Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 40


                                    40 BERITAINDONESIA, Januari 2009LenteraLENTERA40KHUTBAH IDUL KURBAN 1429 H/2008 MDI KAMPUS AL-ZAYTUNPada tarikh 10 Dzu al-Hijjah 1429 H/08 Desember 2008 MMenggalang SolidaritasSesama Bangsadul Kurban tahun 1429/2008 ini,dunia ditandai dengan terjadinyasuatu kesulitan besar dalam menataperikehidupan umat manusia penghuni bumi ini. Bumi yang dihuni berbagai bangsa yang tersebar dalam berbagai negara, secara serentak merasakan kesulitan tersebut, semua menyatakan bahwa negara-negara yang ada masuk dalam krisis yang menakutkan.Ternyata kesusahan, kesulitan, maupun krisis ini terjadi justru pada saat zaman semakin modern, sains teknologisemakin tinggi; dimana krisis yang dihadapi umat manusia ini bukan semakin tertanggulangi, namun justrusemakin meluas dan mendalamDi dalam situasi krisis dan tantanganyang semakin menghimpit inilah umatmanusia selalu diingatkan agar tidak kehilangan semangat dan harapan, danagar selamat, umat manusia mesti kembali kepada hakekat kehidupannya yakni saling bergandeng tangan menggalang solidaritas, yang kuat menolongyang lemah.Adalah suatu kebutuhan apabila manusia memandang ke masa depannya(itulah harapan). Harapan akan memperoleh sesuatu, itulah yang membuatpekerjaan terasa manis. Dimana ada keyakinan dan keimanan kepada AllahTuhan Yang Maha Esa, yang hidup,yang berprakarsa, bertindak dan bercampur tangan dalam hidup manusia,serta percaya bahwa Ia akan menepatijanji-janjiNya, disitu harapan dalampengertian orang yang beriman menjadimungkin. Orang beriman yakin, bahwahal-hal yang ia harapkan akan menjadikenyataan dan harapannya tidak akanmengecewakannya.Dalam konteks sebagai bangsa Indonesia, dimana himpitan krisis berskalanasional yang kita alami sejak 10 tahunlalu, belumpun dapat dipulihkan secaramenyeluruh, kini krisis global sedangmenghadang kembali.Dalam menanggulangi krisis yang terjadi silih berganti yang belum tertanggulangi secara tuntas ini, sebagai bangsa, kita harus berani mengadakan evaluasi. Apa gerangan yang kita harus tataulang?Sebagai bangsa, dalam bernegara, sesungguhnya kita telah memiliki landasan dasar yang kokoh yang mumpuni,sebagai landasan strategi budaya, strategi mengelola cara berpikir, bertindak,bereaksi lokal, nasional, maupun global.Mungkin yang harus ditata ulangadalah ketaatan dan keberpihakan sertakesetiaan bangsa terhadap asas dan dasar negara yang telah disepakati bersama. Mungkin sebagai bangsa, belumsepenuhnya konsen, untuk meletakkandasar-dasar negara ini sebagai suatusistem yang utuh, sehingga tindakanyang dilakukan, orientasinya selalubelum, bahkan tidak berpihak kepadadasar-dasar yang telah disepakati.Bahwa terjadinya perubahan politik(reformasi) yang dibarengi oleh terjadinya krisis ekonomi jilid I di negara kita,yang telah berjalan 10 tahun, kita selalusaja menyaksikan sajian tindakantindakan yang selalu antagonististerhadap dasar-dasar negara yang telahdisepakati.Sebagai negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurutkepercayaannya.Jaminan yang diberikan oleh dasardan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia ini sungguh sangat mendasardan menyeluruh bagi bangsanya, tidakterkecuali. Namun dalam praktekkehidupan nyata selama 10 tahun berjalan ini, justru semakin bebas kita menyaksikan kemunafikan sikap sebagianrakyat bangsa Indonesia. Praktekpraktek kebrutalan atas nama agama,kejahatan kemanusiaan atas namaagama dilakukan dengan enteng tanpabeban, bahkan mereka berkeyakinanbahwa tindakan-tindakan mereka itumendapat ridlo Tuhan.Sebagai negara yang berdasar ataskemanusiaan yang adil dan beradab,yang telah dijabarkan oleh UUD negaradalam bab hak azasi manusia, yangsecara panjang lebar diurai dalam berbagai pasal dan ayat-ayatnya, bahkandipertegas lagi dalam petunjuk detailberupa UU tentang hak azasi manusia.Semuanya itu agar dapat melindungimanusia/kemanusiaan serta mengajakdan mendorong bangsa Indonesia agardapat memiliki budaya saling mengorangkan orang.Dalam konteks budaya saling mengorangkan orang ini, kita bangsa Indonesia masih perlu terus memupuk danmeningkatkan kemampuan.Walhasil, seluruh dasar negara Indonesia yang kita simpulkan sebagaiOleh : Syaykh Al-ZaytunA. S. Panji GumilangIfoto-foto: dok. berindo
                                
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44