Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 24
24 BERITAINDONESIA, November 2010BERITA UTAMAfoto: repro(Jakarta Raya).Kanal Raya itu menyangga Jakarta Rayadari ancaman banjir, kerumitan transportasi, pemukiman yang semrawut sertasungai-sungai yang kotor dan berbauanyir. Pada musim hujan berfungsi sebagai pengendali dan penyimpanan air sertamencegah banjir. Pada musim kemarau,TSJ berfungsi sebagai sarana irigasi bagipersawahan di Banten dan Pantura.Fungsi lainnya, sebagai sarana transportasi air, penyediaan air baku untuk PDAM(air bersih) dan menggelontorkan sungaisungai kecil yang kotor di Jakarta.Di kiri-kanan kanal dibangun jalan toldari arah timur menuju ke barat dansebaliknya. Jalan tol dan kanal TSJ itumelewati enam daerah kabupaten dankota dari dua provinsi—Banten dan JawaBarat. Dalam peta yang disusun BeritaIndonesia berdasarkan gagasan SyaykhPanji Gumilang, aliran sungai TSJ, memotong empat sungai besar—Cisadane,Ciliwung, Bekasi dan Citarum—serta 13sungai kecil yang menyerbu Jakarta, terutama di musim hujan.Sungai-sungai tersebut dikendalikanoleh TSJ melalui waduk dan pintu-pintuair pembagi yang bisa dibuka dan ditutupsesuai kebutuhan. Sedangkan aliran KaliCiliwung yang merupakan ancamanterbesar pusat Jakarta pada musim hujan,dikendalikan di waduk Cibinong. Selainpengendali banjir, TSJ juga berfungsisebagai sarana transportasi—termasukangkutan peti kemas dengan kapal ukuransedang—pembangkit listrik tenaga air,pengairan, perikanan air sungai danpemasok air baku untuk keperluan airbersih Jakarta dan daerah-daerah disekelilingnya.Jangan Buang Air ke LautDalam kamus manajemen air SyaykhPanji Gumilang, lirik lagu keroncongBengawan Solo ciptaan Gesang: “Airmengalir sampai jauh, akhirnya ke laut”menjadi tidak relevan lagi. Karena airdalam kanal itu harus dikelola dan dimanfaatkan lebih dulu dengan baik agar secaraoptimal menjadi sangat berguna bagikehidupan manusia.Kanal huruf U itu sudah pasti mencegatperjalanan 13 sampai 15 sungai besar dankecil menuju Jakarta. Aliran sungaisungai tersebut dikendalikan, bukandihentikan dalam tema ketahanan air.Maksudnya ketahanan yang menyangkutair, tanah serta apa yang dibudidayakandi dalamnya dan di atasnya. Berbicaratentang pangan, ternak, tanaman industrihutan, dan berbagai aspek kehidupanmanusia adalah sekaligus berbicara air.Air bukan saja untuk menciptakan pangan, tetapi juga ketahanan, supaya airmenjadi manfaat, bukan bencana. Jadi airdikelola dengan baik, agar air tetap ada dimusim kemarau dan tidak menjadi bencana di musim hujan. Kedua hal inimenjadi terpadu.Karena, papar Syaykh, manusia diberihak oleh Sang Pencipta untuk mengeloladan menatanya. Kalau musim hujanjangan sampai melimpah, kalau musimkemarau jangan sampai kering.Kemudian di dalam Ibukota Raya,kawasan pemukiman dinormalisir tanpamengusir penduduk. Menurut Syaykh,penduduk tetap di kawasannya masingmasing. Tetapi perumahannya tidak bolehhorizontal, harus mulai vertikal. Sehinggadi sisi-sisi kanal dan sungai-sungai adalahan terbuka yang luas. Katakan saja disisi-sisi Ciliwung dekat kawasan Tebet,Jakarta Timur. Pengkolan Ciliwung mencakup beberapa kampung, kelurahan dankecamatan Tebet. Penduduknya tidakharus digusur, karena sumber budayanyaada di kampung-kampung itu.Perumahannya dibangun menjulang keatas, menampung sampai 1.000 KK dalamsatu flat. Kalau satu KK mendiami 200meter persegi, maka sama dengan200.000 meter persegi. Luasan tersebutdijadikan halaman, tempat sekolah,tempat olahraga, pusat belanja, tamandan tempat rekreasi dengan lingkunganyang hijau dan bersih. Rumah-rumahuntuk 1.000 KK menjulang ke atas,penghuninya lebih aman dan terkontrol.Soal pilihan jalan, bisa lewat kiri-kananCiliwung. “Kemacetan Jakarta bukanbanyaknya kendaraan yang lalu lalang, tetapi karena kurang tertata,” kata Syaykh.Dari Mana Biayanya?Kata Syaykh, proyek semonumental itu,biayanya memang mahal. Namun lebihmahal jiwa yang melayang lantaranterbenam banjir daripada menata sepertiitu. Dengan panjang 240 kilometer melintasi Bodetabek, lebar kanal 100 meter danmasing-masing sisi kanan dan kiri bantaran kanal dibangun jalan raya selebar50 meter membutuhkan luas lahan48.000 kilometer persegi. Syaykh ASPanji Gumilang memperkirakan untukmembangun proyek ini akan dibutuhkantotal biaya sedikitnya 100 miliar dollar AS,setara Rp 920 triliun.Maka, Syaykh memaparkan untukpembangunan proyek raksasa dan monumental itu perlu dibentuk Badan OtoritaTSJ yang bertanggung jawab langsungpada Presiden. Karena, di samping butuhbiaya yang sangat besar, kawasan baru inidiharapkan mampu membangkitkanJAKARTA MASA DEPAN: Perumahan berbentuk vertikal dalam satu flat tidak lagi horizontal.