Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS30 BERITAINDONESIA, Februari 2009Masyarakat ibukota Jakarta makin tidak sabar menungguselesainya pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT).usim hujan telah tiba. Bayangan kelam banjir tahun 2007dimana lebih dari setengahkota Jakarta diterjang banjirdengan 52 korban tewas, kembali menghantui. Memasuki Februari banjir mulaimenggenangi sejumlah kawasan di ibukota Jakarta.Air dengan ketinggian antara 30-150 cmtelah berulang kali menggenangi wilayahwilayah langganan banjir seperti BukitDuri Tebet, Kebon Baru, Rawajati Pancoran, Pejaten Timur Pasar Minggu, Pondok Pinang Kebayoran Lama, KebayoranLama Utara, masing-masing di JakartaSelatan. Sementara di Jakarta Timur,banjir melanda wilayah Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, dan Cililitan.Di wilayah Jakarta Pusat, titik banjirberada di Kelurahan Petamburan yangmerupakan daerah terparah, KelurahanTanah Abang, Kelurahan Kemayoran, danKelurahan Karet Tengsin. Sementara diJakarta Barat, titik banjir berada di Kelurahan Rawa Buaya yang menjadi daerahbanjir dengan intensitas tertinggi, Kelurahan Kapuk, dan Kelurahan Tegal Alur.Di beberapa wilayah tersebut, terhitungsudah ribuan warga yang terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka kedaerah wilayah yang lebih tinggi di sekitardaerah mereka. Kejadian lebih parah bisaterjadi lagi mengingat daerah hulu masihdalam kondisi hujan.Menurut prakiraan Badan Klimatologi,Meteorologi dan Geofisika (BKMG), curahhujan di Tanah Air masih tinggi hinggaMaret 2009. Awal hingga pertengahanFebruari 2009 akan menjadi puncakmusim hujan. Oleh sebab itu, bencanabanjir diperkirakan sulit dihindari. Tingkat kerugian yang diderita juga diperkirakan tidak tanggung-tanggung.Dari sudut kerugian materil, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas) Paskah Suzetta memperkirakan, banjir yang dapat melumpuhkankegiatan ekonomi ini, akan menimbulkankerugian senilai Rp 4,1 triliun. Jumlah initak jauh berbeda dengan perkiraan KetuaUmum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Frans Y. Sahusilawane yangmemperkirakan nilai kerugian asuransiakibat banjir mencapai US$ 300 juta (Rp2,7 triliun) hingga US$ 400 juta (Rp 3,6triliun). Jumlah itu lebih tinggi 1,5 – 2 kalilipat dari banjir tahun 2002.Banyak penyebab mengapa banjir menjadisangat akrab dengan ibukota Jakarta. Diantaranya, beberapa wilayah di Jakarta yangmemang lebih rendah dari permukaan lautdan banyaknya sungai yang melintasi wilayahini yakni 13 sungai. Kondisi itu semakindiperparah oleh sistem drainase yang buruk,menumpuknya sampah, dan sungai yangmakin menyempit karena tepiannya dijadikan perumahan penduduk.Selain itu, Menteri Negara LingkunganHidup Rachmat Witoelar mengatakan,banjir di Jakarta juga disebabkan olehberkurangnya lahan resapan air akibatpendirian bangunan secara besar-besarandan banyak pengembang yang tidak seriusmemperhatikan dampak ekologis. Pembangunan itu sebagian besar dilakukan didaerah-daerah resapan air sehingga menambah volume air yang tidak terserap.Banjir Kanal TimurSebenarnya, sepanjang sejarah kotaJakarta, sudah banyak upaya dilakukanagar Jakarta tidak kebanjiran. PenguasaBelanda (tahun 1920) Van Breen membangun kanal yang mengitari kota bagianbarat untuk membuang limpahan air kelaut Jawa. Kanal dibuat agar aliran sungaiCiliwung melintas di luar Batavia - sekarang Jakarta - tidak di tengah kota Jakarta. Saluran yang dibangun tahun 1922ini masih berfungsi hingga sekarang, yaituyang kita kenal sebagai Pintu Air Manggarai. Inilah yang kemudian disebut Banjir Kanal Barat (BKB). Banjir kanal atauyang juga sering disebut dengan Kali Malang (Barat), dengan bagian hulu berawaldari daerah Manggarai ke arah baratmelewati Pasar Rumput, Dukuh Atas, lalumembelok ke arah barat laut di daerahKaret Kubur. Selanjutnya ke arah TanahAbang, Tomang, Grogol, Pademangan,dan berakhir di sebuah reservoar dimuara, di daerah Pluit.Van Breen kemudian merancang saluran Kanal Timur yang berhulu di KaliCipinang dan bermuara di laut Jawa.Kemudian oleh Presiden Megawati mencanangkan kembali membangun BanjirKanal Timur (BKT) sepanjang 23,5 kmmembentang dari kali Cipinang ke lautJawa dengan lebar antara 100-300 meter.Sama seperti BKB, BKT mengacu padarencana induk “Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta” padaM Jakarta Jakarta SAMPAI KAPAN: Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur(BKT) terkesan tidak fokusdantersendat-sendat