Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 23


                                    BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008 23Yang dimasukkan gagal tadi,mewujudkan menyediakanbibit seperti itu yang banyakgagal.Bukan untuk diberikankepada pihak instansi?Nanti instansi yang punya wewenang menyebarkan bibit,itulah yang mengelola. Kalaumengelola bibit berjalan baikdi Indonesia ini. Mengelolaproduksi semen, itu berjalan.Yang kita bicarakan kegagalantadi, mempersiapkan uji zuriat, mempersiapkan perwujudan bibit unggul, itu belumberhasil baik.Jadi sesudah berproduksibegitu, tinggal memelihara?Tinggal memelihara dan mendistribusikan. Jadi jangan dipendalaman.Berpikir sejarah berbicara seperti itu, bangsa kita dulu belum bisa melakukanapa-apa, nanam padi, nanam kopi saja belum bisa. Yang dinamakan mengejarrempah-rempah, bukan berarti di sini banyak rempah-rempah tapi di sini cocokuntuk menanam rempah, jadi dibawalah bibit dari berbagai negara ditanam disini bersama-sama kemudian dibawa lagi ke Belanda. Seakan-akan di sinigudangnya rempah-rempah. Seperti sapi, kelapa, buah asam, dan sebagainyaitu bawaan Belanda.Hutan lebat di dalam sana jangan-jangan juga bawaan Belanda. Kemudiantatkala Belanda pergi, gundullah hutan Indonesia. 60 tahun saja hutan inihabis oleh bangsa sendiri. Jadi jangan terlalu mengecilkan, memelihara lah.Wong, pada zaman Belanda, ngangon kerbau di pinggir jalan saja didenda,kuda lecet sedikit saja didenda. Sekarang bukan kuda lecet yang didenda,maknai salah.Maksud saya juga begitu,nanti di dalam pemeliharaan. Ini kan dihibahkan?Jangan-jangan yang dihibahkan ini gagal?Insya Allah baik, karena tenagapelaksananya sudah teruji diBIB itu. Punya pengalamanbaik, tinggal mendistribusikanha-sil. Malah, kalau tidak kitahibahkan, di sini saja, kurangpemanfaatannya. Karena memenuhi kebutuhan kita sajakan terlalu sedikit.Kan bisa dijual?Jangan bicara jual. Kita itubicara masyarakat peternakIndonesia ini harus dibantu.Tapi tetap juga ada nilaijualnya?SATU ABAD HARKITNASmanusia berlumuran darah tidak ada yang mendenda, masjid dibakar,gereja dilempari tidak ada yang menyetop. Nah itu budaya. Maka perlupendidikan jangka panjang.Ingat, Belanda pernah menjadi super power dunia, intinya adalahnegara kita ini. Membangun Amsterdam itu dibiayai dari sini dan di sinigagal. Negara terpencil jauh dari mana-mana tapi sudah punya keretaapi di saat kereta api baru bangkit, punya pabrik-pabrik di saat pabrikpabrik baru bangkit, sudah punya kapal api di saat baru ada kapal api.Mengapa bangsa Belanda sampai sekarang terngiang-ngiang pada berasCianjur, Rojolele itu? Karena dulu beras Cianjur khusus di ekspor ke Eropa.Jangan terlalu membenci, tidak ada untungnya. Karena dari situ kitamengenal beragam budaya. Coba kalau kita dilepas begitu saja, tidaktahu kita sudah bisa bercelana atau belum.” „ BI/MS-BHSYa, kalau dihitung uang, itu sedikit sekali. Tapi kalau sudahjadi sapi, artinya besar. Bisamenghasilkan 270 ribu sapiper tahun kali 300 kg kaliRp30 ribu. Jadi 2,5 triliun pertahun. Itulah nilai hibahnya.Masih hanya 18 kepala sudah 10% dari kebutuhan?Hibah ini bisa memenuhi kebutuhan 10%. Satu lembagapendidikan, bukan lembagaperdagangan, bisa masukkanhibah, menduduki 10%. Kalausaham, itu kan 10%. Jadi sahamnya 10%. Pemerintah sendiri hanya 30%. Sekonyongkonyong datang pendatangbaru ambil 10%. Ibarat sahamlah. Kalau dalam percaturandunia bisnis, ini sudah menguasai, pendatang baru ini. Sekonyong-konyong sudah stafdireksi. Kan, logika saham itubegitu.Al-Zaytun kan menghibahkan kepada pemerintah. Apa ada semacam perjanjian dengan pemerintah bahwa nanti merekatidak boleh menjualnya kemasyarakat?Mesti dijual. Itu semen mestidijual. Bagaimana tidak dijual,untuk memproses, mewujudkan semen itu ada biaya? Menyimpannya, ada biaya. Ya itu,ganti Rp 10 ribu tadi. Ini untuknegara. Lepaskan, mau dikasihkan cuma-cuma, mau dijualkek, itu terserah mereka. Yangpenting ada lembaga swasta,pendidikan pula, mendorongkemajuan peternakan Indonesia. Memberikan 10%-nya darikebutuhan nasional. „ BI13 Anak Sapi: Semuanya hasil uji zuriat di Al-Zaytun.
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27