Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009BERITA UTAMASemua Bicara ProrakyatKetiga pasangan Capres-Cawapres berlomba berbicara,menebar visi-misi dan janji yang pro rakyat. Juga berlombamengunjungi pasar-pasar tradisional. Ketiganya, terutamaSBY-Boediono, ingin membuktikan tidak menganutekonomi neoliberalisme.ecara umum, visi ekonomi ketigapasangan calon persiden dancalon wakil presiden (CapresCawapres), Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, Susilo BambangYudhoyono-Boediono dan MuhammadJusuf Kalla-Wiranto, memiliki kesamaan.Setidaknya, ketiga pasang Capres-Cawapres itu selalu menebar janji kebijakanekonomi yang prorakyat, demi kesejahteraan rakyat.Namun jika disimak, di antara ketiganya bisa ditarik garis pembeda. Paling tidak, antara lain, jika dibedah dari paparanketiga Capres dalam dialog dengan Kadin,20 Mei 2009, slogan-slogan mereka sertapaparan pada saat kampanye.Pasangan Mega-Prabowo lebih menonjolkan ekonomi kerakyatan, dalam azaskekeluargaan (gotong-royong) sebagai jatidiri bangsa. “Kita harus bergotong-royonguntuk membangun negeri ini. Para pengusaha mempunyai tempatnya. Rakyat,sebagai pelaku ekonomi mikro pun mempunyai tempatnya. Hanya saja mereka(rakyat) harus terbantukan, harus diangkat,” kata Mega di hadapan para pengurusKadin.Visi Mega Prabowo 2009-2014 adalah:“Gotong Royong Membangun KembaliIndonesia Yang Berdaulat, Bermartabat,Adil Dan Makmur”. Adapun Misinya:“Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat; Mewujudkan kesejahteraan sosial denganmemperkuat ekonomi kerakyatan; Menyelenggarakan pemerintahan demokratis-konstitusional yang bersih danefektif”.Dalam program aksinya, Mega-Prabowo menegaskan akan memperkuat ekonomi kerakyatan. Antara lain dengan caramenjadikan petani, nelayan, koperasi,serta usaha kecil sebagai subyek pembangunan melalui politik anggaran, instrumen perbankan dan memacu industriberbasis pertanian dan perikanan yangmemiliki nilai tambah. Juga akan membuat Bank Khusus bagi petani, nelayan,pengusaha/pedagang kecil dan rakyatkecil lainnya, serta menuntaskan reformasi agraria agar rakyat dapat berpartisipasi secara luas di bidang ekonomi.Mendorong daya beli rakyat melaluiskema jaminan sosial. Perlindunganpetani dan perekonomian dari liberalisasiyang merugikan. Melindungi pedagangpasar tradisional dengan melarang pembangunan pasar swalayan berskala besarkan eksportir nasional yang menikmatifasilitas kredit dari negara untuk menyimpan setidaknya 60% dana hasilekspornya di bank dalam negeri. Dan,meningkatkan pendapatan per kapita dariUSD 2000 menuju USD 4000.Pasangan SBY-Boediono yang menonjolkan slogan “Lanjutkan!’ selama ini telahmenjalankan ekonomi yang bermuarakepada kesejahteraan rakyat. SBY menegaskan, ia dan Boediono bukan ultranasionalis dan bukan pula neoliberalis,tetapi menganut ekonomi jalan tengahyang tidak sesuai dengan undang-undangdan peraturan. Modernisasi pasar tradisional untuk pedagang kecil.Melindungi dan memperjuangkan hakhak buruh dan buruh migran (TKI).Mega-Prabowo juga berjanji akanmelakukan moratorium utang dan menegosiasikan penjadwalan kembali setidak-tidaknya 50% kewajiban utang luarnegeri, sehingga APBN dapat berfungsiuntuk mendorong kegiatan ekonomiterutama sektor riil yang padat karya sertaprogram-program di bidang pendidikan,kesehatan, pangan, energi dan perbaikanlingkungan.Juga akan meningkatkan produksi dankonsumsi dalam negeri untuk memacupertumbuhan ekonomi melalui kebijakanperbankan yang pro sektor riil. Menjadikan BUMN sebagai lokomotif danujung tombak kebangkitan ekonomi.Menghentikan penjualan aset negara yangstrategis dan atau yang menguasai hajathidup orang banyak. Meninjau kembalikontrak-kontrak pemerintah yang merugikan kepentingan nasional. Mewajibdemi kesejahteraan rakyat. “Inilah manajemen ekonomi nasional. Kita tidakmenganut paham neoliberalism. Kitatidak full Washington consensus. Banyakorang bicara neolib tapi they don’t understand apa sesungguhnya neoliberalisme.Kita tidak, yang kita jalankan tidak,” kataSBY di hadapan para pengurus Kadin.“Anda tahu neoliberalisme dan Washington Consensus itu?” tanya SBY, yangkemudian dijawabnya: “Semuanya diserahkan pada pasar bebas. Pemerintahtidak boleh terlalu banyak mencampuri,subsidi itu ditabukan, diserahkan kepadamultinational corporation, pada IMF,World Bank dan sebagainya. Bukan itupilihan kita.” Meskipun, menurut SBY,kaidah-kaidah efisiensi kita perlukan dalam sebuah pasar terbuka, tetapi campurtangan pemerintah juga diperlukan agarkita bisa memproteksi yang lemah, tapisemuanya juga bisa mengalir ke depan.SBY berulangkali menyangkal isu bahwa ia dan Boediono menganut pahamekonomi neoliberalis. Salah satu contohkonkrit yang selalu diunggulkannyaSBATIK: Capres Megawati Soekarnoputri memilih batik saat mengunjungi Pasar Tanah Abang,17 Juni 2009foto-foto: daylife.com
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26