Page 10 - Majalah Berita Indonesia Edisi 85
P. 10
10 BERITAINDONESIA, Desember 2012NEWS MAKERZ(satuan perangkat kerja daerah -SPKD) darikeleletan yang sudah lumutan selama ini,harus siaga penuh meningkatkan pelayanan. Dia mengajak semua stafnya untukselalu sigap turun ke lapangan.Bahkan bukan hanya SPKD Jakarta yangdia bangunkan, para wartawan berbagaimedia pun dia ‘paksa’ untuk siaga dan sigapsejak subuh hingga larut malam. Hampirsemua media berita nasional dibuat sibukdan harus ikut tancap gas mengikutiberbagai kegiatan Jokowi dan Basuki.Wartawan yang bertugas di BalaikotaJakarta, yang sebelum ini terlihat santai,dipaksa harus memiliki mobilitas, speed danstamina tinggi jika tidak mau ketinggalanberita. Para wartawan ‘dipaksa’ beradaptasidengan gebrakan Jokowi yang bekerjablusukan ke kampung-kampung tanpamemberitahukan agenda kegiatan yangpasti kepada wartawan, bahkan kepadaHumasnya.Suatu pagi, Jokowi pernah melakukaninspeksi mendadak ke Kelurahan Senen,Kelurahan Cempaka Putih Timur, danKecamatan Cempaka Putih, tanpa banyakmedia yang tahu. Kecolongan seperti ini,sudah dianggap sebagai kelalaian profesiyang tidak boleh terulang lagi. Hal inimembuat para awak media benar-benarharus sigap berburu berita layaknya sangpemburu di hutan belantara. Seperti disebutDwifantya Aquina, wartawan Vivanews:“Blusukan bersama Jokowi merupakansuatu hal yang seru, tetapi juga menegangkan layaknya berada di dalam sebuah filmaction. Seperti juga pengalaman BantuHotsan, Wartawan Berita Indonesia, yangkadang kala ikut mengejar Jokowi. Diasudah siaga jam 05.00 pagi di seputarrumah dinas gubernur. Lalu bersamawartawan lain dengan sepeda motormembuntuti Jokowi ke mana pergi. Setelahmengunjungi dua tempat, mereka kehilangan Jokowi karena mobilnya masuk tol,sementara arah tujuannya tidak tahu kemana.Para wartawan mengira kegiatan Jokowiblusukan paling beberapa hari awaltugasnya. Tapi ternyata, sudah lebih satubulan, tak capek-capek, bahkan kejutannyasetiap hari semakin menjadi.Kini di kalangan Wartawan Balaikota DKImuncul istilah ‘Mengejar Jokowi’ karenamemang setiap hari mereka harus mengejartanpa tahu ke mana dia akan berkegiatan.Selama satu bulan ‘Mengejar Jokowi’ parawartawan menimba banyak kisah suka danduka. Selain sukanya, yang sedemikian serumengejar berita Jokowi, juga ada dukanyadi mana sebagian dari mereka yangberjatuhan sakit karena harus menunggudan berburu dari pagi hingga malam. Tetapipara wartawan itu pun amat puas, tatkalamelihat semangat dan antusiasme para pembaca yang selalumenikmati laporan (tulisan) mereka. Sehingga kini merekamenikmati bagaimana rasanya sebagai awak pemburu berita.Dikritik, Blusukan TerusNamun ada saja orang yang tidak senang melihat Jokowiblusukan atau merasa selama satu bulan itu sudah cukup. WakilKetua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua di Gedung DPR,Senayan, Jakarta, Kamis (25/10) mengatakan apa yang dilakukanJokowi juga bisa memunculkan sisi-sisi negatif. Sebab, menurutMenanggapi kritik tersebut, Jokowimenegaskan tekadnya akan terusmengunjungi kampung-kampung wargaselama ia menjabat gubernur. Meskipun adayang menyarankan ia berhenti melakukangaya blusukan seperti itu, ia tetap akanmelakukan hal tersebut. “Pokoknya sayalima tahun blusukan terus, mau ke kampungterus, pokoknya selama lima tahun.Pokoknya ke bawah, ke kampung, banyakke lapangan. Setiap gubernur itu punyagaya sendiri. Gaya saya, ya gaya blusukan,”kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (19/11/2012) malam.Gaya Jokowi memang berbeda darigubernur-gubernur yang berkuasa sebelumnya. Jokowi terlihat sangat mengedepankan social approach (pendekatan sosial)dengan lebih suka terjun langsung kelapangan, tanpa pengawalan ketat danmerakyat. Blusukan bagi Jokowi bukanhanya sekadar memetakan permasalahan,melainkan ia ingin berdialog danmenemukan solusi bersama rakyat secaralangsung. Jokowi mengatakan, ia akanmendapat banyak aspirasi dan saran jikaturun sendiri ke lapangan bertemu denganmasyarakat. Menurutnya, hal itu tidak akandidapatnya jika terlalu banyak duduk dibelakang meja kantor. “Setiap hari setiapsaat itu pasti ada aspirasi dari rakyat, daribawah. Ada kebutuhan dari bawah, yangkalau kita hanya duduk di kantor enggakakan ketangkap seperti itu,” kata Jokowi.Menurut Jokowi, turun ke lapangan itubukan berarti hanya turun menemui wargadan melihat perkampungan kumuh. “Melainkan kunjungan seperti itu juga dilakukanuntuk mengontrol lapangan, memantaupelaksanaan proyek dan program kerja. Kitalihat apakah pelayanannya sudah baik ataubelum. Ini semua, kan, bentuk sebuahmanajemen. Kalau manajemen perencanaan tanpa manajemen kontrol ke bawahtidak baik, ya enggak akan bisa terwujud,”tegas Jokowi. Jokowi pun tidak risau apabilakegiatan blusukan itu dianggap pencitraan.Dia dengan senang hati menerima segalakritik, namun blusukan akan terus dilakukannya sampai lima tahun ke depan.Gaya kepemimpinan blusukan memangadalah habitat Jokowi. Sebagaimanapenuturan Devid Ayunanto, anggota Kopassus yang sudah enam tahun bertugassebagai Aspri Jokowi, sejak saat menjabatWalikota Solo. “Sejak dulu sewaktu menjabat Walikota Solo, stafnya sering datangpagi-pagi ke rumah dinas untuk tandatangan surat. Sebab, Bapak lebih sering darirumah dinas langsung melakukan tinjauanke kampung daripada ke kantor. Kalau kekantor paling cuma temui tamu itu pun paling maksimal 30 menit,” ungkap DevidAyunanto. bi-tslMax, jika ada satu kampung yang tak disambanginya justru bakalmenyerang kinerja Jokowi. “Akan lebih efektif mendelegasikankepada walikota wilayah masing-masing,” kritik politikus Demokratitu. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menilai kegiatan Jokowiblusukan ke kantong-kantong permasalahan Ibu Kota sudah cukupuntuk memetakan permasalahan yang ada. Menurut Sutiyoso, kinisaatnya Jokowi kembali ke kantor mengenal dan menggerakkanpara staf serta merumuskan permasalahan kemudian melakukanaksi. “Kita tunggu action,” kata Sutiyoso.KARTU SEHAT: Jokowi meluncurkan Kartu Sehat JakartaPADEMANGAN: Jokowi blusukan di Pademangan