Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 41


                                    BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 41LENTERAharus dikelola dengan aturan main yangbaik agar menghasilkan output yangbaik. Aturan main tersebut sesuaidengan nilai-nilai dasar negara yangkemudian diatur dalam undang-undangmaupun peraturan pemerintah. Jikatidak punya aturan main, bisamenimbulkan anarkisme.Selain aturan main, demokrasi yangkuat (taat azas) akan tercapai jikadidukung sumber daya manusia yangkuat pula. Dengan aturan main dansumber daya manusia yang kuat,anarkisme akan tereliminasi.Jika belajar dari pengalamanberdemokrasi dalam sepuluh tahunlebih era reformasi di negara kita, masihterlihat berbagai tindakan anarkis yangseolah-olah merupakan bagian dari hakdemonstrasi (demokrasi). Padahalanarkisme justru bertolak belakangdengan hak asasi manusia dan nilai-nilaidemokrasi itu sendiri.Tampaknya, sebagian besar oranghanya tahu mereka bebas berbicara,beraspirasi, berdemonstrasi. Dan tidaksedikit fakta yang memperlihatkanadanya pengrusakan ketika terjadinyademonstrasi menyampaikan pendapat.Hal ini menunjukkan bahwa setiaporang memerlukan pemahaman yangutuh tentang demokrasi agar bisamenikmati demokrasi.Dalam pengalaman terbaru,penyelenggaraan Pemilu Legislatif 9April 2009, sebagai salah satu unsur dansarana penting demokrasi, juga belummemperlihatkan telah terbangunnyademokrasi yang kuat di negara kita.Selain akibat kualitaspenyelenggaraannya yang justrumenurun dari Pemilu sebelumnya, jugalemahnya sumber daya kontestan danbanyaknya terabaikan hak warga negarauntuk memilih.Sehingga demokrasi yang mulaitumbuh saat ini belum memberikanmanfaat sebesar-besarnya untukkemaslahatan bangsa, mengurangikemiskinan dan menghasilkanpemimpin yang lebih memperhatikankepentingan rakyat banyak. Demokrasiharus bermuara pada peningkatankesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Sehubungan dengan itu, dalampandangan Syaykh Al-Zaytun, bagisetiap warga Indonesia, nilai-nilaidemokrasi sudah harus diajarkan dandipraktekkan sejak dini. Secara khusus,transformasi nilai-nilai demokrasi,secara teori dan praktek, sudahberlangsung sedemikian rupa di AlZaytun. Diharapkan, dalam lima tahun,sepuluh tahun, lima belas tahun kedepan cahaya obor demokrasi yang telahdinyalakan dalam proses pembelajarandi Al-Zaytun, akan memberikankontribusi yang amat berarti padaperkembangan demokrasi di Indonesia.Hal ini sejalan dengan cita-cita yangselalu dikumandangkan di Al-Zaytunbahwa Indonesia harus kuat. Demokrasiyang kuat akan melahirkan negara yangkuat. Perlu dicatat, negara yang kuattidak identik dengan otoritarianismemaupun militerisme.Syaykh Panji Gumilang berkeyakinanlulusan dari Al-Zaytun akan menjadimanusia yang dewasa. Diamenggarisbawahi kata dewasa, sebabmenurutnya, di Indonesia inipenduduknya cepat tua tapi lambatdewasa. “Jadi kita inginkan lulusan AlZaytun ini menjadi manusia dewasayang cerdas. Kemudian mempunyai satusemangat, cerdas, bajik, bijak, danmenguasai sains dan teknologi. Yangselanjutnya dalam bernegara merekacinta negara, mengerti tujuan bernegaradan cita-cita bernegara. Cita-cita dantujuan hidup bernegara itu menjadisikap hidup mereka selama menjadiwarga bangsa Indonesia. Atau karenananti bangsa-bangsa lain ada yangmasuk kita ciptakan seperti itu dinegerinya,” kata Syaykh Panji Gumilangketika diwawancara The Asian WallStreet Journal, Senin (15/4/02).(Bersambung)Proses pemilihan Presiden OPMAZ dilakukan dengan perangkat modern seperti yang dilaksanakan pada pemilu di negara-negara maju.
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45