Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009BERITA UTAMAfoto: daylife.comSBY-Boediono, TegakkanCalon Presiden (Capres) Partai Demokrat Susilo BambangYudhoyono (SBY) teguh memilih berpasangan dengan Prof.Dr. Boediono (Gubernur Bank Indonesia) sebagai CalonWakil Presiden (Cawapres). Pilihan ini dilakukan melaluipertimbangan dan proses yang cukup panjang, antara lainguna menegakkan sistem presidensial. Pasangan ini dideklarasikan Jumat, 15 Mei 2009 malam di Bandung danesoknya (16/5) secara resmi mendaftar ke KPU.epastian tentang dipilihnyaBoediono, ekonom profesional yang bukan dari partai itu,sebagai Cawapres SBY, terungkap ke publik setelah sempat mendapatreaksi keras dari beberapa petinggi partaiberbasis Islam, PKS, PPP, PAN dan PKB,yang sebelumnya sudah menyatakan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Merekamerasa terkejut dan sempat mengancamakan membentuk poros alternatif ataumengalihkan dukungan kepada pasanganCapres-Cawapres lainnya, bila SBY tidakmerevisi nama Cawapres yang akandiusungnya.Mereka menggelar rapat di salah saturuangan Fraksi PKS di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa 12/5. Peserta rapatadalah Ketua F-PKS Mahfudz Siddiq,Sekjen PKS Anis Matta, Ketua F-PPP Lukman Hakim Saifuddin, Ketua F-PAN yangjuga Sekjen PAN Zulkifli Hasan, KetuaDPP PAN M Najib, serta Wakil SekjenPKB Imam Nachrowi.Seusai rapat, Ketua F-PKS MahfudzSiddiq mengatakan pihaknya terkejutdengan informasi itu karena tidak adapembahasan sebelumnya. Sekjen PKSAnis Matta juga dengan nada kecewamengaku sudah mendapat pemberitahuan dan undangan menghadiri deklarasikoalisi pendukung SBY pada 15 Mei diBandung, Jawa Barat.Karena itulah, katanya, partai-partaipendukung SBY merasa perlu mengusungsatu sikap apabila putusan soal Cawapresitu terus dipaksakan tanpa berbicaradengan anggota koalisi lainnya. MahfudzSiddiq mengatakan, empat parpol kecewakarena Partai Demokrat mengabaikanaspirasi partai koalisi. Ia mengungkapkansebelumnya sudah ada aspirasi dariparpol koalisi dan berpandangan lebihbaik Cawapres dari parpol agar memilikikemampuan politik yang lebih kokoh.Mereka juga berharap Cawapres diambildari partai berbasis Islam.Menurut Mahfudz Siddiq, sosok Boediono tidak mencerminkan hal tesebut.Karena itu, empat parpol ini bersepakatmengadakan rapat lanjutan untuk membahas sikap yang akan diambil. “Hitunghitungan kami, kalau PKS dan empatparpol ini gabung dengan Gerindra, ataumisalnya kami gabung dengan Hanuradan Golkar. Maka jumlah kursi kita bisa60 persen di parlemen. Ini poros alternatif,” kata Ketua DPP PKS MahfudzSiddiq, saat jumpa pers, di Gedung DPR,Jakarta, Selasa (12/5). Tampaknya mereka sempat memperkirakan PDIP akanbergabung dengan Partai Demokrat.Malam harinya, mereka (minus PKB)pun melanjutkan pertemuan di HotelNikko Jakarta. Pertemuan itu dihadiriSekjen PKS Anis Matta, Ketua F-PKS DPRMahfudz Siddiq, Sekretaris F-PKS DPRAbu Bakar Al Habsyi, Wakil Sekjen PPPRoma Hurmuziy, dan Fungsionaris PANM Najib. Dalam pertemuan, merekamempertanyakan dan membahas sejumlah kriteria yang pernah disampaikan SBYterkait Cawapres yang akan digandengnyajika SBY akhirnya benar menggandengBoediono.Seusai pertemuan, mereka menggelarkonferensi pers. “Kalau lihat kriteria akseptabilitas dan mendukung koalisi yangkuat, apa alasannya memilih Boediono?”kata Anis bernada tanya. Mereka pun menilai sikap SBY dan Demokrat yang secaraserta-merta memilih Boediono, tidakmenjunjung tinggi tata krama komunikasipolitik. Padahal, dalam koalisi, hal yangpaling krusial adalah komunikasi dankoordinasi di antara peserta koalisi.Menurut Sekjen PKS Anis Matta, halinilah yang mengecewakan mereka sebagai mitra koalisi yang membutuhkan polakomunikasi ideal. “Yang menjadi perhatian kami adalah pola pengambilan keputusannya. Kita tidak tahu konsideritasnya,” tutur Anis seusai pertemuan di Hotel Nikko, Selasa (12/5).Begitu pula Wakil Sekjen PPP Romahurmuzi merasa harga diri partainya cukup dilangkahi dengan keputusan sepihakDemokrat tersebut. “Ini masalah hargadiri partai. Mereka harusnya ingat masihada gerbong panjang ke belakang,” tuturRomahurmuzi.Sehubungan dengan itu, mereka sepakat untuk meneruskan pembicaraan mengenai hal ini dalam komunikasi yanglebih tinggi lagi, yaitu komunikasi di kalangan pimpinan PKS, PAN, PPP danPKB.Namun pada waktu yang hampir bersamaan, Ketua Umum Partai DemokratHadi Utomo, Mensesneg Hatta Rajasa danMenseskab Sudi Silalahi mengadakanpertemuan dengan Ketua Umum PPPSuryadharma Ali, Ketua Umum PKBMuhaimin Iskandar dan Sekjen PANZulkifli Hasan, di Wisma Negara. Menurut Hatta Rajasa, Presiden PKS TifatulK
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22