Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, Februari 2009BERITA UTAMAkan dalam sejarah. Obama pernah tinggaldi Indonesia, tahun 1968-1971. Dalam memoarnya The Audacity of Hope (2006),Obama melukiskan Indonesia sebagaitanah airnya yang ketiga. Ia pernahmenempuh pendidikan dasar di SDNMenteng 04, Jakarta selama 2 tahun,sampai usia 8 tahun. Obama mengenang,rumah mereka di Jakarta tidak berkakusduduk, di halaman belakang ada kandangayam dan di luar jendela kamar kainjemuran bergelantungan. “Tak ada uanguntuk masuk sekolah internasional, sayamasuk sekolah biasa dan bermain denganjongos, tukang jahit, atau pegawai rendahan,” tulis Obama mengenang Indonesia.Dalam buku itu pulalah, ia mengulasevolusi Indonesia dari sebuah kampungbesar, lalu jadi antek politik dan ekonomiAS, kemudian mengalami krisis moneterdan reformasi, sampai jadi negara yangtak toleran lagi. Menurut Obama, Indonesia kini tak sama lagi. “Indonesia terasaLewat perkawinan ibunya itu, Obamamempunyai adik perempuan berdarah Indonesia-Amerika, Maya Lulu Soetoro.Awalnya Obama hanya dikenal sebagaiwarga AS yang menghabiskan sebagianmasa kecilnya di Indonesia. Namun,berkat hubungan dan kedekatannyadengan sang adik, nama Indonesia semakin populer disebut-sebut di berbagai media. Maya yang sering dikira orang Latinatau hispanik itu sekarang telah menjadiistri pria Kanada keturunan Cina, KonradNg. Mereka dikarunia anak perempuanberusia 3 tahun bernama Suhaila.Menurut Maya Lulu Soetoro, pada 1973,ia dan ibunya ke Hawaii dan tinggal diJalan Poke sampai 1976. Kemudianibunya kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian, Maya ikut dengannya.Sementara Obama tinggal bersama kakekdan nenek sampai 1979, saat ia lulus dariSMA. Namun di masa-masa itu Obamajuga beberapa kali kembali ke Indonesia.lam kampanye kepresidenan saya,” kataObama.Spontanitas Presiden AS Barack HuseinObama berbahasa Indonesia dalam beberapa kesempatan menunjukkan hubungan emosionalnya dengan Indonesia masihsangat kuat. Meski tidak fasih lagi berbahasa Indonesia, Obama tidak enggan menyambut siapa pun yang menyapanyadalam bahasa Indonesia. Obama menggunakan bahasa secara cerdas dan bermartabat, membuktikan kekayaan perspektif dan transendensinya.Bagaimana pengalaman Obama diIndonesia dan apakah pengetahuannyatentang negara berpenduduk muslimterbesar ini bisa membantunya sebagaiPresiden AS? Menurut Maya Lulu Soetoro, Obama mempelajari banyak hal dariIndonesia. Indonesia bagi Obama adalahtempat pertama belajar seni memahami.“Di Indonesia, untuk pertama kali iabelajar bernegosiasi, berteman denganorang-orang yang berbeda latar belakang.Indonesia adalah tempat pertama iamempelajari fleksibilitas. Lebih jauh lagi,Indonesia adalah tempat pertama iamemahami kompleksitas dunia,” jelasMaya.Menurut Maya, Obama terakhir kali keIndonesia pada 1991, saat menulis bukuDream From My Father. “Ia bilang kepada saya, dalam kunjungan itu ia makinmemahami Indonesia dan masyarakatnya,” ungkap Maya.Ditanya tentang apakah Obama masihbisa berbahasa Indonesia? “Oh, ya, bisasedikit. Setiap kali saya ke Chicago, ia bilang, ‘Eh, Maya, pijit dikit, pijit dikit.’ Lalu, ‘Aduh, kuat tangannya.’ Selebihnya, iatidak percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan orang lain. Dengansaya, ia cukup confident,” tutur Maya.Obama sendiri dalam berbagai kesempatan, terutama dalam hal upaya peningkatan kerjasama AS dengan dunia Islam,sering kali mengemukakan pengalamannya pernah tinggal di Indonesia, negaraberpenduduk muslim terbesar di dunia.“Ada anggota keluarga saya yang beragama Islam. Saya pun pernah tinggal dinegara muslim,” ujar Obama dalamwawancara dengan jaringan televisi satelitAl-Arabiya yang berbasis di Dubai, UniEmirat Arab (Senin 26/1/09).Tampaknya, Indonesia bagi PresidenAS Barack Obama menjadi pintu utamaempiris untuk berkomunikasi dengandunia muslim. Itu berarti Indonesiapenting bagi Obama dalam menjalankankebijakan luar negerinya. Hal ini sekaligusberarti bahwa Obama sangat penting bagiIndonesia sebagai pintu masuk utamauntuk menjalankan (mengimplementasikan) dan meningkatkan peran dankebijakan luar negerinya yang bebas danaktif. „ BI-TSLjauh dibandingkan dengan 30-an tahunyang lalu. Saya takut ia menjadi tanahyang asing,” tulisnya. Ikatan emosionalObama dengan Indonesia juga digambarkannya dalam buku Dreams from MyFather (1996) yang banyak menyinggungperiode dia tinggal di Jakarta tahun 1968-1971.Hidup Obama yang bersinggungandengan Indonesia tidak lepas dari perkawinan ibunya, Stanley Ann Dunham dengan pria Indonesia bernama Lulu Soetoro yang sedang mengikuti program doktor bidang studi geografi di UniversitasEast West Center, Hawaii. Mereka menikah setelah Soetoro meraih gelar doktor,kemudian pindah ke Indonesia tahun1960-an. Bersama orang tuanya, Obamatinggal di sebuah rumah sederhana di Jalan Dempo, Taman Amir Hamzah, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.Terakhir Obama datang ke Indonesiatahun 1991, saat merampungkan bukunyaDreams from My Father.Sebelumnya, Maret 2007, Obama mengakui bahwa tahun-tahun di Indonesiamemengaruhinya dalam mempersiapkandiri bagi kampanye kepresidenannya.“Jika saya nanti ke Jakarta dan berpidatodi negara (berpenduduk) muslim terbesardi bumi ini, saya akan berkata, ‘Apa kabar,dan orang Indonesia akan mengenali sayabahwa saya mengerti rasa kemanusiaanmereka,” kata Obama kepada National Jewish Democratic Council, WashingtonDC.“Itu adalah kekuatan dan itu membuatsaya bisa berkata (langsung dalam budayamereka) kepada orang Indonesia yangmungkin tidak akan pernah bisa diucapkan Presiden AS lainnya. Dan bagian itusaya kira mendorong (keberhasilan) daTINGGAL DI INDONESIA: Ann Dunham bersama suami keduanya, Lolo Soetoro, puterimereka, Maya dan Barack Obama (kanan).
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30