Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 46
46 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA NASIONALMusibah Karena KeaTragedi jebolnya Situ Gintung merupakan puncak darikelalaian pihak-pihak yang terkait.arangkali di sana ada jawabnya, mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhanmulai bosan bersahabat dengan kita, coba kita tanyakan pada rumput yang bergoyang.”Demikian sepenggal lagu Ebiet G. Ademenggambarkan kedaan negeri kita yangsering dilanda bencana. Bencana yangsering melanda beberapa wilayah diTanah Air, telah mengisyaratkan, ketidakbersabatan manusia dengan lingkungan.Dan sebagai konsukuensinya manusiaharus menanggung akibatnya.Tragedi jebolnya Situ Gintung yang terjadi pada dini hari, Jumat (27/3) di Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan,Banten sempat menyita perhatian masyarakat. Selain memporak-porandakan pemukiman penduduk, sedikitnya 100nyawa melayang dan sejumlah korbanlainnya yang belum ditemukan. Sebanyak250 bangunan rusak. Di antaranya 183rumah dan selebihnya fasilitas umummengakibatkan kerugian mencapai ratusan miliar.Sebelum jebolnya situ Gintung, beredarisu yang mengatakan bahwa kalau wargasudah pernah melaporkan gejala tangguljebol sejak tiga tahun lalu. Namun, hal ituditampik Kepala Dinas Sumber Daya Airdan Permukiman Provinsi Banten, Winarjono, “Memangnya warga melapor kemana?” Dia bersikukuh, penyebab utamatanggul jebol karena tak mampu menampung volume air yang terus memenuhiwaduk, terutama jika hujan deras turunseperti yang terjadi pada sehari sebelumkejadian.Walau awalnya ada kesan menutupnutupi siapa yang bertanggungjawab ataskejadian ini, Kepala Departemen Penguatan Regional dan Juru Kampanye Airdan Pangan Walhi Eksekutif NasionalErwin Usman kepada Harian SuaraPembaruan mengatakan, hasil investigasisementara Walhi menunjukkan bahwaada dugaan kuat kelalaian pemerintahprovinsi dalam melakukan perawatanmelekat terhadap Situ Gintung.Menurutnya, jebolnya tanggul SituGintung, murni kealpaan pemerintahdalam menerapkan UU 23/1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup, UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air, PP 42/2008 tentang Pengelolaan Sumber DayaAir, dan UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Menurut Erwin, padaNovember 2008, tanggul pernah jebol.Saat itu warga yang melakukan perbaikan.Padahal, sejak dua tahun lalu sudah adarapat koordinasi membahas masalah SituGintung, antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan departemen teknisterkait. Bahkan, terdapat dana APBN2008 yang diperuntukkan bagi perawatansitu sebesar Rp 1,8 miliar.Di sela kunjungan kerjanya ke Surabaya(30/3), Menteri PU Joko Kirmanto mengakui bahwa jebolnya tanggul Situ Gintungmerupakan kesalahan dari pemerintah,khususnya dalam hal ini dilakukan olehDepartemen PU. “Untuk mencegah musibah sejenis di seluruh Indonesia, sayasudah menginstruksikan bagi seluruhkepala dinas maupun departemen dibawah departemen PU langsung maupuntidak langsung untuk melakukan inventarisasi seluruh bendungan di Indonesia.Masing-masing kasatker harus bertanggungjawab mengontrol kekuatan tanggultanggul bendungan itu,” tandas JokoKirmanto.Beberapa pihak yang terkait berpendapat, jebolnya situ Gintung diakibatkanoleh berubahnya sebagian kawasan inimenjadi daerah pemukiman, lahan pertanian, dan pendangkalan yang menjadikan fungsi dari situ ini menjadi tidakmaksimal. Dan itu terlihat dari kondisisitu dimana luas awal sekitar 31 hektardengan kedalaman 10 meter, kini tinggal21 hektar dengan kedalaman 3 sampai 4meter. Sebagai pusat drainase wilayahCiputat, pada curah hujan dengan intensitas tinggi, situ tidak mampu menahanvolume air dalam situ. Hal ini dipertegasoleh Kepala Balai Besar Sungai Cisadanedan Cidurian Banten, Joko Suryanto. SituGintung yang memiliki kapasitas tampungsekitar 2 juta meter kubik, sudah tidakbisa menampung curahan air hujan yangintensitasnya akhir-akhir ini cukup tinggi.Sementara itu, Ketua Tim PenyidikKLH yang turun ke lapangan, SugengPriyanto mengatakan, adanya indikasipelanggaran tata ruang dan kerusakanlingkungan yang terjadi di kawasan situGintung. Dia mengatakan, telah terjadikesalahan perhitungan atau perkiraandampak dari segala aktivitas pembangunan di kawasan tersebut. Sugengmenambahkan, sebagai kawasan lindung,Situ Gintung memiliki beberapa ketentuan yang harus ditaati oleh semua pihak.“BLALAI: Sedikitnya 100 orang meninggal, puluhan korban belum ditemukan serta ratusan gedung dan rumah menjadi korban meluapnya Situ Gintungfoto-foto: daylife.com