Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 50
50 BERITAINDONESIA, September 2010BERITA WAWANCARAPasti Ada Satu BintangDi tengah keputusasaan akan persoalan hukum di Indonesia, pasti ada titik terang walaupun jauh. Mari kitabesarkan itu sedikit demi sedikit.asalah hukum di Indonesia belakangan ini sedang menuju ketitik nadir. Tindak pidana korupsi terjadi hampir di seluruhinstansi pemerintah, suap menyuap puntetap berjalan seperti biasa. Mafia hukumjuga terbukti menyeret oknum-oknumdari seluruh instansi penegak hukum.Saking rumitnya, permasalahan hukum dinegeri ini sudah seperti benang kusut yangamat susah diurai. Permasalahan hukumini pun menjadi sorotan seluruh lapisanmasyarakat.Mencoba untuk mengetahui apa kirakira yang terjadi dalam persoalan hukumini, Pemimpin Redaksi Berita Indonesia,Ch Robin Simanullang meminta pandangan dari mantan Ketua MahkamahAgung (MA) Republik Indonesia Prof. Dr.Bagir Manan, SH, yang kini menjabatKetua Dewan Pers di Gedung Dewan PersJalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Senin, 9Agustus 2010. Demikian wawancaraselengkapnya:Ketika jadi Ketua MA, problematika hukum di Indonesia semuanya ada di pundak Bapak. Bagaimana Bapak melihatnya?Saya adalah ilmuwan bidang hukum,jadi saya mengetahui secara teori masalahhukum. Saya mempunyai prinsip yangutama, yakni bekerja sebaik-baiknya. Tapisaya sadar bahwa tidak mungkin persoalan itu saya selesaikan semua. Tapi sayaberusaha agar orang yang datang kemudian, mempunyai masalah yang lebihsedikit dari saya. Selanjutnya masalah itudapat diringankan karena saya mempunyai teman yang sehati menghadapipersoalan itu, wakil, dan pemimpin MAlainnya.Saya tahu itu sulit dan kita tidak mungkin menyelesaikannya. Tapi kita berusaha, yang di tangan kita dapat diselesaikan sebaik-baiknya. Yang ketiga,negeri ini kan tidak dipimpin oleh satuorang. Saya tidak berpikir seolah-olahmenjadi superman. Kita menjadi orangbiasa saja.Yang diketahui publik, MA itujuga bagian sindikasinya mafiahukum.Saya bersyukur sekarang digunakanistilah mafia hukum, dulu kan semua orang mengatakan mafia peradilan saja.Meskipun kita, saya dan teman-temanberusaha mengatakan masalah hukum diIndonesia bukan hanya masalah peradilantapi pada waktu itu tidak ada orang yangmendengar. Tetap saja hanya pengadilandan peradilan yang menjadi sumberpersoalan.Saya bersyukur sekarang orang menyadari bahwa persoalan hukum tidak hanyaitu saja. Bahkan ada kemungkinan di tempat lain persoalan jauh lebih raksasa.Tidak akan ada menemukan rekeninggendut di pengadilan tapi di tempat lain.Meskipun saya sudah pensiun, saya senang akhirnya orang menyadari persoalanhukum kita bukan hanya pengadilan. Sayamengakui, bahkan selalu saya katakanselama 8 tahun menjadi ketua MA bahwalingkungan pengadilan banyak yang tidakbagus, dan karena itu kita bekerja kerasuntuk mengurangi itu kalaupun belumdapat menyadarkan semua.Persoalan kita bukan hanya soal penegakan hukum, bukan hanya soal mengadili orang, atau hanya menegakkanhukum polisi, jaksa. Persoalan hukum kitaada di imigrasi, bea cukai, DPR, ada dimana-mana, pemerintah daerah dansebagainya. Jadi kalau kita ingin, kitaharus punya orientasi yang lebih luasmengenai masalah hukum kita. Kitaperbaiki semua, bahkan UU pun bisamenjadi sumber persoalan kita. BanyakUU sudah dibatalkan MK.Kedua, menemukan sistem yang tepatdan itu membutuhkan waktu. Bagi masyarakat bukan soal waktu, tapi kita bekerjamenuju ke sana atau tidak? Paling tidaksaya berusaha untuk itu. Ada yang sudahon the track, tapi ada yang belum. Sayaambil contoh, salah satu problem kita,birokrasi. Birokrasi itu, dalam teori, adayang menganggap mempunyai kekuasaanyang besar sekali di samping DPR, pemerintah dan pengadilan. Tetapi birokrasikita sepertinya kurang tersentuh olehusaha-usaha pembaruan ini. Sebabnyaapa, saya juga tidak tahu.Saya ambil contoh kecil, orang seringmengatakan — meskipun ada yang setujudan tidak setuju tapi tak apa-apa kitajadikan contoh — salah satu sumber darikorupsi yaitu gaji yang tidak cukup.Andai kata kita sepakat, artinya dalammemberantas korupsi itu adalah mencukupi gaji orang. Bukan hanya mencari orang yang korupsi terus. Sebab, kalaumencari orang yang korupsi terus tapi sebabnya tidak dicari, ya tidak akan selesai.Kemudian, belum lagi kita membangundisiplin, ini tidak mudah. Oleh karena itu,saya tidak setuju dengan teman-temanyang memudah-mudahkan persoalan.Persoalannya tidak mudah, sangat kompleks. Tapi ya mari kita kerja. Dan situasiseperti ini tidak hanya bekerja, tapibekerja keras betul.Sepertinya Bapak dihadapkanpada tembok-tembok lain di luarperadilan.Ada keuntungannya pengadilan itu,MProf. Dr. Bagir Manan, SHfoto-foto: dok. tokohindonesia

