Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 29
BERITAINDONESIA, Agustus 2009 29BERITA UTAMADepartemen Dalam Negeri, Badan Intelijen Negara, TNI, Polri, Kejaksaan Agung,dan keimigrasian, namun semua potensiitu belum terintegrasi dengan baik.Berkaitan dengan sikap permisif masyarakat atas aksi-aksi teroris, Edy menilaimasyarakat sebetulnya tetap punya kepedulian terhadap aksi-aksi terorismewalaupun mungkin masih sebatas ketikaperistiwa peledakan bom terjadi. “Selebihnya, mereka adalah masyarakat awamyang masih memprioritaskan kebutuhanekonomi dan kebutuhan pokok lainnya,”katanya. Jadi, menurut Edy, persoalannyajauh lebih kompleks. “Akibat masalahekonomi, masyarakat miskin memangbisa dengan mudah dipengaruhi ideologikekerasan teroris,” ujar Edy.Hal senada dikemukakan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla bahwa upayapencegahan aksi-aksi terorisme tak cukupdengan pendekatan keamanan, tetapi jugaharus dilakukan dengan pendekatankesejahteraan ekonomi.Selama ini, menurut Jusuf Kalla saatmemberikan sambutan dalam seminar“The Islamic World and the Future ofWorld Civilizations” yang diselenggarakanoleh Kepemimpinan Masyarakat IslamDunia (World Islamic People’s Leadership) bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (27/7), kesenjangan dan ketimpangan kesejahteraanekonomi di kalangan umat Islam duniamenjadi salah satu pemicu munculnyasikap radikal dan terorisme. Ironisnya,kesenjangan kesejahteraan ekonomi jugaterjadi di antara negara-negara Islamsendiri. Inilah tantangan utama umat Islam dunia.“Teror bom yang terjadi pada 17 Juli laluselalu dihubungkan dengan teror bomyang terjadi di negara-negara sepertiAfganistan, Irak, dan Sudan. Bom-bom ituselalu ‘diatasnamakan kelompok Islam’.Aksi teror seperti itu salah satunya terjadiakibat kesenjangan kesejahteraan didunia Islam,” ungkap Kalla.Pendapat lain dikemukakan Jenderal TNI(Purn) Dr Ir Drs AM Hendropriyono SH SEMBA MH, bahwa terorisme terjadi akibatideologi, bukan oleh kepentingan. Menurutdia, semua tindak terorisme, termasuk diIndonesia saat ini, adalah implementasi caraberpikir para pelakunya, yang memilikikepribadian rancu dan terbelah.Selain lemahnya intelijen, sikap permisif masyarakat, adanya kesenjangan kesejahteraan, dan akibat ideologi, penyebablain sulitnya memadamkan gerakanterorisme adalah karut-marutnya administrasi kependudukan sehingga memungkinkan orang membuat identitas palsu.Dalam kaitan ini, Departemen DalamNegeri memang telah menjanjikan akanmenyelesaikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang salah satunyamemuat nomor induk kependudukan (NIK)secara nasional pada tahun 2011.Menurut, Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam Negeri Saut Situmorang,apabila sistem itu sudah diimplementasikan secara nasional, setiap orang akanmempunyai NIK tunggal. NIK tersebutakan menjadi basis data penerbitanpaspor, surat izin mengemudi, nomorpokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan identitas lainnya.Kenapa Noordin Sulit Ditangkap?Kondisi di atas sangat melingkupisehingga keberadaan gembong terorisNoordin M Top yang telah bertahuntahun menjadi buron tetap misteri.Padahal Mabes Polri mengaku terusmelakukan pengejaran, tetapi tak jugamampu menangkap pria asal Malaysiatersebut. Kenapa?Menurut Direktur International CrisisGroup, Sidney Jones dalam wawancara yangditayangkan tvOne, Senin (20/7/2009) pagi,karena ada jaringan yang masih maumelindungi dia, yang merasa dengan ikhlasmelakukan itu. Selain memiliki jaringanyang masih kuat, menurut Sidney Jonespengamat intelijen asal Australia itu,Noordin banyak belajar dari pengalaman.Jika selama ini KPK berhasil menyadapbanyak pejabat negara, maka menurutnya,Noordin mengakalinya dengan melakukancara-cara konvensional, seperti berhubungan dengan melalui kurir.Saat ditanya apakah kemungkinanteroris masih akan terus merongrong Indonesia, Sidney Jones tidak membantahnya. Pasalnya, masih ada belasan terorisyang masih menghirup udara bebas. “Saatini masih ada 12-13 orang. Untuk membuat bahan peledak tidak sulit, dan masihada orang yang punya pengalaman danberniat untuk melakukannya,” katanya.Tetapi, Sidney berkeyakinan bahwaPolri akan mampu menangkap sisa terorisyang masih ada. Ia memuji prestasi Polriyang selama ini telah menangkap banyakteroris. “Sudah 400-an yang tertangkap.Tidak sulit untuk menangkap 12 sisanya,”katanya optimis.Sementara itu, mantan anggota JemaahIslamiyah, Nasir Abas, yang hadir dalamsidang terbuka saat AM mempertahankandisertasi, menduga Noordin M Top saatini masih terus melakukan pengaderandan merekrut anggota-anggota baru.“Saya kira Noordin tidak pernah berhenti merekrut, sebelum tertangkap. Orang-orang muda baru yang memangmemiliki pandangan mendukung Noordin, apalagi isu-isu global masih terusada,” ujarnya.Otaknya DihancurkanMantan Kepala BIN AM Hendropriyonomenegaskan jaringan teroris itu hanya bisatuntas diberantas jika bagian “otak”-nyadihancurkan. Ia juga menilai Indonesia,khususnya aparat intelijen, bukanlah satusatunya pihak yang harus merasa “kebobolan” akibat peledakan bom. “Kecolongan” itu juga dirasakan seluruhmasyarakat dunia mengingat adanyajaringan teroris global yang terus beraksi.Menurut Hendropriyono, dunia telahmengakui kemampuan aparat intelijenkita, mulai dari BIN, Polri, dan TNI,pascapengungkapan teror Bom Bali I danII. Namun, sayangnya, menurut Hendropriyono, bantuan yang diberikan negaramaju tidak berimbang dan sifatnya sekadar pelatihan teknis, penandatangananMOU, atau pemberian bantuan dana.Menurut dia, sejak tahun 2002 sampaisekarang, negara maju tidak pernahbersedia menginisiasi atau menggelarpola operasi intelijen bersama Indonesia.Bahkan, intelijen negara maju hanya maumeminta akses dan informasi yang mereka perlukan tanpa mau berbagi hal samayang mereka miliki. Ia mengemukakansalah satu contohnya, ketika salah satugembong teroris, Hambali, diserahkan keAS, tetapi Indonesia tidak pernah mendapat informasi strategis yang diperlukan.Sementara itu, menurut Nasir Abas,perihal pemicu tindak terorisme terbaru,kemungkinan Noordin dan kawan-kawanbermaksud merespons kebijakan terbaruAmerika Serikat. Menurut Abas, AS dibawah kepemimpinan Barack Obamahendak menarik pasukan dari Irak, tetapidi satu sisi menambah pasukan di Afganistan. Bahkan, AS bermaksud menghabisi Taliban. BI/TIMeras sedang menunjukkan kemampuannya di bidang