Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 42
42 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA NASIONALAkibaKisah-kisah caleg stres dan depresi karena kalah dalampemilu diperkirakan akan semakin ramai diberitakandalam 1-2 bulan mendatang.enjadi anggota legislatif diSenayan adalah mimpi banyakorang. Puluhan ribu orangmendaftarkan diri menjadicalon legislatif (caleg) yang ingin dudukdi kursi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD TkI), dan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten/Kotamadya (DPRD Tk II).Berbagai upaya mereka lakukan. Adayang lebih suka terjun ke lapangan menemui para pemilih potensial sambil menebar janji dan sumbangan. Ada yang lebih suka memasang poster dan baliho besar-besar di pinggir jalan. Ada pula yangmencoba memperbesar peruntungan dengan membuka akun facebook ataufriendster. Bagi mereka yang bermodalbesar, memasang iklan di beberapa suratkabar selama sebulan penuh bukanlahperkara yang sulit.Sedangkan para caleg yang bermodalcekak, mereka harus pintar-pintar mengelola uang yang ada. Ketika kas mulai seret,sebagian memilih gali lubang tutuplubang. Saking kebeletnya menjadi caleg,ada pula yang tidak segan-segan mencuriatau merampok. Itulah gambaran singkatbetapa menjadi anggota legislatif diRepublik adalah sebuah impian.Setelah sekian lama ‘berkampanye’,perjuangan mereka untuk merebut hatipara simpatisan diuji dalam pemilulegislatif yang berlangsung 9 April 2009.Bagi yang lolos, tentu pengorbanan yangsudah dikeluarkan terbayarkan. Namun,bagi yang tidak lolos, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinanpertama, menerima kekalahan dan melanjutkan hidup. Kemungkinan kedua, tidak mau menerima kekalahan yang lamakelamaan menunjukkan gejala stres,marah-marah, berteriak-teriak dan adayang bunuh diri. Bahkan ironisnya, adapula yang melakukan tindakan-tindakanyang tidak punya harga diri sehingga orang lain kesusahan.Burhanuddin, warga Parepare, SulawesiSelatan, misalnya, menjadi ‘korban’seorang caleg. Ia harus menurunkan barang-barangnya dari rumah panggungyang selama ini ia tinggali beserta dengansejumlah warga lain. Karena keluargapemilik tanah yang juga caleg PBB (PartaiBulan Bintang) Muhammad Daming takmengizinkan lagi warga untuk menempatilahannya. Caleg tersebut merasa, wargayang tinggal di tanah miliknya tidakmemberikan suaranya pada pemilu 9April lalu sehingga dirinya tidak mendapatkan kursi di parlemen. Akibat ulahsang caleg, warga yang telah bertahuntahun tinggal di tanah tersebut akhirnyatinggal di tenda-tenda pengungsian yangtelah disiapkan Dinas Sosial.Lain lagi dengan ulah caleg perempuanberinisial S dari Kulon Progo, DI Yogyakarta yang gagal duduk sebagai anggotadewan. Ia menarik kembali sejumlahhadiah dan sumbangan yang pernah iaberikan kepada warga Desa Karangsari,Pengasih, Kulon Progo. Sebagian sumbangan yang diberikan sudah terlanjurdipakai warga yaitu semen 14 zak untukpembuatan jalan. Tidak mau ribut-ribut,akhirnya kepala dusun, mengeluarkanuang pribadi Rp 700.000 untuk membelisemen baru.Begitu juga dengan caleg dari DesaBanjarparakan, Kecamatan Rawalo Kab.Banyumas. Setelah merasa tidak terpilihmenjadi anggota dewan, ia menyuruh timsuksesnya menarik kembali dana yangsudah dibagikan kepada masyarakat. Ulahtim sukses sempat membuat warga kagetdan bingung.Dari Ternate dilaporkan, gara-garaperolehan suaranya hanya tiga, seorangcaleg Partai Golkar Hartati Theis, seharisetelah pencontrengan menarik kembalitelevisi yang ia berikan kepada kelompokorganisasi pemuda yang ditaruh di poskampung yang juga menjadi pangkalanojek. Sehingga menyebabkan para pemuda tersebut berang. Karena mereka(pemuda) di sana merasa tidak pernahada perjanjian dengan si caleg untukmemilihnya.Dari Ambon, sejumlah ibu-ibu di kompleks Permukiman Kepala Air, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambonmarah-marah, karena kecewa pada calonanggota legislatif yang ingin menarikkembali dua karpet pemberian sang caleg.Istri si caleg datang ke Kepala Air danmeminta kembali dua karpet. Karenawarga sudah kecewa, karpet dibiarkanbegitu saja dan warga enggan menyentuhkarpet itu.Tindakan para caleg yang menarikkembali barang-barang sumbangannyaini menunjukkan sikap yang tidak tahumalu dan tidak punya harga diri. Di sisilain, ada pula caleg yang meski tidakmenarik kembali sumbangannya, mulaikehilangan kewarasannya.Dari Kota Cirebon (14/4) dilaporkan,Ustadz Ujang Bustomi di padepokannyayang berada di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, JawaBarat didatangi belasan caleg yang mengalami depresi berat, karena gagal meraihkursi legislatif. Namun, Ujang mengakui,sebagian besar sudah membaik. “Alhamdulillah, caleg yang mengalami depresiberat karena gagal meraih kursi legislatifsebagian besar sudah ikhlas menerimakekalahan. Mental mereka sudah adaperkembangan,” tutur Ustadz UjangBustomi pimpinan Forum Spiritual PeduliCirebon (FSPC).Sedangkan dari Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga (15/4), Wisma Rehabilitasi Mental,Sosial, dan Narkoba merawat sembilanpasien baru yang mengalami stres, diantaranya enam caleg yang kalah dan tigatim sukses caleg dalam Pemilu 2009.Supono Mustajab, pengasuh wisma yangtidak mau membeberkan nama pasiennyamengatakan, sembilan orang stres tersebut berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur,dan Pekalongan. Dia juga menyebutkanpasien-pasien sering kali mengigau mintauang yang dikeluarkan untuk pemiludikembalikan dan ada pasien yang selaluingin telanjang dan ada pula yang diamterus tanpa respons saat disapa.Sikap yang tidak seperti biasanya jugaditunjukkan dua caleg dan tiga simpatisanpartai dari Kalimantan Tengah. Merekaterus mengoceh, murung, dan tidak maumakan dan minum. Dua dari lima orangMilustrasi: dendy