Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008Zaytun. Syaykh kabarnya mau disandingkan dengan Wiranto, katanya begitu. Baru kami dengar.Benar tidak?Oleh siapa, tanya dong. Cari dulu, tanyasiapa yang akan menyandingkan.Itulah yang dia dengar informasinya. Bagi wartawan, suatu kecenderungan adalah fakta. Ada kecenderungan ke situ kali?Tanya kepada yang menginformasikan.Kan sudah saya katakan tadi. Kalau adaapa-apa di Al-Zaytun kan bukan siapasiapa yang tahu duluan, wartawan BeritaIndonesia yang tahu duluan. WartawanZaytun belum tentu tahu duluan.Tapi, baik juga kali itu?Menurut siapa?Paling tidak menurut kami.Terserahlah. Kalau ada pandangan menurut saya baik, jangan pernah ditutuppandangan orang lain.Kami senang mendengar berita itu.Sedih pun tidak apa-apa.Walaupun dia hanya sekadar bertanya, niatnya untuk menyelidikipun terserah, tapi bertanya sajamenurut saya sesuatu hal yang baik.Tapi, kalau itu diusulkan oleh banyak orang, bagaimana Syaykhmenyingkapi?Itu kalau. Kalau tidak, bagaimana? Kalausaja ditanggapi.Kembali ke kebangkitan. TadiSyaykh bilang pendidikan sebagaimotor penggerak, dan Al-Zaytunsedang memulainya, dalam delapantahun ini sudah bergerak. Kebangkitan Indonesia seperti apa yangdiimpikan di lembaga pendidikanAl-Zaytun?Kita punyai nilai-nilai dasar negara. Yangoleh banyak orang dikatakan Pancasila.Nilainya apa? Ya pendidikan itu sifatnyarohaniah dan jasmaniah, pembangunanfisik. Mewujudkan suatu kesejahteraansosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.Ini cita-citanya kebangkitan nasional itu.Yang lain-lain sudahlah tidak menjadimasalah. Pokoknya yang penting terakhir,mewujudkan kesejahteraan sosial.Terus langkah-langkah itu harusdikonkritkan?Oh iya tentu. Tapi kan ide besarnya itu.Bukan lagi sekadar menghafal KetuhananYang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adildan Beradab, Kerakyatan yang DipimpinOleh Hikmat Kebijaksanaan/Perwakilan,Persatuan Indonesia, tapi lebih lagiwujudkan Kesejahteraan Sosial untukSeluruh Rakyat Indonesia. Kita sudahharus bersatu untuk menata itu semua.Mulai dari pendidikan, kemudian pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Dan semua melibatkan bangsa. Dansemua berbasis lokal, sehingga BhinekaTungal Ika terwujud.Kemudian ke depan, menggarisbawahinegara persatuan ini, Persatuan Indonesia. Kemudian memandang kembali,sudah betulkah otonomi ini. Otonomisama dengan merdeka. Satu sisi tidakpernah mengenal satu kebebasan daerahdengan bahasa sentralisasi. Satu sisimemberikan kebebasan seluas-luasnyadengan bahasa otonomi. Antagonistis,paradoks. Maka yang diwujudkan nantidesentralisasi seluas-luasnya. Baru terciptalah nanti perwujudan suatu kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kalau desentralisasi, seluruhnyamenerima. Tapi kalau federasi ada mungkin yang tidak menerima. Begitu pulaserikat mungkin ada yang tidak menerima. Desentralisasi, karena itu suatu idebesar dari awal, semua bisa terima. TapiBERITA KHUSUSWujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dimulai dari pendidikan.