Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 34


                                    34 BERITAINDONESIA, Januari 2009LENTERA34LenteraPerayaan Idul Adha 1429 H di Ma’had ASolidaritasMenolongyang LemahPara eksponen, guru, karyawan dan santribekerja dengan tulus dan antusiasmempersiapkan dan membagikan kurbankepada masyarakat miskin di enam desasekitar kampus.eperti semua ummat Muslimdi seluruh penjuru dunia,ummat di Mahad Al-Zaytun,Indramayu, Jawa Barat, jugamerayakan Idul Adha atau Hari RayaKurban setiap 10 Dzulhijjah. Dikampus pendidikan terpadu ini,perayaan Idul Adha 1429 H yangbertepatan dengan Senin 8 Desember2008 M lalu semakin meningkat dansempurna dari tahun sebelumnya,baik dari segi pelaksanaan maupunjumlah penerimanya.Sebagaimana disebutkan Syaykh AlZaytun AS Panji Gumilang dalamkhutbah shalat Ied Idul Adha duatahun lalu, kurban yang dalam bahasaArab berarti pendekatan, yaknipendekatan kepada Tuhan. Sehingga,melakukan kurban berarti melakukansesuatu yang mendekatkan dirikepada Tuhan yakni mendekatkan dirikepada tujuan hidup, sebab manusiaberasal dari Tuhan dan kembali jugakepadaNya, semakin terwujudkandengan bertambah sempurnanyapelaksanaan Idul Adha ini. Dengankata lain, berkurban yang berdimensivertikal sebagai wujud ketakwaankepada Sang Khalik, dan jugaberdimensi horizontal sebagai upayamembina solidaritas kemanusiaan,semakin ternyatakan dalam perayaankali ini.Cahaya Temaram di Indramayuasa kantuk mulai mengusikketika mobil sedan berwarnabiru tua yang kami tumpangimemasuki Subang, Jawa Barat.Jalan beraspal menjadi semakin hitamkarena basah oleh air hujan. Suara rodamobil menggilas air hujan yang tergenangakhirnya sirna setelah jalan tol Cikampeksudah jauh di belakang kami.Sedangkan di depan kami, kira-kira duajam perjalanan lagi jaraknya, sedangmenunggu sebuah lembaga pendidikanterpadu yang dalam setiap nafasnyamenghembuskan semangat toleransi danperdamaian di antara umat manusia. Ma’hadAl-Zaytun, begitu lembaga itu disebut.Belum lama memasuki Subang, rasakantuk rupanya sudah tidak tertahankan.Seorang rekan yang mudah dikenali dengankumisnya yang cukup tebal, mulai tertunduk,menengadah, tertunduk lagi. Kumisnya yangkasar terlihat naik turun seiring denganmatanya yang sayu dan memerah. MelewatiSubang memang meneduhkan. Daerah inirelatif cukup maju dengan hamparan rumahrumah yang bagus di pinggir jalan. Belumlagi deretan pohon karet di kiri kanan jalanmembuat pengendara seolah sedangmelewati hutan lebat. Di pinggir jalan,beberapa pedagang rambutan, kedai kecildan restoran siap siaga melayani pengendara yang ingin menepi dan beristirahat.Pemandangan ini kontras sekali ketikakami mulai memasuki desa-desa di sekitarIndramayu, Jawa Barat. Jalan rusak penuhlubang besar menganga membuat tubuhSRRCahaya Temaram di IndramayuSalah seorang mustahiq menerima kurban dari Al-Zfoto-foto: dok. berindo
                                
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38