Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 14


                                    14 BERITAINDONESIA, September 2010BERITA UTAMAfoto-foto: isttersebut dapat dibagi menjadi beberapasektor, seperti kerugian akibat bahanbakar, kerugian waktu produktif warga,kerugian pemilik angkutan umum, dankerugian kesehatan. Jumlah kerugianyang paling besar adalah pada sektorkerugian bahan bakar yang bisa menghabiskan Rp 10.7 triliun per tahun. Kerugian bahan bakar dihitung dari banyaknya BBM yang terbuang karenakendaraan terjebak kemacetan.Jumlah kerugian terbesar kedua adalahkerugian waktu produktif warga negarayang diperkirakan mencapai Rp9.7 triliunper tahun. Namun, yang paling dicemaskan adalah kerugian di sektor kesehatan,yaitu sebanyak Rp5,8 triliun per tahun.Kerugian kesehatan antara lain karenastres atau faktor polutan asap yang keluarsaat kemacetan dan terhirup oleh wargaIbu Kota lainnya yang sedang melintas.Sementara Itu. kerugian yang dideritapemilik angkutan umum bisa mencapaiRp 1,9 triliun per tahun karena berkurangnya jumlah rit yang bisa ditempuh angkutan umum akibat macet. Hal tersebut, ujarFirdaus juga merupakan ironi karenaangkutan umum merupakan salah satufaktor utama yang menjadi penyebabkemacetan di Ibukota. Angkutan umummenjadi penyebab macet antara lainkarena perilaku sopir yang suka “ngetem”atau menunggu lama di suatu titik jalanuntuk mengangkut penumpang. Padahal,itu malah mengakibatkan tersendatnyaarus lalu-lintas.Sejumlah wacana yang dianggap sebagai solusi mengatasi kemacetan di Jakartasudah banyak dilontarkan. Seperti pembatasan subsidi kendaraan tertentu, pembatasan umur kendaraan, penerapan roadpricing, memindahkan ibu kota atau melakukan penyebaran kantor instansipemerintah ke beberapa provinsi. Barubaru ini misalnya, kembali hangat diwacanakan pemindahan ibu kota negara kePalangkaraya, Kalimantan Tengah sebagaimana pernah dilontarkan Presiden RIpertama Ir. Soekarno. Atau ke daerahJonggol, Jawa Barat seperti pernah terlontar pada era Orde Baru.Sedangkan gagasan penyebaran kantorinstansi ke provinsi lain, pernah disampaikan salah seorang tokoh pendidikannasional, Syaykh AS Panji Gumilangkepada Berita Indonesia. Maksudnya,agar arus urbanisasi ke Jakarta yang merupakan salah satu faktor penyebab kemacetan itu bisa dikurangi.Namun, gagasan memindahkan ibukotaatau penyebaran kantor instansi pemerintah nampaknya mendapat tentangan.Gagasan pemindahan ibu kota negaramisalnya, oleh sebagian masyarakatdisebut tidak efektif karena akan memakan biaya yang sangat tinggi. Padahalkalau biaya itu digunakan untuk membenahi sarana transportasi di Jakarta,persoalan kemacetan ini menurut merekaakan bisa diatasi.Sementara menanggapi gagasan penyebaran kantor instansi, beberapa pihakseperti mantan Menteri Perindustrian danPerdagangan Prof Dr. Rahardi Ramelansebagaimana disampaikan kepada BeritaIndonesia, Jumat 6 Agustus 2010 lalu jugamenyebut kurang efektif. Ia berpendapat,upaya itu justru akan membuat kerepotanbaru, karena 33 provinsi dan 500 lebihkabupaten/kota di Indonesia akan kerepotan membuat kantor perwakilannya disetiap kota dimana kantor instansi pemerintah itu berada. Seperti sekarang ini,hampir seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia membuat kantor perwakilannya di Jakarta.Di sisi lain, harus diakui pula bahwa solusi utama mengatasi kemacetan di Jakarta sebenarnya sudah diketahui semuapihak, termasuk Pemerintah Provinsi(Pemprov) DKI Jakarta. Menyediakanangkutan massal (transportasi publik)yang cepat dan nyaman serta pembatasanangkutan pribadi dianggap akan menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta.Pemprov DKI saat di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso sudah menyusun Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta atauJakarta Macro Transportation Scheme(JMaTS). Pola Transportasi Makro itumengintegrasikan empat sistem transportasi umum, yakni Bus Rapid Transit(busway), Light Rail Transit (LRT) sepertimonorel, Mass Rapid Transit (MRT) danAngkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) atau waterway. DenganPTM yang memanfaatkan tiga basis transportasi yaitu jalan, rel dan air, ditambahkebijakan traffic restraints (pembatasanlalu lintas), rencananya, kemacetan Jakarta sudah teratasi pada tahun 2007 ataupaling lambat tahun 2010. Namun harapan ini hingga kini belum juga terealisasi, Jakarta masih macet di mana-mana.BRT diwujudkan dengan bus Transjakarta yang sudah beroperasi delapankoridor. Bus Transjakarta yang beroperasisejak 15 Januari 2004 dianggap sebagaititik awal atau embrio reformasi totalangkutan umum ibukota Jakarta yanglebih nyaman, layak dan manusiawi.Sedangkan mengenai pembangunansarana transportasi kereta api bawahtanah atau subway (MRT), masih sayupAnggaran yang Dibutuhkan Pemrov DKI Jakar Anggaran yang Dibutuhkan Pemrov DKI JakartaProyek Anggaran (juta dollar AS)Jalan TolJalan Tol Cikarang-Tanjung PriokMRT : ruas BaratMRT : ruas utara-selatanBusway koridor 11-152.500Kereta Komuter dalam KotaSumber: Pemrov DKI Jakarta 20102001.200900100250Milatia Kusuma Teguh Juwarno
                                
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18