Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 34
34 BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008BERITA UTAMASyaykh Panji Gumilang yangmendirikan dan mengelolalembaga pendidikan terpaduAl-Zaytun, sejak mula memberi perhatian tinggi padapertanian, mengatakan sektorpertanian seharusnya digerakkan dengan nyali tinggi untukmenjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi demi kesejahteraan rakyat. Menurutnya,para penentu kebijakan dinegeri ini sudah saatnya bangkit bernyali memanfaatkanmomentum fenomena hargapangan mahal ini, untuk menjadikan pertanian sebagai kekuatan utama perekonomianbangsa.Bukankah Presiden SusiloBambang Yudhoyono, jugamenegaskan bahwa Indonesiamempunyai lahan pertanianyang luas. Juga menurut Wapres Jusuf Kalla, ini momentum yang dapat menjadi penentu kejayaan Indonesia.Maka sesungguhnya, tinggalhanya menunggu tindakan(kebijakan) nyata.Pendapat senada juga dikemukakan Siswono Yudohusodo, Ketua Dewan Pertimbangan Himpunan KerukunanTani Indonesia (HKTI). Menurutnya, bagi Indonesia sebagainegara agraris seharusnyafenomena harga pangan mahaldijadikan momentum mendorong sektor pertanian untukdapat diandalkan meningkatan kesejahteraan rakyat. “Sektor pertanian yang kuat dapatmenciptakan landasan yangkokoh bagi pembangunan ekonomi ke depan,” katanya.Di kala banyak pihak malahikut-ikutan kuatir atas makinmahalnya harga pangan dunia,Syaykh Panji Gumilang danSiswono menegaskan Indonesia perlu memanfaatkan peningkatan kebutuhan duniaakan beras, jagung, tebu, minyak sawit, kedelai, karet, teh,cokelat, kopi, dan produk pertanian tropis lainnya melaluipeningkatkan produksi, sehingga dapat meningkatkankesejahteran petani.Menurut Siswono, secarapolitik, Indonesia akan lebihdihargai dunia bila berhasilmenjadi negara pemasok kebutuhan pangan dunia akanproduk-produk pertanian tropis. Pasar pangan tropis dunia,menurutnya, tumbuh sangatpesat karena penduduk duniasetiap 15 tahun bertambah 1miliar jiwa.Siswono mengatakan, Indonesia tidak hanya berpotensiswasembada, tetapi juga menjadi eksportir produk-produkpertanian tropis, sekaligusdengan agroindustrinya. Indonesia memiliki potensi amatbesar berupa lahan pertaniantropis terbesar dunia.Indonesia berpotensi menjadi negara pengeskpor utamaproduk-produk pertanian tropis seperti beras, kopi, cokelat,jambu mete, gula tebu, jagung,karet, kacang tanah, kacanghijau, ubi kayu, lada putih,lada hitam, pala, minyak sawit,cengkeh, teh, minyak atsiri,buah-buahan tropis (durian,manggis, belimbing, nenas,pisang, rambutan, kelengkeng,duku), dan lain-lain denganproduk-produk turunannya.Karena itu, ujar Syaykh Panji Gumilang, menjadi anehmengapa kita harus mengimpor kedelai dan produk panganlainnya dan kita dibuatnyapula ribut sebab harganyatinggi. “Mengimpor denganharga tinggi bermakna petanikita yang begitu miskin tengahmenyubsidi petani luar negeri,hingga mereka merasa diuntungkan. Sementara kepadapetani kita sendiri tak pernahdiberikan subsidi,” ungkapSyaykh Panji Gumilang.Menurut Syaykh, persoalankedelai sama persis denganpersoalan beras dimana pemimpin kita harus punya nyali. “Apapun alasanya, tidaklahbetul bila dikatakan petani Indonesia tidak bisa menghasilkan beras yang mencukupikebutuhan nasional. Logikanya sederhana, kita memilikisawah irigasi teknis seluas 11-12 juta hektar, dan yang nonirigasi teknis seluas 18-20 jutahektar,” jelas Syaykh.Dia menjelaskan, menggunakan bibit padi di irigasiteknis yang bisa menghasilkanpanen pertama 4 ton per hektarnya, dan panen kedua 3 tonper hektarnya, dalam setahunberarti bisa menghasilkan 7ton per hektar. Dikalikan arealseluas 11 juta hektar berartitotal diperoleh 77 juta ton,padahal kebutuhan nasionalcuma 44 juta ton. Waktu yangdibutuhkan pun hanya dua kali100 hari atau 200 hari, padahal dalam setahun terdapat365 hari.Kebutuhan makan perkapitaper tahun kita rata-rata hanya1,5 kuintal. Logika pengelolaanpadi irigasi teknis sangat masuk akal bisa mencapai pemenuhan kebutuhan nasional,sebab di setiap provinsi diTanah Air tersedia pabrik pupuk. Gangguan banjir puntidaklah setiap tahun terjadi.Menurut Syaykh Panji Gumilang, dengan memenuhikebutuhan beras per kapitaper tahun, Raskin atau berasmurah untuk rakyat miskin,sebuah istilah bahasa yangselama ini digunakan salahkaprah, tentu tak diperlukanlagi.Mengimpor kedelai, beras,atau menyewakan hutan takperlu terjadi bila mencermatibetapa kayanya alam Indonesia yang berisikan segala halyang terbaik di dunia, kendatiproduknya justru tak ditemukan di Indonesia. Syaykhmemberi contoh, Swiss terkenal penghasil coklat terbaikdi dunia tetapi tidak memilikikebun coklat, sebab bahanbaku coklat itu didatangkandari kebun-kebun coklat terbaik yang ada di SulawesiTengah dan Jember, JawaTimur. Demikian pula tehInggris yang terkenal di seluruh dunia itu, memanfaatkan kebun teh yang sudahlama ada di kawasan PuncakBogor, Jawa Barat.Memang, kata Syaykh, untuk membuat segalanya menjadi lebih baik dibutuhkannyali yang kuat. Termasuknyali untuk memanfaatkanmomentum harga pangan mahal di seluruh dunia untukmemacu kebangkitan Indonesia. BI/CRS-BHS-MLPSyaykh AS Panji Gumilang:Sektor pertanian seharusnya digerakkan dengan nyali tinggi untukmenjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi demi kesejahteraanrakyat.dok. berindo