Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, September 2010BERITA NASIONALMasih Jauhdari HarapanSaat harga diri bangsa diinjak-injak, pemimpinnya malahmengatasinya dengan bersikap normatif.eristiwa penangkapan petugasDinas Kelautan dan Perikanan(DKP) oleh kepolisian Malaysiasudah sebulan berlalu. Namun,karena tindakan dan respon petinggikedua negara dianggap tidak sesuaikeinginan rakyat, hubungan kedua negaramasih belum seutuhnya pulih. PertemuanMenlu kedua negara juga tidak memuaskan semua pihak.Seperti diketahui, ketegangan dipicuoleh tindakan arogan polisi Malaysia yangmenangkap dan menahan tiga orangpetugas Dinas Kelautan dan Perikanan(DKP) 13 Agustus 2010 lalu. Kekesalanmasyarakat Indonesia atas sikap dankelakuan pemerintah dan masyarakatMalaysia selama ini pun semakin memuncak. Saking kesalnya, ada yang melampiaskannya dengan melakukan aksi protesdi Kedubes Malaysia di Jakarta (23/8/2010). Para demonstran melempar tinjake kantor Kedubes Malaysia, menginjakinjak dan membakar kain yang miripbendera Malaysia, Jalur Gemilang.Kekesalan masyarakat itu, juga tidakterlepas dari sikap pemerintah dan masyarakat Malaysia selama ini yang seringmemandang sebelah mata pemerintahdan masyarakat Indonesia. Sebelumnya,berbagai pelecehan yang sama juga sudahkerap dilakukan bangsa itu terhadap Indonesia. Beberapa tahun lalu misalnya,negara itu mengklaim Pulau Sipadan danLigitan sebagai miliknya. Kemudianbeberapa karya seni bangsa Indonesia,seperti tari reog juga mereka klaimsebagai hasil karyanya. Selain itu, warganya juga kerap memperlakukan TenagaKerja Indonesia (TKI) tidak manusiawidan menyebut mereka dengan sebutan‘Indon’ yang bernada merendahkan.Yang membuat peristiwa itu sangatmenyingung perasaan bangsa Indonesiaadalah penangkapan itu dilakukan terhadap petugas resmi Indonesia yang sedangmenjalankan tugas dan baru saja menangkap tujuh nelayan Malaysia yang sedangmencuri ikan di perairan Indonesia. Selainitu, tiga petugas DKP itu diperlakukan bakpenjahat, dimana baju resminya dipretelilalu diberi baju tahanan.Kekecewaan masyarakat semakin bertambah karena seperti dikatakan DirjenPengawasan dan Pengendalian SumberDaya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP)Aji Sularso, peristiwa penembakan danpenahanan terhadap petugas Indonesiaseperti ini sudah sering dilakukan polisiMalaysia. Menlu RI Marty Natalegawajuga mengakui peristiwa seperti itu seringterjadi. Namun, hal itu disebutkan terjadikarena belum adanya kesepakatan soalbatas antara Indonesia dengan Malaysiadi perairan itu.Semakin mengesalkan lagi, karenainsiden itu terjadi menjelang ulang tahunkemerdekaan Republik Indonesia ke-65.Sehingga, gejolak perasaan marah sepertipernah terjadi di era kepemimpinanPresiden Soekarno, dimana pada 27 Juli1963, pernah mengobarkan perlawananterhadap Malaysia dengan seruan “Ganyang Malaysia”-nya, hampir bangkitkembali. Banyak masyarakat telah menyatakan siap berperang dengan Malaysia.Selain masyarakat awam, para politisidan pemerhati hubungan luar negeri jugabanyak yang merasa kesal dengan tindakanMalaysia itu. Wakil Ketua DPR, Priyo BudiSantoso misalnya menyatakan, tindakanMalaysia tersebut sudah melecehkan dankelewatan. Jadi setidaknya pemerintah Indonesia harus menunjukkan sikap tegasatas insiden itu dengan memberikanteguran kepada Malaysia. Ia khawatir, jikahal seperti itu dibiarkan terus terulang,kewibawaan pemerintahan menjadi jatuh.Pengamat hubungan internasional dariUniversitas Gadjah Mada Fatkurrohmanbahkan berpendapat, tindakan yang dilakukan Malaysia itu adalah tindakan provokasi, sehingga tindakan diplomasi kepadaPemerintah Malaysia harus dilakukan dengan tegas dan keras. Tidak hanya sekadarmemberikan teguran tegas, tapi juga perlumelakukan pembicaraan antarkepalanegara terkait dengan berbagai pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia.Belakangan, kekecewaan masyarakatIndonesia tidak lagi hanya ditujukankepada Pemerintah Malaysia, tapi jugaterhadap Pemerintah Indonesia, dalamhal ini Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap terlalulunak menghadapi Malaysia. Sebab,Menlu Marty Natalegawa mengaku hanyamengirim dua kali nota protes. BahkanPresiden SBY, hingga dua pekan sejakkejadian, belum memberikan statemenyang berarti. Ketidakpuasan masyarakatatas ketidaktegasan Pemerintah Indonesia dalam masalah ini karena dianggapakan bisa menciptakan preseden burukterhadap posisi Indonesia.Secara umum, masyarakat Indonesiamenginginkan agar pemerintah Malaysiapaling tidak meminta maaf kepada Indonesia. Namun sebaliknya, Menteri LuarNegeri Malaysia Anifah Aman jelas-jelasmenolak minta maaf. Karena menurutnya, ketiga petugas DKP itu ditangkap diwilayah Malaysia. “Mengapa kita harusmeminta maaf?” katanya seperti dilaporkan harian The Star dan New Strait Times(27/8). Bahkan, merespon sikap parademonstran di Kedubes Malaysia (23/8/2010) itu, Anifah Aman, mewacanakanakan memberlakukan travel advisoryterhadap Indonesia atau larangan bagiwarganya untuk bepergian ke Indonesia.Mendapat respon berupa ancaman yangdianggap ‘belagu’ itu, emosi masyarakatIndonesia semakin panas. Anjuran agarpemerintah segera merealisasikan tindakan tegas dan berani terhadap Malaysia,berupa pemutusan hubungan diplomatikatau paling tidak menurunkan hubungandiplomatik pun semakin deras diserukanberbagai pihak di dalam negeri.Dosen Hubungan Internasional dari FISIP UI, Andi Widjojanto sebagaimanadilansir Kompas (27/8/2010) misalnyamengatakan, mumpung isunya sekarangini seputar masalah kecil yang sifatnyateknis, Indonesia harus bisa bersikaptegas. Tujuannya, menjadikan keteganganPTAK RELA : Sikap arogan Polisi Malaysia yang menamasyarakat harus ditindak tegas.foto-foto: repro
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50