Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, Agustus 2009BERITA UTAMAfoto: daylife.compemboman. “Akibat dari interpretasi danekspresi emosi keagamaan yang delusifini, maka tragedi pun terjadi dan sejumlahbesar spekulasi pun muncul di tengahtengah publik,” kata Prof Engseng Ho.Di tengah adanya kalangan yang meyakini bahwa pelaku terorisme menjalankan tugas suci yakni berjihad, KetuaUmum Gerakan Umat Islam IndonesiaHabib Abdurrahman Assegaf menegaskanterorisme itu bukan jihad, tetapi jahat.“Mereka telah menghilangkan nyawa orang-orang tak berdosa,” katanya kepadapers.Habib Abdurrahman Assegaf jugamempertanyakan keberadaan PesantrenAl Mukmin Ngruki yang selama ini kerapmelahirkan para pelaku teror. “Sayabingung, mereka di sana diajarkan apasih? Bertahun-tahun tak pulang ke rumah,sekalinya muncul menjadi pelaku bombunuh diri. Bagi saya itu berdosa,” tukasnya (Okezone, Senin, 20/7/2009). Abdurrahman Assegaf sebelumnya menyebutkan kelompok wahabi radikal pimpinanNoordin M Top berada di balik seranganbom bunuh diri di Mega Kuningan.Berkaitan dengan itu, Zainun Kamal,Dosen Teologi dan Falsafah, FakultasUshuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta mengatakan aksi bom bunuh diridi Hotel Ritz Carlton dan JW Marriottyang dilakukan teroris pada Jumat (17/7)pagi sangat bertentangan dengan salam(kedamaian).“Tidak ada ajaran agama apapun yangmemberikan pembenaran atas tindakanitu. Bom bunuh diri merupakan tindakantidak berdamai dengan dirinya sendiriapalagi dengan orang lain. Bom bunuh diritidak ada dalam agama apapun dan ajarankemanusiaan manapun,” katanya kepadainilah.com di Jakarta, Minggu (19/7).Zainun Kamal mengatakan, bom bunuhdiri merupakan sikap pengecut dan bukanbentuk perlawanan atas ketidakadilankarena agama tidak pernah mengajarkansikap pengecut.Jamaah IslamiyahSementara itu, peneliti terorisme danideologi gerakan transnasional, AgusMaftuh Abegebriel, melihat keterkaitanpelaku bom bunuh diri di JW Marriott danRitz-Carlton dengan keberadaan jaringanJamaah Islamiyah (JI) di Indonesia,memang menjadi realita yang sulit terbantahkan. Dosen Fakultas Syariah UINSunan Kalijaga Yogyakarta itu memaparkan gerakan mereka sangat rapi denganpedoman yang bertitelkan PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah), yang memuat tujuan, target,dan strategi untuk proyek pembentukankhilafah. (SP, Kamis, 23/7)Agus Maftuh menguraikan bahwa JItelah mempersiapkan segalanya termasukpengambilalihan NKRI sebagai area amanatau basecamp menuju terbentuknyakhilafah Islamiyah atau negara Islammodel propetik. JI pun memiliki “nidlomasasi”, semacam konstitusi, yang mengatur mekanisme gerakan, dan pelatihanmiliter dengan empat materi pokok.Yakni, penggunaan senjata, teknik infanteri, membaca peta, dan teknik lapanganlengkap dengan pelatihan pengeboman,yang merupakan oleh-oleh dari paraalumni Afghanistan ketika dididik diAkademi Militer Peshawar (AMPES),yang merupakan Virtual Universities forFuture Islamic Radicalism.“JI menempatkan Islam sebagai sebuahideologi alternatif untuk mengubah tatanan peradaban manusia, yang menurutmereka telah gagal sebagai akibat intervensi Barat dan segala produknya, sepertidemokrasi, HAM, dan masyarakat madani,” jelas penulis buku ‘Negara Tuhan:The Thematic Encyclopaedia’ ini.Ia menyimpulkan bahwa diasporaideologi JI memang sudah menjadi wacana pembebasan gerakan fatwa surgawidemi mewujudkan cita-cita politik AlKhilafah Al-Islamiyyah atau disebut jugakhilafah global.Agus memaparkan bahwa bahaya ideologis itu justru lebih mengancam NKRI.Karena itu Agus mengaku sudah seringkali mengusulkan agar pemerintah membentuk pertahanan ideologi forensik ataumembedah ideologi yang tertanam ituuntuk mengetahui seluk beluk fatwa yangditanamkan. “Sekaligus mencari faedahhukum yang bisa diterapkan untuk menganulir fatwa kekerasan atau dishumanitasitu,” katanya.Menurut Agus, ideologi mereka yangjelas adalah membubarkan NKRI dan antiPancasila. Inilah bahayanya. “Soal namapelaku di balik bom itu memang pentinguntuk penyelidikan Kepolisian. Tetapijangan terjebak pada satu atau dua nama.Ideologi inilah yang jelas-jelas mengancam,” ujarnya.Meski JI di Indonesia telah kocar-kacir,tetapi menurut Agus, tetap saja fatwa itutertanam rapat dan hanya dibungkusdengan nama dan struktur baru. Agusberpendapat, memang lebih tepat gerakanradikal itu dinamai ideologi surgawi,penafian kemanusiaan dan dishumanitas.“Yang ada hanya paham membasmimusuh bersama yakni Amerika dengansekutunya termasuk kroni dan item-itemliberalisme termasuk neoliberalisme,”jelasnya.Agus menguraikan, fakta berdasarpenelurusan berbagai ajaran yang adadalam konsep radikalisme surgawi ini,muncul fatwa bernama ‘Jalalabad’, yangartinya pembasmian musuh dengan caraapapun. Cuma sayangnya, sesal Agus, dikalangan umat Islam sendiri, baik itu NUmaupun Muhammadiyah tidak pernahmenyinggung bahwa fatwa ini sangatmembahayakan bangsa. “Ini yang sayatekankan kepada semua pemuka agama,namun kenyataannya harapan saya belumterpenuhi,” keluhnya.Menurut Agus, fatwa itu sudah hadir diIndonesia sejak 23 Februari 1998 danlangsung mendapat respon dari 12 ribupenganut. Jumlah itu tentunya berlipatganda saat ini. Banyak faktor yang memRUSAK: Kondisi restaurant di JW Marriot porak-poranda akibat bom bunuh diri.
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30