Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 74
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, Februari 2010 61BERITA IPTEKNikmatnya TV DigitalApakah Anda sudah bosan menggeser-geser antena,menonton siaran TV berbintik, atau pusing melihat gambarTV mobil yang selalu bergoyang? Semuanya itu tidak akanAnda jumpai dalam sistem siaran digital.ampai saat ini, televisi analogmasih banyak kita gunakan.Namun, tidak lama lagi, TVkonvensional milik kita itu tidakakan mampu lagi menangkap siaran TV.Karena pemerintah akan mematikansiaran analog dan menggantinya dengansiaran digital.Salah satu alasan mengapa berpindahke siaran digital adalah keterbatasan yangdimiliki siaran analog khususnya kanalyang terbatas. Departemen Komunikasidan Informasi (Depkominfo) sendirisudah kesulitan menerima permohonanizin pendaftar siaran TV di Indonesiakarena frekuensi yang tersedia terbilangsudah penuh.Selain itu, negara-negara lain sedangdan sudah bermigrasi menggunakansistem siaran digital. Belanda menjadiyang pertama bersiaran digital total sejakDesember 2006, diikuti Amerika sejakFebruari 2009. Jepang pun akan mematikan siaran analognya pada Juli 2011. Indonesia sendiri sudah memulainya dengan meresmikan siaran TV digital sejak13 Agustus 2008. Siaran ini melibatkanKonsorsium TV Digital Indonesia(www.KTDI.tv) dan TVRI-Telkom.Bagi Anda yang memiliki penerima TVdigital (TV tuner jenis DVB - Digital VideoBroadcasting) sudah dapat menikmatitayangan TV digital dari 6 stasiun populeryakni ANTV, Metro TV, SCTV, TransTV,Trans7 dan TVOne. Tahun lalu, Indosatdengan konsorsium TREN Mobile TVyang beranggotakan sejumlah perusahaandi bawah MNC Group seperti Global TV,RCTI, TPI dan Infokom Elektrindomenjalin kerjasama. Konsorsium inimenyelenggarakan uji coba siaran TVdigital hingga akhir tahun 2009. Upayaperkenalan dan uji coba ini dilakukanuntuk mengetahui sejauh mana responmasyarakat dimana saat ini jumlahpemirsa di tanah air mencapai 50 jutakeluarga dengan perkiraan jumlah TVmencapai sekitar 40 juta.Agar pengguna TV konvensional bisamenyaksikan siaran digital, mereka harusrela mengeluarkan uang membeli konverter digital ke analog yang disebut SetTop-Box (STB). Harganya sekitar Rp Rp300-400 ribuan. Apakah masyarakatsudah siap dan rela membeli televisi yangsudah mendukung siaran digital atausetidaknya membeli STB? Jawabannyatentu tergantung pada sejauh mana mereka mengenal dan merasakan manfaatdari sistem siaran digital ini. Oleh sebabitu, proses migrasi dari analog ke digitalmemerlukan waktu.Dari segi teknis, sebenarnya tidakterlalu sulit mengimplementasikan migrasi ini karena peralatan studio TV sebagianbesar sudah bersistem digital seperti CDaudio, MP3, DVD, kamera video, dansistem mixing. Yang berubah adalah unitpemancarnya yang menjadi digital. IstilahTV digital bukanlah merujuk kepadapesawat TV-nya yang bersistem digitalmelainkan lebih kepada sinyal yangdigunakan (siaran digital/digital broadcasting). Format penyiaran ini akanmuncul dalam Standard Definition TV(SDTV) ataupun High Definition TV(HDTV).Di seluruh dunia terdapat beberapastandar siaran TV digital yakni DTV (Digital Television, standar di Amerika), DVBT (Digital Video Broadcasting-Terestrial,standar di Eropa dan Australia) dan ISDBT (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial, standar di Jepang). Indonesia sendiri melalui Peraturan MenteriKomunikasi dan Informatika nomor 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tertanggal 21Maret 2007 telah menetapkan standarDVB-T sebagai standar penyiaran televisidigital terestrial tidak bergerak di Indonesia. Terdapat pula standar siaran digital DVB-H (handheld) yang ditujukan pada perangkat mobile seperti ponsel. Ponsel Nokia N77/96 atau ZTE F19 misalnyasudah bisa menerima siaran digital.Dibandingkan siaran analog, sinyaldigital memiliki beberapa kelebihan diantaranya lebih tahan terhadap noise daninterferensi (gangguan atau tubrukan)yang timbul. Artinya, Anda akanmendapatkan tontonan yang jernih dantidak perlu menggeser-geser antena agargambar tampil bagus. Sinyalnya pun lebihmudah diperbaiki pada bagian penerimamelalui koreksi error. Artinya, meski Andamenonton siaran TV sambil bergerakdalam bis atau mobil, Anda tidak akanmendapatkan gambar yang berbintik ataubuyar.Pada sistem siaran analog, semakinjauh dari stasiun pemancar TV, sinyalakan melemah dan penerimaan gambarmenjadi buruk. Lain halnya dengan siarandigital yang terus menyampaikan gambaryang jernih hingga pada titik di manasinyal dalam bentuk kode 1 dan 0 tidakdapat diterima lagi. Singkatnya, siaran TVdigital hanya mengenal dua status: Terima(1) atau Tidak (0).Poin positif lainnya dari siaran digitaladalah mendukung displai video HDdalam rasio layar 16:9 seperti pada DVDatau layar bioskop. Ini artinya, Anda bisamendapatkan hiburan visual yang lebihtajam dan halus. Siaran digital punmemungkinkan sebuah kanal diisi hinggabeberapa program siaran misalkan berita,olahraga, sinetron dan film – hal ini tidakbisa dilakukan pada siaran analog. „ ROYS
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65