rompas.Demikian pula kondisi SelatMalaka, jalur dengan frekuensipelayaran tertinggi di dunia,kata Rompas adalah contoh lainkuatnya pertarungan strategipercaturan politik global. Tiupanpolitik dunia selalu menggembar-gemborkan Malaka tidakaman, untuk memberikan ruangkepada asing turut bermain.Salah satu strategi membangun kelautan Indonesiaadalah dengan membentukundang-undang kelautan.Undang-undang ini digunakansebagai aturan main di laut,sebagaimana Kanada memilikiOcean Act tahun 1996, dan ASjuga Ocean Act sejak 2000.“Kita di Dewan Kelautanmendorong supaya undangundang kelautan harus muncul.Kita mau dorong tata pemerintahan di laut harus teratur.Jangan sampai nanti masingmasing merasa punya kekuasaan-kekuasaan,” kata Rompas.Rompas mengatakan, kitaharus mendayagunakan seluruh potensi kekayaan yang adadi laut seperti perikanan,transportasi laut, energi, sumber daya mineral laut dan lainlain. Pertambangan, misalnya,setelah di darat berkurang kinimengarah ke laut di daerahlepas pantai. PBB lewat komisinya pun sampai-sampaimengatur mineral-mineralyang ada di bawah dasar laut.“Menurut hukum laut internasional, wilayah Indonesia diatas laut dan di bawah dasarlaut itu milik kita.”Sepakati Tiga PilarRompas mengatakan manfaat Tahun Emas DeklarasiDjuanda adalah membangunkesepakatan bersama di antara seluruh kementerian anggota Dekin, tentang kelautansebagai pilar ekonomi, pilarlingkungan hidup, dan pilarsistem kelembagaan di laut.Dalam pilar ekonomi, pelayaran rakyat masih merana.Transportasi laut 95 persenmasih dipegang asing kendatisudah diatur azas cabotageuntuk mendayagunakan pelayaran nasional. Soal lainyang krusial adalah perikanan yang masih diwarnaiillegal fishing atau IUU Fishing.“Banyak potensi kita yangbelum dikelola karena tidakada perhatian dari para pengambil kebijakan, sebab kurangpeduli terhadap laut,” kataRompas yang berencana menatar para pejabat eselon satudan dua supaya memahamipotensi yang ada di laut. Sekaligus, menjadikan laut sebagairuang juang dan ruang hidup.Wisata bahari juga turutmerana. Wisata bahari kitasebagai daerah tropis banyakyang belum dikembangkansebagai sumber ekonomi.Soal pilar kedua, Rompasmengatakan tata pemerintahan di laut belum betul.Dengan komitmen semuamenteri, laut harus ditata bersama sebab tujuannya samayakni membangun.Pilar ketiga soal lingkunganhidup, Rompas menyebutkanwilayah laut Indonesia suburdan kaya, berperan sebagaipenentu iklim Asia Pasifik.“Karena kita yang menentukaniklim di Asia Pasifik, harusnyadunia memperhatikan kita.Kalau ini rusak, rusak iklim itu,jangan persalahkan kita yangmerusak. Tapi di sana itu yangtidak memperhatikan,” gugatRompas.“Kita harus nyatakan kepada dunia, ini menentukan.Apa kontribusi dunia terhadap kita, jangan bikin kacaudi sini,” tegas Rompas, didampingi Bonar Simangunsong Sekretaris Bidang SDMDekin. HTSProf. Dr. Ir. Rizald Max Rompas, M.Agr foto: repro maritim indonesia