Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 76
P. 42
42 BERITAINDONESIA, Mei 2010 foto: reproLenteraL ENTERA42aliran tertentu yang sempit.Karenanya membangun hikmahkebijaksanaan adalah membangunpendidikan, dan itulah hakekatmembangun kerakyatan yangberperadaban yang kaya akankebudayaan, yakni kerakyatan yangterhindar dari saling curiga danpermusuhan.Nilai Dasar KelimaMewujudkan Suatu KeadilanSosial: Mewujudkan suatu keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesiaadalah merupakan tujuan dari cita-citabernegara dan berbangsa, menyangkutkeilmuan, keikhlasan pemikiran,kelapangan hati, peradaban,kesejahteraan keluarga, keadilanmasyarakat dan kedamaian.Itu semua bermakna mewujudkankeadaan masyarakat yang bersatusecara organik yang setiap anggotanyamempunyai kesempatan yang samauntuk tumbuh dan berkembang sertabelajar hidup pada kemampuan aslinya.Dengan mewujudkan segala usaha yangberarti yang diarahkan kepada potensirakyat, memupuk perwatakan danpeningkatan kualitas rakyat, sehinggamemiliki pendirian dan moral yangtegas.Mewujudkan suatu keadilan sosial,juga berarti mewujudkan azasmasyarakat yang stabil yangditumbuhkan oleh warga masyarakatitu sendiri, mengarah pada terciptanyasuatu sistem teratur yang menyeluruhmelalui penyempurnaan pribadianggota masyarakat, sehingga wujudsuatu cara yang benar bagi setiapindividu untuk membawa diri dansuatu cara yang benar untukmemperlakukan orang lain.Karenanya, mewujudkan suatukeadilan harus menjadi suatu gerakankemanusiaan yang serius, dan sungguhsungguh dilakukan oleh rakyat, denganmetoda dan pengorganisasian yang jitusehingga tujuan mulia ini tidak berbalikmenjadi paradoks dan kontradiktifyakni menjadi gerakan pemerkosaanterhadap nilai-nilai keadilan dankemanusiaan. Demikian Syaykh alZaytun AS Panji Gumilang.Tata Ulang Ketaatan pada DasarNegaraDalam menanggulangi krisis yangterjadi silih berganti yang belumtertanggulangi secara tuntas sejak 1998,menurut Syaykh Panji Gumilang,sebagai bangsa, kita harus beranimengadakan evaluasi. Apa geranganyang kita harus tata ulang?Dalam Khutbah Idul Adha 1429 H (8Desember 2008), Syaykh menegaskan,sebagai bangsa, dalam bernegara,sesungguhnya kita telah memilikilandasan dasar yang kokoh yangmumpuni, sebagai landasan strategibudaya, strategi mengelola caraberpikir, bertindak, bereaksi lokal,nasional, maupun global.Syaykh memandang, mungkin yangharus ditata ulang adalah ketaatan dankeberpihakan serta kesetiaan bangsaterhadap asas dan dasar negara yangtelah disepakati bersama. Mungkinsebagai bangsa, belum sepenuhnyakonsen, untuk meletakkan dasar-dasarnegara ini sebagai suatu sistem yangutuh, sehingga tindakan yangdilakukan, orientasinya selalu belum,bahkan tidak berpihak kepada dasardasar yang telah disepakati.Bahwa terjadinya perubahan politik(reformasi) yang dibarengi olehterjadinya krisis ekonomi jilid I dinegara kita, yang telah berjalan sejak1998, kita selalu saja menyaksikansajian tindakan-tindakan yang selaluantagonistis terhadap dasar-dasarnegara yang telah disepakati.Sebagai negara berdasar atasKetuhanan Yang Maha Esa dan negaramenjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing dan untuk beribadatmenurut kepercayaannya.Jaminan yang diberikan oleh dasardan Undang-Undang Dasar NegaraIndonesia ini sungguh sangat mendasardan menyeluruh bagi bangsanya, tidakterkecuali. Namun dalam praktekSyaykhmemandang,mungkin yangharus ditata ulangadalah ketaatandan keberpihakanserta kesetiaanbangsa terhadapasas dan dasarnegara yang telahdisepakatibersama. Mungkinsebagai bangsa,belum sepenuhnyakonsen, untukmeletakkan dasardasar negara inisebagai suatusistem yang utuhUpacara bendera yang perlu rutin dilakukan untuk mem