Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 43
BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 43BERITA NASIONALat Kejar Kursiitu mengalami gangguan jiwa ringan ataustres, seorang gangguan jiwa sedang ataudepresi. Dua lainnya mengalami gangguan jiwa berat dan dirawat di Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei,Kalteng.Tindakan paling ekstrim dilakukanseorang ibu muda yang tengah hamilempat bulan, Sri Hayati (23) di KotaBanjar. Caleg PKB (Partai KebangkitanBangsa) Daerah Pemilihan (Dapil) 1 KotaBanjar, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis itu nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri karenatidak siap menerima kekalahan padapemilu caleg.Kemungkinan banyaknya para calegyang akan menghuni rumah sakit jiwakarena gagal duduk menjadi anggotadewan, memang sudah jauh-jauh haridiprediksi. Kemungkin perilaku yangtidak beres ini sebenarnya sudah bisadibaca saat awal sebelum mereka menjadicaleg. Mereka yang tidak matang mentalnya rentan terkena stres dan gangguankejiwaan. Hal itu diungkapkan dosenPsikologi Politik Universitas Indonesia,Hamdi Muluk, Selasa (14/4). Ketidakmatangan mental itu dapat muncul dariyang paling ringan berupa ketidakmampuan berpikir jernih atau bertingkah lakuburuk hingga tertawa atau menangissendiri yang dikategorikan sebagai sakitjiwa. “Ini indikasi jelas, sejak semula yangmenjadi caleg adalah orang-orang yangtidak beres (kesehatan jiwanya),” katanya.Pendapat lain diungkapkan oleh ArieSudjito dari Sosiologi Politik UniversitasGadjah Mada. Menurutnya, mahalnyaproses demokrasi dan mengesampingkanetika telah membuat para caleg menempuh berbagai cara untuk menang, baikdengan berbuat curang, maupun melakukan politik uang. Ketidaksiapan merekamenghadapi kekecewaan menunjukkangagalnya pembangunan etika politik. Iamenambahkan bahwa guncangan yangmelahirkan frustrasi juga bisa dialamicaleg yang lolos yang hanya berpikir padatarget pribadi.Begitu mahalnya biaya yang dikeluarkan caleg berdampak pada tekanan mental. Para ilmuwan psikologis menyarankan pentingnya peningkatan kualitassekaligus penyederhanaan mekanismeinteraksi antara rakyat dan para wakilnyadi parlemen. Hal ini bisa dilakukandengan berbagai cara, misalnya denganberbasis elektronik maupun bertatapmuka langsung. Dan perlunya pembenahan aturan-aturan yang tidak hanyamenyangkut aspek substansi dan koordinasi kerja, namun mempersiapkankondisi psikologis para wakil rakyat itusendiri.Ketua DPP Partai Golkar Priyo BudiSantoso mengakui, tekanan dalam duniapolitik memang berat. Mereka yang tidakterbiasa bertempur di politik berpotensimenderita gangguan kejiwaan apabiladidera kekalahan. Dan biasanya terjadipada orang-orang yang baru memasukigelanggang politik. Mereka yang sebelumnya terbiasa dengan dunia selebritiatau dunia yang sama sekali lain dengandunia politik cenderung mudah kaget.Sedangkan menurut Ketua ForumJejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa(FJKKJ) dr G Pandu Setiawan, SpKJ,masih ada keluarga dan kelompok masyarakat terdekat yang mampu membantupara caleg yang gagal tersebut agarterhindar dari depresi. Sehingga tidakperlu terlalu khawatir dan dibesar-besarkan. Terlebih caleg yang gagal itumemiliki mental pertahanan diri yangkuat, maka mereka akan menghadapikegagalan itu dengan tenang dan tidaksampai pada stres dan depresi, karenasebelumnya sudah terbiasa mendapattekanan, dan selanjutnya akan memulaiperencanaan program baru. BHS, RIE