Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 85
P. 32
32 BERITAINDONESIA, Desember 2012 L ENTERALENTERAlebih mengenal Tuhan dan bertakwa kepadaNya,dengan sebenar-benar takwa.Dalam Ajaran Ilahi tentang penciptaan, memberikan kepada manusia tempat mulia dalam alamsemesta. Manusia diperintahkan memenuhi bumidan menguasainya.a. Dalam hal alam semesta, sesungguhnyamanusia adalah bagian dari alam ini. Manusiaadalah debu dan diciptakan dari debu tanah.Secara biologi dan badaniah manusia mempunyaibanyak kesamaan dengan binatang. Semuanya itunampak jelas dalam banyak segi hidup manusia.Manusia sebagai onggokan daging adalah lemah,dan bergantung pada belas kasihan Allah Swt.seperti semua makhluk lainnya. Bahkan dalammemanfaatkan alam untuk melayani hajat kebutuhannya, manusia harus melayani alam ini, harusmenjaganya, dan mengolahnya untuk mencapaitujuannya. Manusia tunduk kepada hukum-hukumyang sama, seperti kaidah alam, dan manusia dapatterpesona di tengah-tengah keagungan dunia yangmenjadi tempat hidupnya.Alam ini bukanlah melulu suatu kerangka ataulatar belakang yang netral bagi hidup manusia.Antara alam dan manusia ada ikatan-ikatan yangsangat mendalam dan rahasia. Alam dapat digambarkan bersuka ria, berkaitan dengan peristiwaperistiwa yang menuju kepada keselamatanmanusia, sementara alam ini juga menikmatipemulihannya. Di pihak manusia ada simpatinaluriah terhadap alam, dan manusia harusmenjunjung tinggi hukum-hukum alam, harusmengakui kenyataan ketergantungannya padaalam, dan harus membanting tulang untukmendapat makanan yang dibutuhkannya dari alamsekitarnya supaya ia dapat hidup, juga hal-hal yangdapat memperkaya kebudayaannya.b. Namun manusia tidak bisa mendapat maknasebenarnya dari hidup dalam alam yang dilukiskan tadi. Binatang-binatang tidak dapat menjadipenolong yang layak baginya. Manusia mempunyaisejarah dan masa depan yang harus disempurnakan, unik di tengah-tengah makhluk dan ciptaanlainnya. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifahNya di bumi, tergambar dalam kekuasaanmanusia atas dunia ini, atau dalam daya pikirnya.Tatkala Allah menciptakan manusia, Ia mengambil sikap dan perhatian yang sangat khusus danmendalam terhadap manusia itu. Dan cara pendekatanNya ialah melibatkan diriNya dalam hubungan yang lebih erat dengan manusia ciptaan-Nya itu,dibandingkan dengan semua ciptaan lainnya.Manusia dimampukan menanggapi ucapan AllahSwt. yang penuh kasih sayang, dengan kasih sayangpribadi dan kepercayaan. Hanya dalam jawabankasih sayang pribadi dan kepercayaan demikianlahmanusia bisa menjadi “apa sebenarnya dia”.Petunjuk/hidayah Ilahi yang olehnya manusiahidup, menempatkan manusia dalam suatuhubungan yang meninggikan dia di atas semuaciptaan lain di sekelilingnya, dan mengaruniakankepadanya martabat sebagai makhluk Allah, yangdiciptakan menurut citra Ilahi dan memantulkankemuliaan Ilahi. Manusia memiliki martabat inibukan sebagai perseorangan yang terisolir dihadapan Allah, melainkan hanya jika ia beradaKisah Manusia Tulisan ini selain mengupas barang sedikit tentangpengenalan diri tentang manusia sebagai ciptaanTuhan, manusia dan alam, tujuan manusia, strukturmanusia, keterjerumusan manusia dalam dosa,manusia dan fitrahnya, juga berupaya mengenaliBapak-Bapak Leluhur manusia dari periode keperiode, sejak diproklamirkan oleh Tuhan, bahwaTuhan mencipta manusia sebagai khalifahNya.Manusia khalifah Tuhan ini tentunya adalahmanusia yang berperadaban, karena berfungsisebagai khalifah Tuhan di bumi. Bapak-BapakLeluhur umat manusia berperadaban dapatdigolongkan dalam beberapa periode, dimulai darisejak Nabi Adam As. sampai dengan periodeperiode sesudahnya.Oleh: Syaykh al-Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji GumilangPada kesempatan Idul Kurban tahun ini,1433 H/26 Oktober 2012 M, sayamengajak semua kita, untuk lebih mengenali diri secara mendalam. Agar dapat