Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009BERITA UTAMASaling Melengkapi Sedikit MenyentilDebat Capres Versi IndonesiaRakyat boleh berharap bahwa demokrasi telah semakinmenunjukkan habitatnya di Indonesia. Hal ini, antara lain,ditandai dengan suksesnya debat calon presiden (Capres),kontestan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, yang dilakukansebanyak tiga kali. Meski belum menyuguhkan aksi salingsanggah antarkontestan secara intens, tapi setidaknya,(mungkin) itulah debat Capres versi Indonesia, tidak harusversi Amerika.ebat Capres yang diselenggarakan oleh Komisi PemilihanUmum (KPU) itu diikuti tigapeserta (Capres), MegawatiSoekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Jusuf Kalla (JK). Debatronde pertama bertema mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersihserta menegakkan supremasi hukum.Dimoderatori Rektor Universitas Paramadina Dr. Anies Baswedan, berlangsungdalam empat sesi di Studio Transcorp,Jakarta, Kamis malam 18/6/09.Pada sesi pertama diberikan kesempatan kepada ketiga Capres menyampaikan visi sesuai tema, masing-masing 10menit. Sesi kedua, moderator mengajukanpertanyaan yang sama kepada ketigaCapres, masing-masing menjawab dalamdua menit. Sesi ketiga, moderator mengajukan satu pertanyaan berbeda kepadamasing-masing Capres yang dijawabselama dua menit. Kemudian diberikankesempatan satu setengah menit kepadaCapres lain untuk menanggapi. Setelahitu, diberi kesempatan durasi satu menitlagi kepada Capres yang giliran ditanyauntuk memberi tanggapan. Setelah itu,sesi keempat, masing-masing Capresdiberi waktu satu menit menyampaikankata penutup.Pada sesi ketiga, sebenarnya terbukapeluang saling adu argumentasi antarcapres. Namun, dalam debat pertama ini,tidak ada tanggapan yang berbeda (perdebatan), tetapi pendapat yang salingmelengkapi. Barangkali, inilah formulabaru debat Capres versi Indonesia.Saat moderator mengajukan pertanyaan kepada Megawati berkaitan slogannya“Mega Pro Rakyat” khususnya tentang apayang akan dilakukan untuk melindungipara tenaga kerja Indonesia (TKI) apabilaterpilih sebagai presiden. Megawatimenjawab perlindungan kepada TKIharus diberikan terlebih dahulu di dalamnegeri, melalui pelatihan dan kontrakkerja yang jelas, karena perlindungansetelah mereka berada di luar negeri lebihsulit untuk dilakukan.SBY yang mendapat giliran pertamamenanggapi, menyatakan setuju 200Þngan Megawati bahwa perlindunganharus terlebih dahulu dilakukan di dalamnegeri. “Saya setuju 200% dengan pandangan Ibu Megawati,” kata SBY, lalumemberi tanggapan yang melengkapitentang perlu perbaikan kerja sama yangbaik di luar negeri.Begitu pula JK mengawali tanggapannya dengan kalimat: “Tentu saya sependapat dengan Ibu Mega, karena itu sayalakukan juga ketika saya jadi MenkoKesranya.’’ Lalu JK melengkapi denganmenekankan perlu ada MoU antarnegaradan lawyer di setiap kedutaan. Maka,ketika Megawati diberi kesempatan untukmenanggapi kembali komentar dua pesaing, yang mantan menterinya itu, diatersenyum dan hanya berkata singkat:“Ya, semua ngikut saya.” Megawati punmengatakan:”Cukup!”Nyaris tidak adanya diferensiasi (perbedaan) pendapat antarcapres juga terlihat saat SBY ditanya berkaitan slogannya“Lanjutkan!” khususnya tentang kejahatan hak asasi manusia (HAM) masalalu. Menurut SBY, penyelesaian masalahHAM masa lalu tidak melulu masalahhukum. Karena, dalam beberapa hal adakerumitan tertentu untuk menyelesaikandugaan kasus HAM masa lalu. Maka, dimasa pemerintahannya diusahakan dimunculkan adanya Komisi Kebenarandan Rekonsiliasi (KKR).Namun, hal itutidak terwujud mengingat pembatalan UUKKR oleh Mahkamah Konstitusi. Namun,menurut SBY, ada pilihan lain dalampenyelesaiannya. ‘’Truth and reconciliation , atau cara mirip itu bisa kita pikirkanbersama,” katanya.JK yang diberi kesempatan pertamamenanggapi, langsung mengangguk.‘’Tentu saya setuju, karena saya masih wapres juga,’’ katanya disambut tawa hadirin. Namun, JK menambahkan perlunya melihat ke depan. ‘’Kalau lihat kebelakang saja, lihat kaca spion saja, tidakbisa maju,’’ katanya. JK pun mengutipfalsafah Mandela: forgive but not forget.Megawati yang terlihat lebih santai,juga memberi tanggapan yang menghangatkan suasana. ‘’Kalau JK bilang setuju, saya oposisi juga setuju,’’ kata Megawati, seraya menegaskan, penegakanHAM tidak secara individu, tapi diselesaikan secara berbangsa dan bernegara.Hal yang sama juga berlangsung ketikagiliran Jusuf Kalla diajukan pertanyaansesuai slogannya “Lebih Cepat Lebih Baik”khususnya tentang upaya untuk memDDebat tiga capres yang ditayangkan langsung dari Studio Transcorp, Trans TVfoto-foto: daylife.com
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30