Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 19
BERITAINDONESIA, November 2010 19BERITA UTAMAgelampersen tahun 2003 dan 28,8 persen padatahun 1984.Mencegah Jakarta TenggelamSalah satu upaya yang banyak disuarakan untuk mencegah tenggelamnya Jakarta adalah penghentian eksploitasi airtanah dalam. Hal ini sebenarnya sudahdiantisipasi Pemerintah Provinsi DKIJakarta dengan Peraturan GubernurNomor 37 Tahun 2009 untuk mengendalikan pengambilan air tanah dalamdengan menaikkan pajak air tanah dalamjauh di atas tarif air bersih perpipaansekaligus membatasi jumlah maksimumyang boleh diambil (100 meter kubik perhari).Namun menurut Firdaus Ali, Pengajardan Peneliti Teknik Lingkungan FTUI danPendiri The Indonesian Water Institute,yang juga Anggota Dewan Sumber DayaAir Provinsi DKI Jakarta, pembatasaneksploitasi air tanah dalam tak akanefektif jika tak tersedia air bersih perpipaan untuk menyuplai kebutuhan air.(Kompas Rabu, 29 September 2010).Sebab, menurutnya, kapasitas instalasipengolahan Air PAM Jaya sudah dalamkondisi maksimum dan hanya mampumengolah sekitar 15.000 liter per detik.Di samping itu, saat ini air baku yangtersedia untuk penyediaan air bersihperpipaan di Jakarta sudah semakin kritisdan langka.Kebutuhan total air bersih Jakarta saatini sudah mencapai 2,38 juta meter kubikper hari. Sementara, kemampuan suplaiPAM Jaya hanya 1,53 juta meter kubik perhari. Itu pun masih susut akibat masihtingginya tingkat kehilangan air (sekitar49 persen) pada sistem jaringan distribusi, sehingga jumlah air bersih yangdapat diperhitungkan tidak lebih dari780.000 meter kubik per hari. “Tidaklahmengherankan jika cakupan layanan airbersih perpipaan di Jakarta baru mencapai 44 persen dari total kebutuhan,”tulis Firdaus Ali.Maka, menurut Firdaus, solusi yangdibutuhkan Jakarta adalah menambahpasokan air bersih perpipaan sehinggamampu melayani 80 persen kebutuhanair menjelang tahun 2015 apabila kota iniingin memenuhi komitmen pencapaiansasaran pembangunan milenium (MDGs)dalam sektor air bersih.Dia mengemukakan gagasan BadanRegulator Pelayanan Air Minum DKIJakarta dalam bentuk usul Sistem Penyediaan Air Minum Jatiluhur untuk menambah pasokan air bersih sebesar 4.000liter per detik langsung dari WadukJatiluhur adalah untuk mengantisipasipembatasan eksploitasi air tanah dalamdi Jakarta demi mengendalikan lajupenurunan muka tanah di Jakarta.Sementara itu mantan Gubernur DKIJakarta Sutiyoso kepada Majalah BeritaIndonesia mengemukakan salah satu program yang digagasnya dalam rangkaMegapolitan Jabodetabekpunjur adalahmembangun beberapa waduk di kawasanPuncak dan daerah hulu lainnya. Danaudanau buatan (waduk) itu selain berfungsimencegah banjir, obyek wisata dan saranaolahraga, juga berfungsi sebagai pemasokbahan baku air bersih untuk daerahsekitar, termasuk Jakarta.Usulan hampir sama dan bersifatholistik dikemukakan Syaykh Al-ZaytunAbdussalam Panji Gumilang. Yakni membangun danau besar di Cibinong sebagaipusat pengendali kanal (terusan) sepanjang 240 km berbentuk huruh U yangberpusat memanjang ke sebelah baratsampai Tanjung Kait, Banten dan sebelahtimur sampai ke Tanjung Jaya, Karawang.Danau dan kanal, yang disebutnyasebagai Tirta Sangga Jaya, itu selainberfungsi sebagai pencegah banjir (karenamencegat dan mengendalikan aliran 13sungai) yang bermuara ke Jakarta dansebagai sarana transportasi, olahraga,obyek wisata, juga berfungsi sebagai system manajemen rekayasa sumber dayaair. Air di danau dan kanal Tirta SanggaJaya itu tidak akan dibiarkan mengalirbegitu saja ke laut, tetapi harus lebihdahulu didayagunakan (reservoir, dankonservasi air) untuk berbagai keperluan,seperti irigasi, bahan baku air bersih danlain-lain. BI/tsl/msIntrusi air laut dan sifat air laut yang korosit merupakan salah satu penyebab turunnya permukaantanah.