Page 55 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 55
BERITAINDONESIA, September 2010 55Jalur Ganda TingkatkanKapasitas Lintas KeretaMembelah bukit di kaki Gunung Slamet untuk membuatjalur ganda kereta merupakan tantangan serta prestisiustersendiri.ima tahun terakhir ini merupakanera kebangkitan perkeretaapian Indonesia. Disebut demikian karenaderap pembangunan kereta apihampir merata di setiap daerah dan kotadi Jawa dan sebagian di Sumatera. Variabel yang menjadi tolok ukur adalahuntuk meningkatkan kapasitas operasional kereta melalui perbaikan jembatan,track, persinyalan, dan pembangunanbaru jalur ganda.Program Revitalisasi PerkeretaapianNasional 2010-2014 merupakan jawabansekaligus tantangan menuju era perubahan. Sebelum program revitalisasi perkeretaapian nasional dicanangkan, berbagai proyek pembangunan prasarana KAjuga telah dioperasikan di antaranya,pembangunan jalur ganda PurwokertoPatuguran sepanjang 34 km melaluianggaran multiyears yang diresmikanoleh Presiden SBY tahun 2009.Hendy Siswanto, Kasatker jalur gandaCirebon-Kroya mengatakan, pembangunan Purwokerto-Patuguran melalui anggaran 2010 dilanjutkan ke arah Patuguran-Prupuk sepanjang 37 km dan ditargetkan selesai Agustus 2011. JalurPurwokerto-Prupuk sepanjang 65 km inimerupakan lintas utama perjalanankereta api di lintas selatan, dari arah timurke barat dan sebaliknya.“Jalur ganda Cirebon-Kroya meliputi,Segmen 1 Kroya-Purwokerto, Segmen 2Purwokerto-Prupuk, Segmen 3 PrupukCirebon. Pengerjaan jalur ganda saat iniberada di segmen 2. Di mana lintas keretasangat crowded (ramai) dan itu terjadi diantara Purwokerto-Prupuk sekitar jam 8malam sampai 2 pagi. Maka untuk mengurai kepadatan lintas itu, perlu pembangunan jalur ganda. Sementara SoloJogyakarta-Kutoarjo, double track sudahberoperasi,” tutur Hendy.Segmen 3 Cirebon-Prupuk dalam program berikutnya. Menurutnya, untukmendukung operasional kereta di 3stasiun, Songgong-Larangan-Katanggungan di lintas Prupuk-Cirebon. Ini akandiusulkan untuk dibangun pada anggaran2011-2012 dengan panjang 45 km. Usulandisampaikan Kadaop III Cirebon kepadaDirjen Perkeretaapian pada saat melakukan peninjauan pembangunan prasaranaperkeretaapian di Cirebon-Kroya.DinamikaPembangunan jalur ganda Cirebon-Kroyasepanjang 158km merupakan tantanganterberat yang pernah dilakukan oleh satuankerja perkeretaapian di Indonesia, dilihatdari lokasi yang di bawah kaki gunungSlamet. Seperti diungkapkan Hendy Siswanto, kita harus menyatu dengan alam dandinamikanya. Seperti membelah bukit yangtingginya mencapai 60-80m. Dimanakondisinya seperti tegak lurus, memanjang,naik turun dan melintas sungai besar dankecil. Belum lagi saat musim hujan, bagaimana mengendalikan berbagai situasi yangberkembang.Oleh sebab itu, selain peralatan memadaidan teknologi disesuaikan dengan kondisiyang ada, perhitungan cermat, akurat dantepat. “Alhamdulillah, semua berjalanseperti yang direncanakan, hal itu tidaklepas dari tenaga-tenaga terampil danprofesional yang dilakukan putra-putraterbaik bangsa di bidangnya,” ujar Hendy.Di lokasi antara Petaguran-Prupuk,menurut Hendy, baru pertama kali dikerjakan oleh Perkeretaapian. Dimana jembatanBH 1453 yang berokasi di Bumiayu, existing bentangnya 340m dan konstruksi bajasebanyak 15 pilar diganti konstruksi doubletrack dengan bentang 340m, bangunantotal beton dengan 4 pilar. Bentangnyaantara 50m-80m dan 50m melalui sistembeton belovit. Tiang pancang menembuskedalaman tanah sekitar 25-30m.“Di segmen 2, ini merupakan pekerjaanyang memiliki tantangan tersendiri dansangat prestisius, dari perhitungan danketelitian yang tinggi serta akurasi yangtepat dan konkret,” ungkapnya.Menyinggung pembangunan terowongan, Hendy mengatakan, lokasinya berada di segmen 1. Terowongan di Kebasendan di Notog dengan panjang sekitar 900m. Perkembangan saat ini, tidak adapembangunan terowongan baru. Penggantinya adalah jalur yang membelahbukit. Alasan tidak membuat terowonganbaru, tidak lepas adanya bendunganSerayu di depannya. Adanya lengkungandi beberapa titik menjadikan terowonganyang ada akan bergeser sekitar 300 m dariexsiting tinggi bukit.Adanya Revitalisasi Perkeretaapian Nasional 2010-2014 perlu didukung bersamaagar pembangunan perkeretaapian, khususnya jalur ganda di Jawa, semakinmeningkatkan kapasitas lintas kereta.Pada akhirnya turut mendukung percepatan perekonomian antar daerah dalamsatu provinsi dan antar provinsi menujumasyarakat semakin sejahtera. RILPENINJAUAN: Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan (tengah) melakukan peninjauan keSatker Perkeretaapian Cirebon-Kroya. Saat mendapat penjelasan dari Hendy Siswanto (kiri)disaksikan Wakil Dirut PT KA Darmawan Daud.Rombongan Dirjen Perkeretaapian meninjaukesiapan pembangunan jembatan baru untukjalur ganda yang lokasinya bersebelahandengan jembatan lama.BERITA PUBLIK

