Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 23


                                    BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009 23BERITA UTAMAsebagai bukti keberpihakan kepada rakyatadalah program pemerintah dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) danProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.Sementara, JK-Wiranto yang menonjolkan slogan “Lebih Cepat Lebih Baik”dengan tegas menyatakan akan menjalankan ekonomi kebangsaan yang mandiri untuk kepentingan seluruh rakyat.“Kami bertekad secara sungguh-sungguhdengan mengedepankan hati nuraniuntuk membangun masyarakat yang adil,mandiri dan bermartabat dengan menjalankan ekonomi kerakyatan,” kata JusufKalla pada pernyataan politiknya saatmendaftar di Komisi Pemilihan Umum(KPU).Menurut Kalla, jika ingin melihat peroleh para elite neo-liberal, melainkanlebih ke pasar rakyat yang menggerakkanroda ekonomi riil. JK juga menonjolkanBLT yang merupakan inisiatifnya, sebagaibukti nyata kepedulian kepada rakyat.Program ini, katanya, jelas membantujutaan rakyat kecil yang selama ini takmemiliki akses bantuan.Dari pemaparan ketiga pasang Capresini terlihat ada perbedaan satu sama lain.Pengamat ekonomi Avilliani sebagaimanadikutip detikFinance, Sabtu (23/5),menggambarkan kebijakan ekonomiMegawati-Prabowo agak ke kiri (neososialis) dan SBY-Boediono lebih ke kanan(neoliberalis) serta JK-Wiranto agakberada di tengah-tengah.Pasangan Mega-Prabowo, yang mengusung ekonomi kerakyatan murni denganyang mengutamakan stabilitas makroekonomi (untuk investor-investor asing dipasar modal saja) dengan target pertumbuhan ekonomi moderat 7%, menurutAvilliani, ini bisa merugikan kita. Karenaitu SBI (Sertifikat bank Indonesia) asingtinggi, jadi buat dunia usaha tidak menguntungkan,” ujarnya. Itu sebabnya, Avilliani melihat dari visi dan misi ekonominya, SBY-Boediono ‘kanan’.Pasangan JK-Wiranto yang mengusungekonomi berkeadilan, dalam pandanganAvilliani, membuka kemungkinan investor asing boleh masuk tapi untuk kepentingan rakyat. Avilliani memandangpasangan JK-Wiranto yang paling realistis. “JK selama menjadi Wakil Presidenberani menjamin proyek-proyek infrastruktur seperti listrik 10 ribu MW danjuga infrastruktur lain. Ini jelas akanmendongkrak pertumbuhan ekonomi,dan dia menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%,” jelasnya.Namun, pandangan Avilliani ini harusdisikapi dengan pemikiran tidak sepenuhnya benar. Sebab, Mega-Prabowojuga menegaskan bahwa ekonomi makro,pengusaha besar (investor asing maupundalam negeri) mempunyai tempatnyasendiri dalam azas kegotong-royongandengan ekonomi mikro (ekonomi rakyat).Begitu pula SBY-Boediono dengangamblang menegaskan berbagai kebijakannya yang tidak sepenuhnya menganut ekonomi pasar, melainkan lebihmengutamakan kepentingan ekonomirakyat (kesejahteraan rakyat), antara laindengan adanya subsidi dan BLT.Jadi yang lebih penting, juga menurutAvilliani, adalah bagaimana agar janjiserta visi dan misi yang diusung olehketiga capres itu haruslah dilaksanakankembangan ekonomi rakyat maka bisadilihat di pasar-pasar tradisional sepertiPasar Tanah Abang, Klewer Solo dan lainlain. “Rakyat harus terlibat penuh dalamperekonomian. Pasar-pasar tradisionalharus dipelihara, diperbanyak dan digunakan sebagai penyangga perekonomian nasional,” katanya.Menurut Kalla, ekonomi rakyat harusdijalankan untuk kemajuan bangsa. Pengalaman krisis ekonomi beberapa tahunlalu menunjukkan ekonomi kerakyatanyang justru menyokong dan menyelamatkan bangsa. JK-Wiranto menegaskan sikap tak ingin bangsa Indonesia yangbesar jatuh ke tangan kekuasaan asing,termasuk dalam soal ekonomi. Pasanganini bertekad melakukan akselerasi pembangunan (lebih cepat dan lebih baik)dengan mengandalkan kemampuan sendiri (mandiri).Pasangan ini juga menyatakan propasar, namun tidak semata pasar sahamsebagaimana didengung-dengungkantarget pertumbuhan ekonomi optimistis10%, menurut Avilliani, tidak bagus juga,nanti tidak ada investor yang mau masukkarena seperti sosialis.Sementara pasangan SBY-Boedionosetelah terpilih nanti, khususnya di bidangekonomi, bagaimana menghadapi tekanan imbas krisis ekonomi global saatini, serta bermuara pada peningkatankesejahteraan rakyat. „ MLP-BHSIKAN: Capres Jusuf Kalla (tengah) dan isterinya Mufidah (kiri) berbicara dengan pedagangikan saat mengunjungi pasar ikan di Kedonganan, Bali, 21 Juni 2009.TEKSTIL: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri kemeja hijau), didampingi isterinyaKristiani Yudhoyono berbicara dengan pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang, 11 Juni 2009.
                                
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27