Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 29


                                    BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008 29otonomi sangat bahaya. Otomomi itumerdeka.Desentralisasi dalam rangka persatuan ya?Iya, dalam rangka persatuan. Persatuansaja. Dan tidak melanggar nilai-nilai dasarnegara.Kalau dikaitkan dengan prosesdemokratisasi yang sedang bertumbuh?Ya bagus.Dengan tuntutan otonomi?Otonomi seperti apa? Desentralisasi.Mana ada boleh otonomi. Desentralisasiseluas-luasnya.Yang sekarang terjadi, ada tuntutanotonomi.Itulah karena memang dibukakan keranotonomi. Bertentangan dengan ide besar.Tadi kan kita katakan, otonomi itu berbahaya.Filosofinya persatuan?Persatuan. Persatuan itu bisa diwujudkandesentralisasi, daerah-daerah memiliki kekuatan masing-masing, berbagai macam.Tetapi dalam persatuan Indonesia.Kan begitu nilai-nilai dasarnya?Mengapa melenceng jauh?Kita membela sebuah nama yang tidakpernah dicatat pada UUD. Di Preambuleitu, nilai-nilai dasar itu tidak pernah disebutdengan singkatan Pancasila. Ketuhananyang maha esa disebut. Kemanusian yangadil dan beradab. Dasar begitu saja.Sekarang dicetuskan, Pancasilanya dikedepankan seakan-akan itulah jiwa. Tapisubstansinya dilupakan banyak orang. Ayosebutkan satu-satu, nggak tau. Sama sekalidalam Preambule itu tidak disebutkanbahasa itu. Mengapa yang itu yang jadimerakyat dan populer? Bukan lima dasaritu.Jadi nilai-nilainya yang terpenting?Mustinya nilai-nilai dasar. Jadi kok tidakpernah disebut. Mengapa kok jadi sebutanyang sangat sakral.Mencari aman saja kali?Ya, iyalah. Tapi mestinya fair dong. Kalautidak disebut mestinya jangan marah.Undang-undang dasar saja nggak menyebut.Kalau tidak disebut pun, tapi nilainilainya dijalankan?Ya, iyalah nilai-nilainya dijalankan. Demokrasi pakai diembel-embeli DemokrasiPancasila. Sudah dalam UUD dasarnyatidak ada, kalau mau masuk dan ubah itupreambule, kan tidak boleh diubah toh?Sudah tidak konsekuen lagi.Dulu Indonesia itu toleransinya tinggi,kalau duduk satu meja begini, Bukan inidari Bangladesh, Myanmar, Kamboja , Iniapa, itu apa, tidak! Itu menunjukkanbahwa Indonesia dulu itu terbuka. Pascaitu jadi tertutup. Bencinya pada bangsaasing luar biasa, keluar nasionalisme,tidak terbuka, sementara yang nasionalisme pun disuruh menghafal, juga enggakhafal. Kemarin kita ke Aceh. Saya tidakmembayangkan bahwa belakangan inirakyat Aceh yang terkesan GAM, anakumur belasan tahun setingkat SMP,dengan mudah menghapal Pancasila.Asumsi kita, ya sudahlah tidak ada yangdiajarkan Pancasila. Ternyata? Luar biasaanak-anak itu. Lagu-lagu wajib kita pancingsedikit saja, wow, mereka itu langsung menyanyikan dengan lancar. Ditanya,Pancasila itu apa? Anak-anak itu jawabtangkas, dasar negara Indonesia. Apa ituPancasila? Lima dasar. Apa itu lima dasar,anak-anak itu lancar menjawab.Betapa hebatnya orang Aceh. Lalu, mengapa sampai terjadi clash. Mengapa kitasampai curigai. Belum tentu anak-anak diPulau Jawa itu seperti ini. Di mana salahnya. Sampai clash itu? Saya dialog denganGubernur dan Wakil Gubernur. Yangtadinya tinggi nadanya, kita redamkandengan cara yang baik.Ternyata di lubuk hatinya tidak mau misah dengan Indonesia. Kita gali secaraperlahan-lahan.Jadi kalau melihat kondisi sekarang. Ini kan memasuki tahun politik. Politik yang kita tandai denganmulai aktifnya para partai politikkampanye, mulai bulan Juli, sampai sekian lama. Sangat lama. Tentudalam politik yang diharapkan,pada waktunya akan tiba kekuasaanakan dipegang oleh orang tertentuyang dipilih secara demokratisdalam proses politik. Tapi tidakberhenti di situ, proses ini adalahuntuk mencapai bagaimana Indonesia mengisi kemerdekaannyaatau membangun dirinya. Tentuada harapan yang akan dicapai.Kalau melihat proses ini, menurutSyaykh, ada nggak harapan danseperti apa yang bisa kita capaidalam 5 tahun ke depan?Kita dengar dulu dong apa yang ditawarkan.Kalau Syaykh menawarkan?Sepeda, menggelinding terus.Apa hubungannya dengan masadepan bangsa?Ya, sepeda itu kan dipegang oleh pengendaranya. Power-nya itu dari pemimpinnya. Itu politik bersepeda. Ini yangSATU ABAD HARKITNASmengendalikan. Saat naik, ikut naik. Saatturun, ikut turun. Maka kebangkitannasional diisi dengan bersepeda 2000 km.Sekarang kan yang duduk di atas mobil,yang capek mobilnya. Yang merasakanturun juga mobil, bukan kita. Bagaimanarasanya turun dari yang tinggi, pakaimobil kan tak terasa. Bagaimana panas,tak terasa. Bagaimana hujan, tidak terasa.Bagaimana itu namanya BBM kaki.Menggenjot tatkala tanjakan yang 45 derajat. Bagaimana mengendalikan tatkalakita turun tanpa ada halangan. Stabil.Maka diajak bersepeda begini lo, kalaumau mengendarai dan mengendalikankekuatan dahsyat, sepeda itu dahsyat,maka dinamakan bicycle. Cycle, cyclingyang terus bergerak (putaran).Bisa lebih diterjemahkan dalamaplikasi politik kenegaraan?Sudah, yang tadi itu. Jangan diterjemahkan panjang-panjang. Bila menerjemahkan panjang-panjang itu namanyatajuk rencana. Ini pojok saja dulu.Perlu diberi pemahaman, sosialisasi, filosofi bersepeda dalamrangka membangun negara?Itu nanti. Sebelum apa-apa, dibaca orangsebagai kampanye. Cita-cita saja. Nantibersamaan dengan filosofi bersepedamemang begitu. Terus berputar dan adadua roda belakang dan depan.Ada maknanya itu?Lha iya, ada pimpinan dan ada yangdipimpin. Terus ada rem.Pemimpin semua yang mengendalikan. Mau cepat, mau lambat.Tapi kalau pemimpin sedang teler?Teler dilarang naik sepeda. Dan nggakjalan sepeda.Kalo gagah-gagahan?Mana bisa gagah-gagahan, orang mengeluarkan nafas, mengeluarkan energi.Oh iya, ia akan tumbang sendiri kaliya?Nggak ada gagah-gagahan, gagah yangada. Itu kan bukan gagah betulan kalaugagah-gagahan.Tapi ada pemimpin yang bilang,mereka nggak tahu saya siangmalam sudah bekerja, masih beginiorang ngomong?Biasa. Harus dihormati orang bekerja itu.Berarti dia tidak menganut filosofinaik sepeda?Iya, dia kan naik mobil. Rodanya jugaempat kan? Ini rodanya cuma dua. Harusdigenjot dengan nyali dan energi (BBMkaki) agar terus berputar. „ BI
                                
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33