Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 21
BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009 21BERITA UTAMAbiayai dengan utang komersial berbunga12%-13%. Hal ini memang telah dibantahtim kampanye SBY-Boediono bahwa BLTbukan dari utang.Kesembilan, kampanye melankolis.Publik memang masih mudah terpengaruh dan merasa iba jika melihat pihakyang terpojokkan atau terzalimi. Tapitampaknya tidak begitu mudah bagipublik meyakini bahwa seorang yangsedang berkuasa (incumbent) sedangdizalimi, dikeroyok dan diserang. Sehingga kampanye bernada melankolis,bagi SBY-Boediono tidak seefektif Pilpres2004 lagi. Bahkan hal ini bisa menjadiblunder jika publik meyakini kecenderungan keberpihakan KPU kepada incumbent ditambah dukungan dari 24partai politik.Kesepuluh, intensitas kampanyepesaing, Mega-Prabowo dan JK-Wiranto.Faktor ini, justru hal yang paling berpengaruh. Apalagi jika kedua pasangan inisemakin giat menjanjikan dan mengampanyekan program aksi yang menyentuhkepentingan hidup rakyat banyak. Sementara SBY-Boediono semakin terbawaarus sibuk membantah, seraya mengatakan bukan janji tapi bukti. Apalagi jikaJusuf Kalla semakin meyakinkan publikbahwa perannya sangat besar dalampemerintahan saat ini khususnya pengambilan kebijakan pro rakyat dan halhal besar lainnya.Kesebelas, bersatunya ‘koalisi besar’,Mega-Prabowo dan JK-Wiranto, mendukung siapa pun yang lolos putaran kedua.Apalagi jika JK-Wiranto yang lolos bersaing dengan SBY-Boediono, kekuatanMega-Prabowo lebih cenderung akanlebih sepenuhnya mendukung dibandingdukungan barisan JK-Wiranto jika MegaPrabowo yang lolos putaran kedua.Semua faktor ini akan sangat berpengaruh pada menang kalahnya SBYBoediono, baik dalam Pilpres putaranpertama, terutama pada putaran kedua.Menghadapi hal ini, terlihat kesan bahwaSBY-Boediono masih tetap tenang danpercaya diri akan memenangkan Pilpresdalam putaran pertama.Walaupun juru bicara Tim PemenanganJK-Wiranto Yuddy Chrisnandi, Jumat(12/6), justru melihat gerakan Pilpres satuputaran itu justru mencerminkan kepanikan SBY menghadapi lawannya diPilpres kali ini.Namun yang jelas, Pilpres akan berlangsung ketat. Pengamat politik BachtiarAly memperkirakan, pada putaran pertama akan bertarung secara ketat antaraJK-Wiranto dengan Megawati-Prabowo,untuk memperebutkan suara SBY-Boediono. Ia memperkirakan dukungan padaJK-Wiranto, semakin mendekati pasangan dengan nomor urut dua itu. “Sayamemperkirakan apabila pada putarankedua nanti yang bertarung adalah SBYBoediono dan JK-Wiranto, maka ini akanmenjadi pertarungan yang seru,” ujarnyadi Jakarta, Kamis (11/6).Menurut mantan Dubes Indonesiauntuk Mesir itu, meski JK terlambat dariSBY dalam persiapan Capres, namunbelakangan lebih intensif dalam mengampanyekan program-programnya. “Haltersebut membuat masyarakat semakintahu akan kemampuannya,” kata Bachtiar. Ia menunjuk ketika tampil dalamacara Kadin, JK tampil menarik denganbahasa yang lugas dan cerdas.Tingkat keterpilihan (elektabilitas) JKWiranto yang terekam dalam polling SMSyang dilakukan beberapa media hinggapukul 19.00 WIB, Rabu 17/6 denganpertanyaan siapa capres dan cawaprespilihan Anda, terus meningkat. Elshinta.com merekam hasil yang diraih JKWiranto 41,57%, SBY-Boediono 37,26%,dan Mega-Prabowo 21,17%. Polling SMSyang dilakukan detik.com juga memperlihatkan keunggulan JK-Wiranto40,967%,Mega-Prabowo 31,822% dan SBYBoediono 27,211%. Begitu pula pollingSMS Kompas.com, JK-Wiranto 66,14%,SBY-Boediono 21,15% dan Mega-Prabowo12,71%. Tempointeraktif.com juga menunjukkan JK-Wiranto 51%, SBY-Boediono 30%, dan Mega-Prabowo 19%.Walaupun harus dicermati bahwatingkat akurasi polling SMS ini sangatjauh dari kelayakan untuk dipercayasecara akademis. Polling SMS di internetini hampir sepadan dengan terawanganpara paranormal. Seperti pernyataanSekjen DPP PKB Lukam Edy yang menegaskan Pilpres 2009 akan terjadi hanyasatu putaran sesuai terawangan kyai.Menurut Edy, SBY menang satu putaran,berdasarkan survei internal dan kulturyang suka tanya-tanya kyai khos, kyaikunci PKB. “Berdasarkan terawangan kekyai-an mereka, SBY menang 58%,” kataLukman yang saat ini menjabat MenteriPercepatan Daerah Tertinggal. BIANTI-BOEDIONO: Para demonstran memprotes keputusan Presiden SBY yang memilihGubernur Bank Indonesia Boediono sebagai pasangan cawapresnya. Boediono ditudingsebagai antek Barat dan KORAN singkatan dari Komando Rakyat Anti Neoliberalisme.