Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 53


                                    BERITAINDONESIA, September 2010 53BERITA DAERAHfoto: dok. Humas Setda Kab BerauSiapa Berani Menutup Berau Coal?Tambang batu bara di Berau Kalimantan Timur tak cumamerusak lingkungan, tapi juga tidak memberi manfaatbagi penduduk setempat. Pemerintah setempat sepertitak kuasa menghadapi ulah perusahaan ini.ujan yang mengguyur TanjungRedeb, Berau, Kalimantan Timur, tak mampu menghambatlangkah Berita Indonesia untukmendatangi PT Berau Coal pertengahanAgustus lalu. Meski sebelumnya, keterangan yang diperoleh dari masyarakatmengatakan, tidak mudah memasukiwilayah perkantoran di Jl Pemuda No 40Tanjung Redeb itu. “Jangankan wartawan, semutpun sulit masuk di arealperusahaan orang hebat di Jakarta itu,”kata beberapa warga.Di pos penjagaan, memang sebelummasuk, petugas sekuriti lebih dulu mengkonfirmasi bagian yang akan ditemui. Itupun harus menunggu sampai tepat pukul12.00 siang sesuai janji yang diberikankepada Kabag Humas Setda KabupatenBerau. Kalau bukan dengan cara demikian, benar-benar sulit untuk masuk.Selain soal sulitnya masuk untuk menemui pejabat di perusahaan tambangbatu bara terbesar di Indonesia itu, untukmemperoleh keteranganpun tidak gampang, sebab pihak perusahaan sendirilahyang gencar mengajukan pertanyaan.Berapa eksemplar oplah sekali terbit, dimana saja tiras peredarannya, dan siapasaja pembacanya. “Kami perlu informasiyang jelas,” kata Bintoro Prabowo, PublicRelation Manager kepada S. Leonard dariBerita Indonesia.Setidaknya, menurut Bintoro Prabowo,informasi tersebut nantinya bisa dijadikansebagai bahan pertimbangan buat perusahaan. Apakah media tersebut layak dijadikan langganan atau tidak. Namun, ialupa, kehadiran Majalah Berita Indonesia di perusahaan yang ijin kuasa pertambangannya diterbitkan oleh pemerintahpusat, bukan untuk menawarkan berlangganan, tapi untuk mengkonfirmasi kerusakan lingkungan yang diduga dilakukanperusahaan dengan semena-mena.Sayangnya, sebelum Bintoro Prabowosempat menjawab, salah seorang staf yangikut mendampingi, memberi alasan semua diatur kantor pusat di Menara Karya11 th Floor Jl HR Rasuna Said Block X-5Kav 1-2 Jakarta. “Dalam waktu dekat kamiakan menerima kunjungan jurnalistik dariJakarta. Ada sebelas media, terdiri darimedia cetak dan elektronik dalam dan luarnegeri. Mereka akan meliput kegiatanperusahaan di tiga lokasi, site Binungan,site Sambarata, dan site Lati,” ujarnya.Namun, persoalan sebenarnya bukanlagi masalah media internasional ataumedia daerah - berbobot atau tidakberbobot. Masalahnya sekarang adalah:“Apakah perusahaan yang telah menguraskekayaan dari perut bumi Berau sejaktahun 1980-an ini konsisten menjagakelestarian lingkungan”. Beberapa tokohLembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diBerau agaknya sudah jenuh memberikomentar. Mereka mengaku capek mengadu kesana-kemari, namun hasilnyakosong. “Mau bertindak seperti yangdilakukan masayarakat di daerah lain kitamalu,” kata seorang pengurus yang enggan disebut nama.Pasalnya, kerusakan lingkungan yangdiakibatkan perusahaan besar tambangbatu bara ini sudah tersebar kemanamana. Semua sudah mengetahui termasuk Sofyan Djalil, selaku KomisarisUtama, yang pertengahan Juli lalu berkunjung ke Kabupaten Berau. Sebelummendarat di Bandara Kalimarau, TanjungRedeb, mantan Menneg BUMN ini bersama sejumlah petinggi perusahaan PTBerau Coal melalukan fly over di ataskawasan Berau. Artinya, pasti melihatpuluhan lubang raksasa bekas galian batubara yang dilakukan perusahaan tersebutdibiarkan menganga.Semua ini bukan mustahil tidak mendatangkan masalah di kemudian hari.Adalah Lembaga Adat Dayak dan Lembaga Adat Banua Kabupaten Berau yangtidak pernah menyerah berjuang terhadapkerusakan lingkungan yang dilakukanperusahaan raksasa ini. Kedua lembagaadat ini bersama tim bentukan Pemerintah Kabupaten Berau sebenarnyasudah pernah melakukan inventarisasidan evaluasi terhadap kegiatan perusahaan.Dan, hasil yang ditemukan sungguhmengejutkan. PT Berau Coal telah melakukan pelanggaran terhadap UndangUndang Lingkungan Hidup dan PeraturanPemerintah yang berlaku. Perusahaandalam operasinya melakukan illegaltambang dan illegal batu bara. Semuahasil temuan, terlalu banyak untuk dibeberkan sudah dilaporkan kepada pihakterkait dan instansi pemerintah untukmengambil langkah hukum. Semuaomong kosong. Pejabat mana yang beranimenutup Berau Coal,” papar seorangpengurus Lembaga Adat yang tidak maudisebut nama.Seperti diberitakan Harian RadarTarakan 19 Juli lalu, terkait pengelolaanlingkungan, Bupati Berau, Drs H MakmurHAPK, MM dipuji-puji Sofyan Djalil.Adalah kebijakan Makmur, selama 5tahun memimpin Berau tidak pernahmenerbitkan ijin kuasa pertambangan.Alasan tidak menerbitkan ijin, menjawabpertanyaan mantan Menteri NegaraBUMN ini hanya satu. Semua demikeselamatan lingkungan. “Memang banyak yang mendesak agar diberikankesempatan bagi pertambangan rakyat.Namun, saya tolak agar lingkunganterjaga,” katanya. Bagaimana denganBerau Coal? „ SLPHMENINGGALKAN LOBANG : Penggalian batu bara yang dilakukan PT Berau Coal .
                                
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57