Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 33
BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008 33BERITA UTAMAsiden yakin, bila ke depanproduksi beras, kedelai, jagung, gula, daging, dan telormeningkat, kita akan mampukeluar dari krisis.Optimisme Presiden jugaditopang luasnya potensi lahanIndonesia yang bisa dipakaiuntuk meningkatkan produksi.Presiden mengungkapkan sudah memerintahkan jajaranpemerintah pusat mengecekperuntukan lahan. Menurutnya, ada 1,7 juta hektar tanahyang sudah ada hak guna usaha (HGU)-nya, tetapi kenyataan di lapangan tidak diolahdan digunakan. Sehubungandengan itu, Presiden telahmemerintahkan menteri, gubernur dan wali kota untukmenertibkan lahan-lahan yangmenganggur itu dan selanjutnya dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan.Menurut Presiden, tahun2007 para gubernur denganpemerintah pusat sudah bersepakat meningkatkan lagi produksi beras sebanyak 2 juta tondari produksi normal. “Meskipun masih ada banjir karenacuaca dan faktor lain, produksipadi tahun 2007 baik, bahkanterjadi peningkatan terbaikdalam 10 tahun terakhir,” kataPresiden.Departemen Pertanian menargetkan produksi padi tahun2008 sebesar 61,11 juta tongabah kering giling (GKG) ataunaik 4,01 juta ton dari tahun2007 (57,05 juta ton GKG).Produk itu meliputi Jawa sebanyak 32,37 juta ton GKG,Sumatera 14,19 juta ton, Balidan Nusa Tenggara 3,1 jutaton, Kalimantan 4,66 juta ton,Sulawesi 6,55 juta ton, sertaMaluku dan Papua 0,24 jutaton.Sementara, Badan PusatStatistik (BPS) memperkirakan, produksi gabah keringgiling (GKG) tahun ini (2008)mencapai 58,26 juta ton. Setelah dikurangi dengan kebutuhan benih, pakan ternak, penyusutan, dan lain-lain, produksi58,26 juta ton itu bisa menghasilkan beras sekitar 33 jutaton. Jumlah ini ditambah lagisisa stok akhir tahun di Bulogdan di masyarakat. Sementarakebutuhan beras dalam negeridiperkirakan hanya 32 jutaton. Berarti, Indonesia diperkirakan surplus beras tahun ini.Sehingga wacana ekspor punmuncul.Tetapi berbagai pihak mengingatkan, agar pemerintahjangan terlalu gegabah apalagibila kebijakan ekspor itu dilakukan hanya untuk meningkatkan popularitas. Peringatanini didasarkan pengalamantahun lalu (2007), dimanapemerintah melalui programPeningkatan Produksi BerasNasional (P2BN), menargetkan peningkatan produksi 3,5juta ton GKG atau setara 2 jutaton beras, dari 54,66 juta tonGKG tahun 2006 menjadi58,18 juta GKG tahun 2007.Namun ternyata, Indonesiaharus mengimpor 1,3 juta tonuntuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla saat bersamaMenteri Pertanian Anton Apriyantono memanen padi hibrida jenis bernas di Turen, Malang, Minggu (6/4/2008) mengatakan, Indonesia tidakakan mengalami krisis panganseperti dikhawatirkan banyakkalangan. Bahkan, menurutWapres, kenaikan harga komoditas pangan belakanganini merupakan momentumbagi petani Indonesia untukmencapai kejayaan.“Banyak yang pesimistis Indonesia akan krisis pangan.Namun, kita optimistis hal itutidak akan terjadi,” kata Wapres di hadapan ratusan kelompok tani di pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.Menurut Wapres, tahun inimerupakan kesempatan bagiIndonesia untuk meningkatkan produksi pertanian seiringtingginya harga komoditaspangan dunia. Menurut JusufKalla, di tengah negara lainberpikir untuk impor beras,Indonesia justru berpikir bagaimana mengekspor beraskarena memiliki kelebihanproduksi.Wapres menjelaskan, saatini dunia sedang mengalamikrisis pangan dan energi, sehingga ketepatan dalam mengelola pangan akan menjadipenentu kejayaan Indonesiaatau sebaliknya. Wapres mengingatkan, bila bangsa inimampu mengelola potensiproduksi pangan lebih baik,maka akan tetap berjaya ditengah kondisi krisis pangandunia, karena memiliki kemampuan menjual lebih baik.“Tapi kalau tidak bekerja baik,kita akan menghadapi masalah karena tidak surplus (beras), dan akan membeli dengan harga mahal,” ujarnya.Saatnya BangkitHarga pangan mahal merupakan suatu fenomena yangbelum pernah terjadi di duniapertanian. Fenomena baru inimenimbulkan kepanikan akanterjadi ancaman krisis pangan.Namun, menurut Syaykh AlZaytun Abdussalam Panji Gumilang, bagi negara agraris,seperti Indonesia, seharusnyafenomena harga pangan mahalini, dapat memicu kebangkitanpertanian dalam negeri.Jangan Cemas: Presiden SusiloBambang Yudhoyono memintamasyarakat tidak perlu gamang,cemas atau takut menghadapikrisis pangan.presidensby.info