Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, Agustus 2009BERITA UTAMAfoto-foto: daylife.commengungkap siapa pelaku dan dalangperistiwa biadab itu.Begitu pula mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, dalam acara ‘Kongkow bareng Gus Dur’ di Jakarta, Sabtu(18/7) mengomentari pembeberan dataintelejen oleh Presiden SBY mengatakan,kalau benar SBY tahu pelakunya, kenapatak langsung ditangkap saja? Tunggu apalagi?KH Nuril Arifin (Gus Nuril) dalam acaraitu juga menimpali Gus Dur, harusnyajangan diomong-omong sama SBY.“Wong hasil intelijen kan harus disimpandan dirahasiakan. Lho presidennya singbocor. Kita jadi kayak orang bodoh semua.Kayak pakai kacamata kuda,” kata GusNuril.Pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya SukoWidodo mengatakan ketegasan sebagaiseorang presiden penting untuk mencaripelaku pengemboman. “Jadi tidak perlusampai mengeluarkan kata-kata yangkontraproduktif,” ujar Suko.Suko menilai SBY tidak bisa membedakan mana persoalan negara danpolitik, dalam hal ini dirinya sebagaiCapres. Menurut Suko, seharusnya SBYmenjelaskan berbagai persoalan dengantenang. “Selayaknya meletakkan dalamposisi presiden memberikan keteduhan,harusnya tampil elegan atau tenang. Kalaupresiden panik rakyat makin panik,” ujarSuko.Bom Terkait PilpresMenanggapi berbagai kritikan ataspidato tentang bom JW Marriot dan RitzCarlton itu, SBY merasa media massamenuduhnya telah mengaitkan ledakanbom dengan Pilpres. “Pernyataan sayajelas dan gamblang. Kata demi kata,kalimat demi kalimat. (Tapi) yang terjadiberubah dari apa yang saya katakan,seperti dipelintir atau diputarbalikkan,”kata SBY dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrat di JIExpo Jakarta,Rabu (22/7) malam.Sebelumnya, Juru Bicara KepresidenanAndi Mallarangeng menjelaskan bahwayang dikatakan Presiden adalah data-dataintelijen tentang adanya kelompokkelompok tertentu yang ingin menggagalkan proses Pemilu, tetapi apakah ituberkaitan dengan kejadian terorisme ini,harus diinvestigasi lebih lanjut.Andi membantah pandangan bahwapidato SBY itu justru memperkeruhsuasana. Andi mengimbau, jangan pulaterlalu cepat menyimpulkan bahwa pengeboman itu tidak berkaitan denganpemilu (Pilpres).Ketua Fraksi Partai Keadilan SejahteraMahfudz Siddiq menilai aksi pengebomanitu didesain untuk mengguncangkanpemerintahan baru yang akan dibentuksebagai hasil pemilu presiden. Menurutdia, momen pengeboman dilakukansetelah Pilpres yang tinggal menungguhasil penghitungan Komisi PemilihanUmum dan dua hari sebelum datangnyakesebelasan Manchester United, jelasuntuk menimbulkan kontraksi politik.Di tengah silang pendapat tentangterkait tidaknya pemboman Hotel JWMarriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jumat (17/7) pagi dengan Pilpres,mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) AC Manullang justrumenilai ledakan itu memang terkaitPilpres.Dengan sangat yakin, AC Manullangmengatakan pengeboman itu betul terkaitPilpres. “Teroris memanfaatkan momenPilpres,” jelas AC Manullang, Sabtu (17/7). Menurutnya, apapun yang terjadi dinegeri ini, sangat dimanfaatkan parateroris. “Apalagi, Pilpres di Indonesiabegitu disorot dunia internasional. Karenakita telah melaksanakan demokrasi.Karenanya teroris memanfaatkan inikarena sasarannya tidak tercapai. Diaingin menunjukkan ke seluruh duniaeksistensinya,” jelas pengamat intelijenitu.Walaupun Manullang belum dapatmemastikan target dari para teroristersebut, namun dia mengingatkan,keamanan Indonesia pascapilpres, sampai penentuan presiden dan wapres,masih akan terancam stabilitasnya. Menurutnya, kelompok-kelompok ini terkaitadanya teroris yang dilupakan. “Merekabukan anti terhadap Pilpres, tapi untukmemanfaatkan Pilpres,” jelas Manullang.Pihak kepolisian juga tidak menafikankemungkinan kelompok pelakunya sengaja mencari momentum pascapemilu.Momentum itu sebagai simbol perlawanan terhadap demokrasi yang dianggapsalah satu produk Barat (Amerika Serikat). Hal itu terindikasi dari penyidikanpolisi sementara berdasarkan lalu lintaspesan antaranggota kelompok yang diduga terlibat di balik pemboman tersebut.Kepala Divisi Humas Mabes PolriInspektur Jenderal Nanan Soekarna,Kamis, 23 Juli 2009, mengatakan, kepolisian tengah menelusuri segala kemungkinan. Soal dugaan momentumtersebut, menurut Nanan, bisa menjadipetunjuk bagi polisi untuk menelusurilatar belakang identitas kelompok yangbertanggung jawab.“Termasuk soal JI (Jemaah Islamiyah)KPU SIAGA: Seorang petugas polisi sedang memindahMegawati Soekarnoputri Abdurrahman Wahid
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22