Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 44


                                    44 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009Mencari Solusi Krisis LBERITA NASIONALKetersediaan energi listrik sangat vital bagi kehidupanmasyarakat Indonesia. Terobosan demi terobosan harusterus dicari demi berakhirnya byarpet yang merugikandunia usaha dan terjaminnya energi listrik di masa depan.eberapa tahun terakhir ini, hampir setiap hari kabar pemadamanbergilir merebak di sejumlahdaerah di negeri ini. Seperti yangbaru-baru ini terjadi di Lampung. Krisislistrik kali ini cukup banyak yakni 100MW atau seperempat dari kebutuhanlistrik provinsi Lampung. Krisis listrikyang terjadi selama 28 hari menjelangpemilu ini mengakibatkan PLN harusmelakukan pemadaman bergilir saatbeban puncak. PLN memberi alasanpemadaman terpaksa dilakukan karenaadanya kerusakan di PLTU Tarahan Baru.Akibatnya, PLTU ini tidak bisa bisamengaliri listrik sebesar 200 MW.Selain alasan pembangkit listrik rusaksetiap kali ada byarpet, PLN juga kerapberalasan pada kurangnya pasokan bahanbakar hingga jaringan distribusi dantransmisi terganggu. Apapun alasannya,keadaan ini menunjukkan Indonesiamengalami kemunduran dan jauh tertinggal dengan negara-negara lain yangsudah cukup canggih memanfaatkantenaga listrik.Ironisnya, lahir pula surat kesepakatanbersama (SKB) lima menteri yang menyerukan kalangan industri untuk mengalihkan jam dan hari kerja dengan dalihagar mereka bisa mendapatkan pasokanlistrik dengan wajar. SKB yang tidak wajaritu lahir karena kondisi listrik di negeri initidak wajar.Bagi dunia usaha, menurut KetuaUmum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa, sebagaimana dikutip dari harian Investor Daily,listrik di Indonesia merupakan hambatanuntuk meningkatkan daya saing. Hal inimenurunkan minat investor asing untukmenanamkan modalnya di Indonesia.Kondisi ini tidak terjadi di sejumlahnegeri jiran seperti Malaysia, Filipina,bahkan Vietnam. Pemerintah negaranegara itu benar-benar menjaga pasokanlistrik di kawasan industrinya. Sedangkandi Indonesia, pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) kepadaindustri sangat kurang.Pabrik semen Bosowa, misalnya, merasakan parahnya pasokan listrik dariPLN saat ini. Produksi perusahaan sementerbesar di Indonesia Timur itu tidakefisien karena kapasitasnya cuma 5.000ton per hari dari kapasitas maksimal5.500 ton.Selain itu, menurut Erwin, banyak pengusaha properti perkantoran di luar Jawakebat-kebit dengan kondisi listrik di wilayahnya. Mereka terpaksa menyediakangenerator backup berbahan bakar solar.“Ini berarti tambahan investasi apalagi satumegawat (MW) generator butuh investasisekitar US$ 500-600 ribu,” ujar dia.Pasokan listrik PLN yang tidak bisadiandalkan juga membuat industri manufaktur harus membangun sendiri pembangkit listriknya. Hal ini sudah terjadi disejumlah pabrik garmen di Jawa Barat.Mereka membangun pembangkit berbahan bakar batubara antara 30-40 MW,tapi ada juga yang berskala kecil kapasitas15 MW.Membangun pembangkit sendiri memang salah satu jalan keluar terbaik agarterhindar dari pemadaman. Namun, bagiyang tidak mempunyai pembangkit sendiri, byarpet jelas akan merugikan.Di Aceh dan Sumatera Utara, misalnya,kerugian sektor usaha akibat krisis listrikjika ditotal diperkirakan mencapai Rp 1 triliun per bulan. Kerugian Apindo dan Hoteliers masing-masing Rp 200 miliar.Belum termasuk usaha lain yang taktergabung dalam Apindo. Badan PusatStatistik menghitung jumlah usaha kecilmenengah (UKM) di Sumut mencapai1.047 juta lembaga. Jika, taruh saja, kerugian akibat byarpet sebesar Rp 100.000per bulan per satu UKM, sudah terjadikerugian lebih dari Rp 100 miliar.Kerugian ini akan bertambah besarsebab pemadaman listrik bergilir diperkirakan akan terus berlangsung hinggatahun 2010 mendatang. Ini terjadi karenaPLN mengalami defisit akibat tidakseimbangnya pasokan yang dimiliki PLNdengan permintaan masyarakat.Saat ini, total daya pembangkit diseluruh Indonesia mencapai 29.705 MW,yang terdiri atas Jawa-Bali 22.302 MW,sedangkan luar Jawa-Bali 7.403 MW.Sebanyak 24.856 MW di antaranya merupakan milik PLN dengan komposisiJawa-Bali 19.283 MW dan luar Jawa-Bali5.573 MW. Sementara itu, sisanya milikswasta.Menurut Direktur Distribusi Jawa BaliPLN Murtaqi Syamsuddin, daya mampuPLN untuk memasok kebutuhan listrikJawa-Bali saat ini sekitar 20.600 MW.Dengan beban puncak sebesar 16.200MW per Maret 2009, margin pembangkityang tersisa cuma 4.400 MW, atau sekitar26-27%. Padahal margin kapasitas idealnya mesti di atas 30%. PLN memprediksibeban puncak akan semakin meningkatmenjadi 17.200 MW pada akhir tahun ini.Artinya, jika tidak ada penambahankapasitas yang cukup signifikan, cadangan listrik nasional akan semakin tergerus,dan pasokan listrik menjadi tidak seimbang.Pemerintah memang sudah berupayauntuk mengatasi krisis pasokan listrik ini.Di antaranya dengan menghimbau masyarakat menghemat pemakaian listrik,mengurangi komsumsi listrik. Namun,himbauan ini kurang mendapat sambutandi masyarakat karena pemerintah dalamhal ini departemen dan instansi yang ada,justru boros dalam menggunakan listrik.Banyak gedung-gedung pemerintah yanglampu dan AC-nya masih menyala padahal sudah tidak ada orang. Kesadaranuntuk hemat listrik itu masih lemah dikalangan aparat pemerintah.Upaya lain yang dilakukan adalahdengan menambah pasokan listrik lewatproyek pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) dengan dominasi pembangkitBBELUM DILIRIK: Di Indonesia dengan iklimtropisnya, potensi angin di kawasan pesisirdapat dimanfaatkan untuk mengembangkanpembangkit listrik tenaga angin.foto-foto: dok. nordex
                                
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48