Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 36


                                    36 BERITAINDONESIA, Januari 2009LENTERALentera36“Kiranyapemerintah denganbergandengan tanganbersama segenaplapisan rakyatIndonesia yangberjumlah lebih dari230 juta orang, dandengan solidaritasyang tinggi, dapatmenanggulangitantangan besaryang dihadapi,”Adha 1427 H lalu, misalnya Syaykhmengangkat tema mengenai maknaberkurban sebagai kesanggupanmenunda kenikmatan kecil dan sesaatdemi mencapai kebahagiaan yang lebihbesar dan kekal. Pada khotbah 1428 HSyaykh mengangkat tema mengenaipelestarian hutan dan mengajak ummatuntuk berkurban mempertahankanekosistem bumi sesuai dengan isu yangpaling santer ketika itu, yaknipemanasan global. Pada perayaan IdulAdha 1429 H kali ini, khutbah Syaykhmengangkat tema solidaritas sesamabangsa dalam mengatasi kesulitan dantantangan krisis yang menghimpitsecara nasional maupun global.“Kiranya pemerintah denganbergandengan tangan bersama segenaplapisan rakyat Indonesia yang berjumlahlebih dari 230 juta orang, dan dengansolidaritas yang tinggi, dapatmenanggulangi tantangan besar yangdihadapi,” demikian antara laindisebutkan Syaykh di depan ribuanummat yang mengikuti shalat Ied.Belajar dari pengalaman negeri ini,Syaykh lebih lanjut mengatakan, dalammenanggulangi krisis yang terjadi silihberganti yang belum tertanggulangisecara tuntas, sebagai bangsa, kita harusberani mengadakan evaluasi. Khususnyapada ketaatan, keberpihakan sertakesetiaan bangsa terhadap asas dandasar negara yang telah disepakatibersama. Sebab hingga saat ini kitaselalu saja menyaksikan sajiantindakan-tindakan yang selaluantagonistis terhadap dasar-dasarnegara yang telah disepakati. Praktekpraktek kebrutalan atas nama agama,kejahatan kemanusiaan atas namaagama dilakukan dengan enteng tanpabeban, bahkan para pelakuberkeyakinan bahwa tindakan-tindakanmereka itu mendapat ridlo Tuhan.Di tengah khotbahnya, Syaykhkembali menunjukkan dirinya sebagaipemimpin yang konsisten kata danperbuatannya tentang pentingnyamenjaga toleransi antara umatberagama. Dari atas mimbar, Syaykhmenyempatkan waktu untukmengucapkan selamat merayakan Natalkepada umat Kristiani yang pada 25Desember merayakan kelahiran YesusKristus (Isa Al-Masih).Setelah shalat Ied, kira-kira pukuldari pertanian.Selalu ada kesedihan tiap kali kami melaluijalan itu. Sebab kami jarang mendengar kabarbaik dari salah satu sentra beras di JawaBarat itu. Kemiskinan membuat sebagianmasyarakatnya harus berjuang bertahanhidup meskipun itu dengan cara-cara yangtidak biasa. Yang pria menjadi buruh kasar,sedangkan wanitanya ada yang memilih jalanpintas, karena dianggap lebih mudah danmenguntungkan.Setiap kali melewati jalan itu, janganberharap menemukan deretan rumah yangcukup bagus layaknya di Subang.Kebanyakan rumah penduduk di situ masihterbuat dari kayu atau bambu. Bahkan tidaksedikit rumah masih dalam bentuk gubukdengan lantai tanah. Kalaupun kitamenemukan rumah sudah ditembok semen,bangunannya terlihat dibangun apa adanya.Tidaklah lama kami melalui jalan yangdari tahun ke tahun tak kunjung mulus itu.Dua puluh menit sebelum tiba di tujuan, jalansudah kembali rata. Namun pemandanganyang sama tentang rumah-rumah yang‘sederhana’ masih ada. Kami sempatmenyaksikan beberapa petani terlihatmengayuh sepedanya pelan-pelanmenembus malam yang mulai dingin.Mungkin mereka habis pulang dari ladang.Tidak berapa lama kemudian, beberapaanak muda seolah berlomba mengayuhsepedanya menuju kampus Al-Zaytun. Diatas sepedanya tercantum merk Giant.Setelah melaporkan diri, menerima kartutanda pengenal di pos penerimaan tamu didepan pintu masuk Ma’had Al-Zaytun, mobilmembawa kami ke penginapan Al-Islah.Sayup-sayup terdengar lantunan takbir diMasjid Al-Hayat, salah satu masjid yang adadi kampus tersebut. Malam itu, suasanaperayaan Idul Adha perlahan-lahanmelingkupi kampus seluas 1.200 hektar itu.Tidak banyak yang kami lakukan malam itu.Setelah bercakap-cakap seputar tugas yangakan dilakukan besok, kami akhirnyamenutup mata istirahat sejenak di antararatusan kamar yang ada di penginapan itu.Sauh Iman yang KuatSuara air dari kamar mandiSantri Al-Zaytun memindahkan kurban dari truk ke salah satu emperan rumah wargasebelum dibagikan.Warga Dusun Mekarsari, Desa Mekarjaya denganfoto-foto: dok. berindo
                                
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40