Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 44
44 BERITAINDONESIA, November 2010BERITA NASIONALfoto-foto: reproSelama Oktober, tiga bencana besar melanda negeri ini. Disamping sudah menjadi kehendak alam, kelalaianmanusia dan lambannya penanganan kembali menjadifaktor penyebab jatuhnya korban yang begitu besar.lmu pengetahuan telah memastikan,Indonesia berada di jalur Cincin Api(ring of fire) sehingga termasuk kawasan pegunungan berapi teraktif didunia, juga berada di antara dua lempengyang mengakibatkan rawan gempa tektonik maupun tsunami. Ditambah denganperubahan cuaca global yang tidak menentu saat ini, tidak bisa disangkal, negerinan indah permai ini akan sering dilandabencana.Oktober kelabu diawali dengan musibahbanjir bandang yang terjadi 4 Oktober diWasior, Papua Barat, ujung timur Indonesia. Daerah tersebut terseret air bah daridanau yang meluap di daerah atas pemukiman warga. Bongkahan batu-batubesar dan batang-batang kayu raksasahanyut terbawa derasnya arus air menghantam pemukiman hingga meratakanrumah-rumah warga. Seperti dilaporkanper 18 Oktober 2010, jumlah korban tewasbanjir bandang itu mencapai 158 orang dan145 orang masih dinyatakan hilang, dansekitar 6.000 warga mengungsi.Ketika duka negeri atas bencana Wasiorbelum pulih, bencana kembali melandaIndonesia di kawasan barat. Kali ini,bencana menimpa bumi Mentawai, Sumatra Barat yang diguncang gempaberkekuatan 7,2 SR pada tanggal 25-26Oktober 2010. Gempa yang disusul olehgelombang tsunami itu menewaskan tidakkurang dari 449 warga dan 338 oranghilang, menghancurkan ratusan rumahdan tempat ibadah, serta menghanyutkanberbagai harta benda lainnya.Tiga daerah yang paling parah diterjangtsunami itu, yakni Pagai Selatan, PulauPagai Utara, dan Pulau Sipora yangdihantam gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai ketinggian 15 meter.Berselang satu hari gempa Mentawai,bencana melanda Pulau Jawa (26/10/2010), yakni meletusnya Gunung Merapidi perbatasan Provinsi Jawa Tengah danYogyakarta. Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas (wedhus gembel) itutelah menewaskan sedikitnya 38 orangpenduduk, merusak puluhan bahkanratusan rumah dan memaksa belasan ribuorang mengungsi.Memperhatian apa yang terjadi padatiga peristiwa alam ini, baik dari segipenanganannya maupun dampak yangdiakibatkan, masyarakat jadi teringatkembali pada bencana-bencana alamsebelumnya sekaligus mencoba membandingkannya.Kapan terjadinya suatu bencana memang tidak bisa 100% diprediksi. Namun,pengenalan sejak dini akan ancaman bencana di suatu daerah, seharusnya bisa meminimalkan jatuhnya korban. Dalam kasus bencana di bulan Oktober 2010 ini, halitulah yang dirasakan masih kurang, baikdi masyarakat maupun di pemerintah.Daerah Mentawai maupun GunungMerapi sejak dulu sudah diketahui merupakan daerah yang rawan bencana. Sehubungan dengan itu, para ahli maupunpublik sudah mengingatkan ancamanyang ditimbulkannya, sekaligus memberisaran akan langkah yang harus dilakukanjika ancaman bencana itu benar-benarterjadi. Kepada pemerintah pun sudahbanyak disampaikan saran agar menyediakan berbagai sarana dan prasarana penanganan jika bencana benar-benarterjadi.Namun kedua pihak itu, masyarakatmaupun pemerintah tampaknya tidaktanggap akan ancaman yang disebutkanpara ahli maupun para pemerhati bencana alam itu. Buktinya, dalam peristiwagempa dan tsunami di Mentawai, pemerintah dikabarkan baru tahu setelah 12jam terjadi. Selain itu, pengiriman bantuan juga terkendala karena ketidaksiapanarmada yang bisa menempuh lokasi bencana. Dua hal keterlambatan itu jelasmenjadi salah satu faktor penyebab banyaknya korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Karena, banyak korban yangSeharusnyaSudah BelajarSeharusnyaSudah BelajarILetusan Gunung Merapi belum bisa diprediksi kapan berhenti

