Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 58
P. 27
BERITA BERITAINDONESIA INDONESIA, 10 Agustus 2006 , 20 Juli 2008 2727BERITA KHAStahun depan.Lain lagi cerita pasangan suami istri,Jumadi (45) dan Kaliyem (60). Sebagaipenerima BLT, Jumadi sebenarnya tidaksepenuhnya senang dengan program yangdibuat pemerintahan SBY ini. Jumadimengatakan, percuma saja mereka mendapatkan uang BLT tapi harga semuabahan pokok ikut naik. Jumadi menambahkan, jika dihitung-hitung lagi, wargahanya dibantu dengan uang sebesar tigaribu rupiah sedangkan harga sembako sudah naik melebihi harga lima ribu rupiah.Ini malah jadi membuat rugi warga, di saatsulit mencari uang ditambah lagi dengankebutuhan harga yang meningkat. Samasaja, diterima atau tidak diterima bantuanBLT itu, warga tetap merugi. Yang Jumadiinginkan adalah supaya harga-hargakebutuhan pokok itu stabil, tidak ikutnaik. Jadi tidak membebani rakyat kecildan rakyat pun bisa hidup layak.Pria keturunan Jawa ini mengatakankalau uang sebesar Rp 300.000 yangditerimanya pada tahap pertama tahunini, dia pakai untuk membayar hutang danuntuk keperluan lainnya. Ini merupakanBLT periode kedua yang Jumadi terima.Pada periode pertama dia menerima bantuan sebesar Rp 1.200.000 selama 12bulan. Sama seperti Yoevina, dia akankembali menerima bantuan sebesar Rp400.000 di bulan Agustus mendatang.Jumadi yang kesehariannya bekerjasebagai pemulung mengeluhkan soalpemerintahan SBY yang dianggapnyakurang bagus dalam beberapa hal. \juga ya, karena sedikit-sedikit harga naik.Di dalam beberapa tahun saja BBM sudahbeberapa kali naik. Ini namanya membuatresah masyarakat juga. Sebentar-sebentarnaik, soalnya kalau BBM naik pengaruhnya ke sembilan bahan pokok itu,\nya. Saat ditanya apakah dia akan memilih kembali SBY pada pemilihan Presidenberikutnya, Jumadi memilih netral karenabaginya siapapun yang nanti akan menjadi Presiden di negara ini tidak akanmembawa perubahan berarti bagi rakyatkecil seperti dia.Nasib Rini (28) rupanya tidak terlalu jauh berbeda dengan Yoevina, Darningsih,serta Jumadi dan istrinya. Rini yang tinggal bersama suami dan satu orang putrinya telah lama menjadi warga miskin yanghidup di pinggir bantaran rel kereta apijurusan Senen. Dia sudah lama menjaditutor atau tenaga pengajar di sebuah rumah singgah yang letaknya persis di depanrel kereta api. Sejak tahun 2000 Rinimengabdikan dirinya pada rumah singgahDian Mitra yang dulu juga menjadi tempatnya belajar.Dengan tunjangan Rp 200.000 yang diterimanya, belum cukup untuk memenuhikebutuhan keluarga sehari-hari. Sudahdua tahun belakangan ini, Rini tidakmendapatkan tunjangan tersebut karenasemakin berkurang jumlah donatur yangmemberikan bantuan untuk tenaga pengajar di Dian Mitra. Sejauh ini, pihakdonatur hanya memberikan sumbanganuntuk keperluan anak-anak di rumahsinggah yang kini hanya tersisa 15-20 anaksaja. Kecintaan Rini terhadap anak-anakdidiknya ternyata sanggup membuatnyatidak ingin meninggalkan mereka untukmencari pekerjaan baru sehingga dia relatidak dibayar oleh pihak yayasan.Rini juga termasuk orang yang menerima aliran BLT. Namun sayang, dana Rp300.000 yang dia terima tidak juga bisameringankan kehidupan keluarganya.Uang tersebut habis terpakai untuk membayar hutang, membayar listrik, sementara harga bahan pokok naik, pendapatanyang diterima suaminya sebagai buruhtidak serta merta dapat memenuhi kebutuhan keluarga tersebut yang sehariharinya mengeluarkan biaya Rp 30.000.Wanita yang masih ikut bersama keduaorangtuanya ini menganggap BLT yangdiberikan menjadi terkesan sia-sia karenaharga bahan pokok naik. \naik, percuma kalau dikasih uang juga,%ujarnya berpendapat.Daripada masyarakat diberikan uang,apalagi dengan jumlah yang tidak sesuaidengan kebutuhan, lebih baik masyarakatdiberikan pekerjaan yang bermanfaat, saran Rini kepada pemerintah berkaitan dengan bantuan berupa uang yang diberikanuntuk sejumlah warga miskin yang ada diIndonesia.Dengan memberikan keahlian sekaliguspekerjaan kepada masyarakat miskin cenderung jauh lebih efektif. Sebab tidak mengajarkan bangsa ini menjadi bangsa yangmeminta-minta dan tidak membodohimasyarakat. Mengatasi kemiskinan memang bukanlah suatu cara yang mudah.Program BLT yang dicanangkan pihak pemerintah tidak mampu mengurangi tingkat kemiskinan rakyat Indonesia. RTH,MLPah singgah Dian Mitra (atas) dan suasana pemukiman kumuh di pinggir bantaran rel kereta api Senen (bawah)