Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 40
40 BERITAINDONESIA, November 2010 foto-foto: dok. al-zaytunLenteraL ENTERA40perdamaian dalam keberagaman itu menyatudalam sistem pembelajaran dan keseharian AlZaytun. Sebagai suatu contoh kreatif prosespembelajaran hidup bermasyarakat dalamkeberagaman yang dilakukan Al-Zaytun, setiapkali liburan.Sesuai sistem pembelajaran Al-Zaytun yangmenganut sistem semester, libur belajar tentusaja mengikuti sistem itu pada setiap akhirsemester, masing-masing selama 30 hari. Libursemester ganjil pada bulan Desember dan libursemester genap pada bulan Juni. Awal tahunpembelajaran adalah pada setiap 1 Juli, semesterganjil dihitung mulai 1 Juli sampai akhirDesember. Semester genap dihitung mulaiJanuari sampai akhir Juni.Namun, libur semester bagi santri Al-Zaytunbukanlah untuk bermalas-malasan, berleha-lehaataupun berfoya-foya di kampung halaman ataudi tempat lain. Melainkan, libur bagi santriadalah bermakna belajar di kampung halaman,khususnya dalam menebar misi toleransi danperdamaian.Maka pelepasan libur semester dilakukandalam suatu upacara resmi. Bahkan sebelumnya,dalam beberapa malam para santri dibekalidengan tausiyah dari Syaykh dan beberapaeksponen Al-Zaytun, agar para santrimemanfaatkan libur secara optimal sebagaikesempatan belajar di kampung halaman,bersosialisasi serta menjadi duta toleransi danperdamaian.Santri dibekali dengan latihan langsung untukmemahami dan menghayati motto Al-Zaytunsebagai Pusat Pendidikan dan PengembanganBudaya Toleransi dan Budaya Perdamaian.Mereka dibekali untuk menebar misi toleransidan perdamaian kepada semua orang tanpamembedakan agama, suku, golongan, danberbagai bentuk pengelompokan masyarakatlainnya.Sebagai contoh, secara khusus, pada liburansemester ganjil tahun 2000 lalu (hal ini jugadilakukan setiap kali liburan), yang bolehdibilang istimewa karena berdekatan dengan tigahari raya Islam, Nasrani dan Tionghoa. Saat ituSyaykh Panji Gumilang membekali para santrijika tiba di kampung halaman, bertemu temanteman dan menyalaminya, menjabat tangantanpa memandang status, suku, agama, dan darikalangan mana saja, sambil bertanya kabar.“Jika kamu bertemu teman yang beragamaNasrani, kasih salam, ucapkanlah selamat hariNatal, Merry Christmas. Jabatlah tangan merekadan ucapkan mudah-mudahan persahabatan kitakekal sepanjang zaman. Bila bertemu denganteman dari Suku Tionghoa dalam merayakanhari raya Imlek, ucapkan, Gong Xi Fa Cai. Ininamanya pergaulan di dunia sebagaimanaRasulullah sangat santun kepada tetangganya,tidak kira dia Nasrani atau Yahudi,” kata Syaykhdalam bagian tausiyahnya menjelaskan maknatoleransi dan perdamaian secara luas.Di samping itu, santri yang pulang berliburdiberikan tugas untuk berkomunikasi denganmasyarakat. Pada saat berlibur itu merekadibekali untuk belajar mengaplikasikan ilmu dandisiplin yang diterima selama belajar di AlZaytun. Kepada para santri diberikan tips-tipspraktis dalam berinteraksi dengan masyarakat.Para santri dibekali bagaimana bersikap dan apayang harus dilakukan sejak meninggalkankompleks Al-Zaytun hingga tiba di kampunghalaman dan di tengah keluarga masing-masing.Bagaimana para santri seharusnya berakhlakulkarimah kepada orang tua, keluarga danlingkungan dalam hidup keseharian. Para santriditekankan untuk mampu bertoleransi denganhandai taulan di kampung, baik yang beragamaIslam maupun beragama lainnya. “Tak hanyakepada umat agama lain tetapi juga terhadapperbedaan (khilafiyah) ibadah ritual yangseringkai diributkan sebagian orang, sepertiperbedaan raka’at dalam shalat tarawih danpemakaian qunut dalam shalat Subuh. Ikuti saja,pakai qunut atau tidak pakai qunut, tidakmenjadi penyebab masuk surga atau neraka,”jelas Syaykh al-Zaytun.Santri juga dibekali perihal situasi dimasyarakat bahwa ada yang suka dan tidak sukadengan Al-Zaytun. Bagaimana menghadapiorang yang tidak suka dengan Al-Zaytun? Sikappara santri adalah tidak boleh memaksamaksakan pendapatnya. “Sudah, biarkan sajaorang belum suka, kamu berdoa sajaAllahummahdi kaumi fainnahum la ya’lamuun,KARNAVAL BUDAYA : Al-Zaytun mengisi perayaan HUT RI denganmemperagakan kebhinekaan Indonesia.